Jumat, 21 Oktober 2016

SERBAT HOT !!!

MAJIKAN DI PERKOSA PEMBANTU HINGGA KETAGIHAN MELAKUKAN SEX

Dadupoker
Siang semua para pembaca setia kami SERBA HOT!!!, Kembali lagi bersama kami dihari yang cerah ini mendung - mendung gimana gitu, Cocok banget ni broOoo untuk baca cerita HOT yang akan kami bagikan pada hari ini, Yuk jangan banyak basa-basi lagi langsung saja sikat broooo.....di bawah ini .

Gila, hanya kata itu yang ada dalam benak Gua saat mengingat kisah pemerkosaan dari para pembantu yang hingga kini menjadi skandal perselingkuhan. Gua dibuat liar oleh mereka, sungguh ini bukan kehendak Gua ?? tapi Saya sangat menikmatinya. Cerita panas yang sampai kini menjadi rahasia dalam rumah tangga Gua .

Di dalam ruangan itu terlihat sunyi beberapa dari mereka tidak sanggup melihat dua orang suami istri terbujur kaku, sedangkan di sampingnya terdapat anak yang masih berusia 11 tahun yang sedang menangisi ke dua orang tuanya, karena merasa kasihan Saya meminta izin suami Saya untuk menemuinya,
setelah mendapat izin Gua lalu menghampiri anak tersebut berharap dapat menenangkan hati anak tersebut,
“Al..” panggil Saya pelan sambil duduk di sampingnya, “sudah jangan nagis lagi, biarkan kedua orang tuamu beristirahat”
Anak itu tetap menangis, beberapa detik dia memandangku dan tidak lama kemudian dia langsung memeluk Saya dengan air mata yang bergelinang,
“tante, hiks…hiks… Aldi ga mau sendirian, Aldi mau mama, papa…” dengan penuh rasa kasih sayang Saya mengelus punggungnya berharap dapat meringankan bebannya,
“tante… bangunin mama,”katanya sambil memukul pundak Gua, Gua semakin tak kuasa mendengar tangisnya, sehingga air matakupun ikut jatuh.
“Aldi, jangan sedih lagi ya? Hhmm… kan masih ada tante sama om,” Gua melihat ke belakang ke arah suami Gua  sambil memberikan kode, suami Saya mengangguk bertanda dia setuju dengan usulku,
“mulai sekarang Aldi boleh tinggal bersama tante dan om, gi mana?” tawarku sambil memeluk erat kepalahnya,
Sebelum lebih jauh mohon izinkan Saya untuk memperkenalkan diri, namaku Lisa usia 25 tahun Saya menikah di usia muda karena kedua orang tuaku yang menginginkannya, kehidupan keluarga Gua  sangaatlah baik, baik itu dari segi ekonomi maupun dari segi hubungan intim, tetapi seperti pepata yang mengatakan tidak ada gading yang tak retak,
begitu juga dengan hidupk Saya walaupun Saya memiliki suami yang sangat mencintai Gua  tetapi selama 4 tahun kami menikah kami belum juga dikaruniai seorang anak sehingga kehidupan keluarga kami terasa ada yang kurang, tetapi untungnya Saya memiki seorang suami yang tidak perna mengeluh karena tidak bisanya aku memberikan anak
untuknya untuk membalas budi baik kakak Saya , Saya dan suamiku memutuskan untuk merawat anaknya Aldi karena kami pikir apa salah menganggap Aldi sebagai anak sendiri dari pada Saya dan suamiku harus mengangkat anak dari orang lain,

Sudah satu minggu Aldi tinggal bersama kami, perlahan ia mulai terbiasa dengan kehidupannya yang baru, Saya dan suamiku juga meresa sangat senang sekali karena semenjak kehadirannya kehidupan kami menjadi lebih berwarna, suamiku semakin bersemangat saat bekerja dan sedangkan aku kini memiliki kesibukan baru yaitu merawat Aldi,
“Bi…. tolong ambilin tasnya Aldi dong di kamar saya,” memanggil bi Mar
Hari ini adalah hari pertama Aldi bersekolah sehingga Saya sangat bersemangat sekali, setelah semuanya sudah beres Saya meminta pak Rojak untuk mengantarkan Aldi ke sekolahnya yang baru, beberapa saat Aldi terseyum ke arah Saya sebelum dia berangkat ke sekolah. Seperti pada umumnya ibu rumah tangga, Saya berencana menyiapkan makanan yang special untuk Aldi sehingga Saya memutuskan untuk memasak sesuatu di dapur,
tetapi saat Saya melangkah ke dapur tiba-tiba kaki Saya terasa kaku saat melihat kehadiran pak Isa yang sedang melakukan hubungan intim dengan mba Ani, mereka yang tidak menyadari kehadiran Gua  masih asyik dengan permainan mereka,
“Hmm… APA-APAAN INI?” bentakku ke pada mereka, mendengar suara Saya mereka terlihat tanpak kaget melihat ke hadiran Saya , “kalian benar-benar tidak bermoral, memalukan sekali!”
Mereka tanpak terdiam sambil merapikan kembali pakaian mereka masing-masing, beberapa saat Gua melihat penis pak Isa yang terlihat masih sangat tegang, sebenarnya Saya sangat terkejut melihat ukuran penis pak Isa yang besar dan berurat, berbeda sekali dengan suami Saya 
“maafin kami Bu,” kini Ani membuka mulutnya, sedangkan pak Isa masih terdiam,

“Maaf… kamu benar-benar wanita murahan, kamu tahu kan pak Isa itu sudah punya istri kenapa kamu masih juga menggoda pak Isa, kamu itu cantik kenapa tidak mencari yang sebaya denganmu?” emosi Saya semakin memuncak saat mengingat bi Mar istri dari pak Isa, “saya tidak menyangka ternyata anda yang sangat saya hormati ternyata tidak lebih dari binatang, betapa teganya anda menghianati istri anda sendiri,” beberapa kali aku menggelengkan kepalahku, sambil menunjuk ke arahnya,
“maaf Bu ini semua salah saya, jangan salahkan Ani” kata pak Mar yang membela Ani,
“mulai sekarang kalian saya PECAT, dan jangan pernah menyentuh ataupun menginjak rumah ini, KELUAR KALIAN SEMUA!!” bentak Gua 
Mendengar perkataanku Ani terlihat pucat tidak menyangkah kalau kelakuan bisa membuatnya kehilangan pekerjaan, sedangkan pak Isa terlihat tenang-tenang saja malahan pak Isa tanpak terseyum sinis,
“he..he… Ibu yakin dengan keputusan Ibu,” pak Isa tertawa mendengar perkataan Saya , perlahan pak Isa mendekati Saya , “jangan perna main-main dengan saya Bu,” ancamnya dengan sangat sigap pak Isa menangkap kedua tangan Saya ,

“apa-apaan ini lepaskan saya, atau saya akan berteriak,” Saya mencoba mengancam balik mereka yang sedang mencoba mengikat kedua tanganku,
“teriak saja Bu, tidak akan ada orang yang mendengar,” timpal Ani sambil membantu pak Isa mengikat kedua tanganku,

Apa yang di katakan Ani ada benarnya juga, tetapi walaupun begitu Saya tidak mau menyerah begitu saja dengan susah paya Saya berusaha melepaskan diri tapi sayangnya tenaga Gua  kalah besar dari mereka berdua, tanpa bisa berbuat apa-apa Saya hanya dapat mengikuti mereka saat membawaku ke dalam kamar pak Isa. Sesampai di kamar Saya di tidurkan di atas kasur yang tipis, sedangkan Ani mengambil sebuah Hp dan ternyata Hp itu di gunakan untuk merekam Saya , sehingga kehawatiran Saya semakin menjadi-jadi.

“kalian biadab, tidak tau terimakasih ****** kalian!” air mata Saya tidak dapat kubendung lagi saat jari-jemari pak Isa mulai merabahi paha Saya yang putih,
“ja-jangan, mau apa kalian lepaskan saya  Saya mohon jangan ganggu saya,” kata Saya di sela-sela isak tangis,
“siapa suruh ikut campur urusan saya, he…he… maaf bu ternyata hari ini adalah hari keberuntungan saya, dan hari yang sial bagi Ibu,” semakin lama Saya merasa tangannya semakin dalam memasuki daster Gua ,
“tidak di sangkah impian saya akhirnya terkabul juga,”” sambungnya sambil meremasi paha bagian dalam Saya ,
“makanya Bu jangan suka ikut campur urusan orang,” kini giliran Ani yang menceramahi Saya ,
“ya, saya ngaku salah tolong lepasin saya,” kini Saya hanya dapat memohon agar mereka sedikit iba melihat Saya , tetapi sayangnya apa yang kuharapkan tidak terjadi, pak Isa tanpa semakin buas memainkan diri Saya 
Saya hanya dapat melihat pasrah saat dasterku terlepas dari tubuh Gua , kedua payudara Saya  yang memang sudah tidak tertutupi apa-apa lagi dapat dia nikmati, jari-jarinya yang kasar mulai memainkan selangkangan Saya ,
“sslluupss…sslluuppss… hhmm…. ayo Bu puaskan saya?” pinta pak Isa, sambil mengulum payudara Saya beberapa kali lidahnya menyapu putting susu Saya  yang mulai mengeras,
“ko’ memiawnya basah bu, he…he…” memang harus diakui, tubuh Saya tidak dapat membohonginya walaupun bibir Saya  berkata tidak,
“wa…wa… Ibukan sudah punya suami ko’ masih juga menggoda laki orang lain, ga malu ya Bu,” Ani melotottiku seolah-olah ingin membalas perkataanku tadi, “dasar wanita munafik, sekarang Ibu tau kan kenapa saya menyukai pak Isa,”bentak Ani kepada Saya , sehingga membuat hati Saya terasa amat sakit mendengarnya,

“aahhkk… pak, hhmm…. pak sudah jangan di terusin…” kata Saya  dengan kaki yang tidak dapat diam saat jarinya menyelusup kedalam vagina Saya  yang sudah banjir, perlahan kurasakan jari telunjuknya menyelusuri belahan vagina Saya ,
“oo… enak ya? he…he…” pa Isa tertawa melihat Saya yang sudah semakin terangsang, leherk Saya terasa basah saat lidah pak Isa menjilati leher Saya yang jenjang,
Dengan sangat kasarnya pak Isa menarik celana dalam Saya , sehingga vagina Saya yang tidak di tumbuhi rambut sehelaipun terlihat olehnya, Saya memang sangat rajin mencukur rambut vagina Gua  agar terlihat lebih bersi dan seksi.
Ani berjongkok di sela-sela kaki Saya , kamera Hp di arahkan persis di depan vagina Saya yang kini sudah tidak ditutupi oleh sehelai kain, tanpa memikirkan perasaan Saya pak Isa membuka bibir vaginaku sehingga bagian dalam vagina Saya dapat di rekam jelas oleh Ani, beberapa kali jari telunjuk pak Isa menggesek clitorisku,

“ohk pak plisss.. jangan…? saya malu…” Saya merasa sangat malu sekali di perlakukan seperti itu, baru kali ini aku bertelanjang di depan orang lain bukan suamiku sendiri,
“Ha…ha… malu kenapa Bu? ****** aja tidak malu ga pake baju masa ibu malu si…” katanya yang semakin merendahkan derajat Saya , setelah puas mempertontonkan vagina Saya  di depan kamera, pak Isa bertukar posisi dengan Ani untuk memegangi kaki Saya  sedangkan pak Isa berjongkok tepat di bawa vagina Saya ,

Dengan sangat lembut pak Isa menciumi paha Saya  kiri dan kanan secara bergantian, semakin lama jilatannya semakin ke atas menyentuh pinggiran vagina Saya ,
“aahkk… sudah pak, rasanya sangat geli hhmm…” Saya  berusaha sekuat tenaga mengatupkan kedua kaki Saya  tetapi usaha Saya  sia-sia saja, dengan sangat rakus pak Isa menjilati vagina Saya  yang berwarna pink, sedangkan Ani tanpa puas melihat keadaan Saya  yang tak berdaya,

“nikmatin aja Bu, he..he.. saya dulu sama seperti ibu selalu menolak tapi ujung-ujungnya malah ketagihan” kata Ani tanpa melepaskan pegangannya terhadap kaki Saya ,
Semakin lama Saya semakin tidak tahan, tiba-tiba Saya merasa tubuhku seperti di aliri listrik dengan tegangan yang tinggi, kalau seandainya Ani tidak memegang kakiku dengan sangat erat mungkin saat ini wajah pak Isa sudah menerima tendangan Saya , mata v terbelalak saat orgasme melandah tubuh Saya  dengan sangat hebat, cairan vagina Saya meleleh keluar dari dalam vagina, sehingga tubuh Saya  terasa lemas,

“ha…ha… bagaimana Bu, mau yang lebih enak….” pak Isa tertawa puas, Saya hanya dapat menggelengkan kepalaku karena Saya sudah tidak mampu lagi untuk mengeluarkan suara dari mulut Saya , perlahan pak Isa berdiri sambil memposisikan penisnya tepat di depan vagina Saya ,

“aahkk… sakit…” Saya memikik saat kepala penisnya menerobos liang vagina Saya , “uuhk… hhmm… pelan-pelan pak…” pinta Saya  sambil menarik napas menahan rasa sakit yang amat sangat di vagina Saya  karena ukuran penis pak Isa jauh lebih besar dari penis suami Saya ,

“tahan Bu, bentar lagi juga enak ko’ “ kata Ani yang kini melepaskan ikatan di tangan Saya , setelah ikatanku terlepas Ani kembali merekam adegan panas yang kulakukan,
Dengan sangat cepat pak Isa menyodok vaginaku sehingga terdengar suara “plokkss….ploskkss…” saat penisnya mentok ke dalam vagina Saya  yang mungil,
“aahhkk… aahhkk… aaahh… oooo…”semakin cepat sodokannya suara Saya  semakin lantang terdengar,

“oh yeeaa… enak Bu, hhmm… ternyata memiaw Ibu masih sempit sekali walaupun sudah perna menikah,” katanya memuji Saya , tetapi mendengar pujiannya Saya tidak merasa bangga melainkan aku meresa jijik terhadap diriku sendiri,

Saya merasa vagina seperti di masuki benda yang sangat besar yang mencoba mengorek isi dalam vagina Saya , rasanya memang sangat sakit sekali tetapi di sisi lain Saya merasa sangat menikamati perkosaan rehadap diri Saya , selama ini Saya belum perna merasakan hal seperti ini dari suami Saya  sendiri,

“ayo sayang, bilang kalau tongkol saya enak…” dengan sangat kasar pak Isa meremasi kedua payudara Saya ,
“ti-tidak…. ahk… hhmm…” Saya di buat merem melek olehnya,
“ha..ha.. kamu mau jujur atau tidak, kalau tidak hhmm… saya akan adukan semua ini kepada suamimu, ha…ha…” katanya mengancam Saya  dengan tawa yang sangat menjijikan,

“ja-jangan pak,” Saya memohon ke padanya, karena takut dengan ancamannya akhirnya Saya menyerah juga “iya, aahhkk… Saya suka…” kataku dengan suara yang hampir tidak terdengar,
“APA… SAYA TIDAAK MENDENGAR?” pak Isa berteriak dengan sangat kencang sehingga gendang telinga terasa mau pecah mendengar teriakannya,

“IYA PAK, ENAK SEKALI SAYA SUKA SAMA tongkol BAPAK….aahhk…uuhhkk!!” dengan sekuat tenaga Saya berusaha tegar dan berharap semuanya cepat berlalu,
Setelah berapa menit kemudian tubuh Saya  kembali merasa tersengat oleh aliran listrik saat Saya kembali mengalami orgasme yang ke dua kalinya,
Dengan sangat kasarnya pak Isa menarik tubuh Saya  sehingga Saya berposisi menungging, pantatk Saya  yang bulat dan padat menghadap dirinya,
“hhmm… indah sekali pantatmu sayang” katanya sambil meremasi bongkahan pantat Saya ,
“pak, saya mohon cepat lakukan,”

“ha..ha.. kenapa Bu, sudah ga tahan” berkali-kali pantat Saya  menerima pukulan darinya, sebenarnya Saya tidak menyangka dengan kata-kata Saya  tadi bisa membuatku semakin renda di mata mereka, sebenarnya Saya hanya bermaksud agar semua permainan ini segera berakhir tapi sayangnya pak Isa tidak menginginkan itu,
“tenang Bu, santai saja dulu?”
Pak Isa sangat pintar memainkan tubuh, dengan sangat lembut jari kasarnya menyelusuri belahan pantatku dari atas hingga ke bawah belahan vagiana, gerakan itu di lakukan berkali-kali sehingga pantat Saya  semakin terlihat membusung ke belakang,

“ohhkk… pak, hhhmm….” Saya pejamkan mataksaat jarinya mulai menerobos lubang anusku, dengan gerakan yang sangat lembut jarinya keluar masuk dari dalam anus, “ahhkk….ooo… ssstt…uuuuu… pak” ternyata rintihan Saya  membuat pak Isa semakin mempercepat gerakan jarinya,

pak Isa dengan rakusnya kembali menjilati vagina Saya dari belakang sedangkan jari-jarinya masih aktif mengocok anus Saya . Pada saat Saya sangat terangsang tiba-tiba kami mendengar suara ketukan yang kuyakini itu adalah pak Rojak yang baru pulang dari mengantar Aldi,

“Pak Rojak tolongin saya…” kataku berharap ia bisa membantuku untuk lepas dari pelecehan yang Saya alami, dengan santainya Ani membukakan pintu tanpa rasa takut kalau pak Rojak mengadukan kejadian ini ke pada suamiku, pak Rojak tanpak kaget saat melihat keadaan Saya  yang sedang di gagahi oleh pak Isa,
“pak, tolong ku mohon,” kataku memelas,
“Wa…wa…. apa-apaan ini, “ beberapa kali pak Rojak menggelengkan kepalahnya dengan mata yang tak henti-hentinya memandangi tubuh mulus Saya ,
“Udah pak, jangan sok mau jadi pahlawan kalau bapak mau embat aja, dia sudah menjadi budaknya saya,” pak Isa mulai membujuk pak Rojak dan Saya hanya bisa berharap pak Rojak tidak memperdulikan tawaran pak Isa,
“kenapa bengong? sini ikutan!” ajaknya lagi
“jangan pak saya mohon tolongin saya,” Saya mengiba ke pada pak Rojak, tetapi pak Isa tidak mau kalah kedua jarinya membuka bibir vagina Saya ,
“bapak liat ni, memiawnya sudah basa banget… wanita ini munafik” pak Rojak terdiam seperti ada yang sedang di piirkannya,
“memiawnya masih sempit lo, apa lagi anusnya kayaknya masih perawan,” bujuk pak Isa berharap pak Rojak mau bergabung dengannya untuk menikmati tubuhku,
Akhirnya pak Rojak tidak tahan melihat vagina Saya  yang becek terpampang di depannya,
“hhmm… oke lah tapi boolnya buat saya ya, ” tubuh Saya  semakin terasa lemas, kini Saya sudah tidak tau harus meminta tolong ke pada siapa lagi, perlahan pak Rojak mendekati Saya ,
“sekarang Ibu dudukin tongkol saya, cepat…” perintah pa Isa sambil tidur telentang dengan penis yang mengancung ke atas, dengan sangat pelan Saya menuduki penis pak Isa,

“eennnggkk…. “ Saya menggigit bibir bawahku saat kepala penis pak Isa kembali menembus vagina Saya , perlahan penis itu amblas ke dalam vagina Saya , dengan sangat erat pak Isa memeluk pinggang agar tidak dapat bergerak,
Setelah melepas semua pakaian yang ada di tubuhnya, pak Rojak mendekati dengan penis berada di depan anusku beberapa kali pak rojak menamparkan penisnya ke pantat Saya ,

“pak sakit… aahhkk… aahkk… ja-jangan pak saya belum pernah” Saya berusaha melepaskan diri saat pak Rojak mulai berusaha memasuki anus Saya , sempat beberapa kali ia gagal meembus anus Saya  yang memang masih perawan,
“ha…ha… ayo dong Pak, masak kalah sama cewek si…” kata pak Isa mmemanas-manasi pak Rojak agar segera membobol anus Saya , pak rojak yang mendengar perkataan pak Isa menjadi lebih beringas dari sebelumnya,

“AAAAAA….” Saya berteriak sekencang-kencangnya saat penis pa Rojak berhasil menerobos anus Saya , tanpa memberikan aku nafas ia menekan penisnya semakin dalam, “aahkk…. oohhkk… pak, hhmm…” Saya merintih ke sakitan saat pak Rojak mulai memaju mundurkan penisnya di dalam anus Saya ,

“gi mana pak? Enak kan?” tanya pak Isa yang kini ikutan memaju mundurkan penisnya di dalam vagina Saya ,
“eehhkknngg… mantab pak, enak banget he….he… hhmm….” semakin lama kedua pria tersebut semakin mempercepat tempo permainan kami,

Sudah beberapa menit berlalu kedua orang pria ini belum juga menunjukan kalau mereka ingin ejakulasi, sedangkan diri Saya  sedah beberapa kali mengalami orgasme yang hebat sehingga tubuhku terasa terguncang oleh orgasmeku sendiri. Setelah beberapa menit aku mengalami orgasme tiba-tiba pak Isa menunjukan bahwa dia juga ingin mencapai klimaks. Dengan sekuat tenaga pak Isa semakin menenggelamkan penisnya ke dalam vagina Saya  dalam hitungan beberapa detik kurasakan cairan hangat membasahi rahim Saya ,

“aahkk… enak…. hhmm…” gumamnya saat menyemburkan sperma terakhirnya, setelah puas menodai Saya  pak Isa melepas penisnya di dalam vagina Saya  begitu juga dengan pak Rojak yang melepaskan penisnya di dalam anus Saya ,
“buka mulutmu cepetan,” perintah pak Rojak sambil menarik wajah Saya  agar menghadap ke arah penisnya yang terlihat berdeyut-deyut, Saya sangat kaget sekali saat pak Rojak memuntahkan spermanya ke arah wajah Saya , sehingga wajah Saya  ternodai oleh sperma pak Rojak,

Kini Saya benar-benar sudah tidak memiliki tenaga sedikitpun, untuk mengangkat tubuh Saya  saja terasa sangat berat sekali, sedangkan mereka tanpa puas memandang Saya  yang sedang berpose mengangkang di depan mereka karena kedua kaki Saya  kembali dipegangi Ani, sperma yang tadi di muntahkan pak Isa terasa mengalir keluar dari dalam vagina Saya ,
********
Saya duduk di atas sofa sambil melihat anak angkatku Aldi yang sedang di temani suamiku belajar, wajah mereka terlihat sangat cerah sekali bertanda bahwa mereka sangat bahagia, entah kenapa tiba-tiba di pikiranku terlintas kembali apa yang terjadi tadi pagi yang menimpa diri Saya , semakin Saya berusaha melupakannya rasanya ingatan itu semakin menghantui Saya , Saya tidak bisa membayangkan kalau sampai suamiku mengetahui kalau Saya di perkosa oleh ketiga pembantuku sendiri,

“hhmm… gi mana Aldi sudah negerti belom” kataku sambil mengucek rambutnya yang sedang sibuk menghitung soal yang di berikan suamiku, “ya sudah kalau begitu mama bikinin minuman dulu ya, buat kalian,” kata Saya  yang di sambut dengan teriakan mereka berdua,
Baru satu langkah Saya keluar dari kamar tiba-tiba pergelangan tangan Saya  terasa sakit saat pak Rojak menarik tanganku,

“bapak apaan sih!?” bentak Saya  dengan suara yang sangat pelan,
“ssstt… jangan berisik…” kata pak Rojak dengan jari telunjuk di bibirnya, “nanti suami dan anak mu dengar, hhmm… bapak cuman mau ini Bu,” katanya lagi sambil mencubit payudara Saya , dengan sigap Saya mundur ke belakang,

“jangan main-main pak,” beberapa kali aku memandang pintu kamar Saya  yang tidak tertutup rapat, tetapi pak Rojak tidak kehabisan akal dia balik mengancam Saya  dengan mengatakan akan membongkar semua rahasia Saya  ke pada suamiku, sehingga nyaliku menjadi ciut,
“oke, hhmm… kalau begitu bapak ikut saya” kata Saya  dengan suara yang bergetar, karena sudah tidak tahu lagi harus melakukan apa, dia terseyum puas melihat Saya  tak berdaya dengan permintaanya,
“maaf Bu, saya inginnya di sini bukan di tempat lain,” katanya dengan suara yang cukup jelas,
setelah berkata seperti itu pak Rojak langsung memeluk Saya  dengan erat sehingga aku sulit bernafas, “hhmm… bauh tubuh ibu benar-benar menggoda saya,” perlahanku rasakan lidahnya menjulur ke leher Saya 
“pak ku mohon, jangan di sini” pintaku ke padanya,
Pak Rojak yang mengerti kekhawatiranku langsung membalik tubuhku menghadap daun pintu kamarku yang sedikit terbuka,
“Ibu bisa bayangkan kalau sampai orang yang sedang di dalam kamar Ibu mengetahui apa yang sedang Ibu lakukan,” ancamnya sambil menarik rambutku sehingga aku harus menutup mulutku dengan telapak tanganku agar suara terikan Saya  tidak terdengar oleh suami dan anakku,

“Pak ku mohon jangan di sini,” Saya hanya bisa menurut saja saat pak Rojak menyuruh Saya  untuk menungging dengan tangan yang menyentuh lantai, sedangkan wajah Saya  menghadap ke celah pintu kamarku yang terbuka,
“tahan ya Bu,” katanya sambil menyingkap dasterku, sehingga celana dalam Saya  yang berwarna hitam terpampang di depan matanya, dengan sangat kasar pak Rojak meremas kedua buah pantat Saya  yang padat sehingga aku tak tahan untuk tidak mendesah,

“aahkk.. pak hhmm.. ja-jangan di sini pak,” pak Rojak diam saja tidak mendengar kata-kata Saya  melainkan pak Rojak semakin membuat Saya  terangsang dengan mengelus belahan vagina dari belakang,
“kalau kamu tidak mau ketahuan jangan bicara,” bentak pak Rojak sambil memukul pantat Saya 
“ta-tapi pak, oohhkk… Saya ga kuat,” kata Saya  dengan suara yang sangat pelan, “ku mohon pak mengertilah,”

Pak Rojak seolah-olah tidak mau tahu, kini dengan rakusnya pak Rojak menjilati vagina Saya  yang masih tertutup celana dalam Saya , sehingga Saya merasa celana dalam Saya  tampak semakin basah oleh air liurnya. Setelah puas menciumi vaginaku pak Rojak meminta Saya  untuk membuka celana dalam Saya  sendiri masih dengan posisi menungging. Sangat sulit bagi Saya  untuk melepaskan celana dalam Saya  dengan posisi menungging belum lagi Saya harus bekonsentrasi agar suara Saya  tidak keluar dengan keras walaupun pada akhirnya Saya berhasil menurunkan celana dalam Saya  sampai ke lutut,
“hhuuu… mantab….” katanya sambil merabahi vagina Saya  dari belakang, “kamu mau tahukan gimana rasanya ngent*t di depan suamimu sendiri,” katanya lagi sambil menunjuk ke arah suami Saya  yang sedang mengajari anaku Aldi,
“pak, ja-jangan…” Saya sangat takut sekali kalau suamiku melihat ke arah Saya , tiba-tiba Saya di kejutkan dengan jari telunjuk pak Rojak yang langsung memasuki vagina Saya  sehingga Saya terpekik cukup keras,
“sayang… ada apa?” kata suamiku dari dalam, saat mendengar suara Saya .

“aahkk… tidak pa, cuman hhmm.. tadi ada tikus lewat,” jawab Saya  asal-asalan agar suami Saya  tidak curiga ke pada Saya , tetapi untungnya suamiku tidak melihat ke arah Saya , dalam keadaan terjepit seperti ini pak Rojak masih asyik mempermainkan vagina Saya  dari belakang,
“ada tikus??” katanya lagi seolah-olah tidak percaya, “apa perlu papa yang usir,” mendengar tawarannya nafas Saya  teras berhenti tetapi untungnya Saya masih banyak akal,
“aahhgg… ga usah hhmm.. pa…” kata Saya  terputus-putus menahan rasa nikmat yang di berikan pak Rojak kepada Saya , untungnya suami Saya  tidak curiga dengan suara Saya ,

“asyikan Bu, ngobrol dengan suami sambil di mainin memiawnya,” Saya memandangnya dengan wajah yang memerah karena nafsu Saya  sudah di puncak, “ko’ diam cepat ajak suami Ibu ngobrol,” mendengar perkataanya Saya langsung melotot ke arahnya, “Ibu mau kalau suami Ibu tau apa yang sekarang Ibu lakuin,” mendengar ancamannya Saya kembali terdiam,

Dengan sangat terpaksa Saya kembali mengajak suami Saya  mengobrol, walaupun di dalam hati Saya merasa was-was takut kalau suami Saya  menyadari suara Saya  yang berubah menjadi desahan,
“paaa… ma-mau minum apa?” tanya Saya  yang kini sedang diperkosa oleh pak Rojak, tanpa kusadari pak Rojak sudah memposisikan penisnya di depan ibir vagina Saya  sehingga beberapa kali aku terpanjat saat pak rojak menghantamkan penisnya dengan sangat keras ke dalam vagina Saya ,

“terserah mama saja… papa sama Aldi ikut aja,”
“iya ma, apa aja asalkan enak,” sambung Aldi,
Waktu demi waktu telah berlalu sehingga sampai akhirnya sikap Saya  berubah menjadi sedikit liar dan mulai menyukai cara pak Rojak memperkosa Saya  walaupun pada awalnya hatiku terasa miris sekali di perlakukan seperti ini,
“aahk…. pak hhmm.. enak,” Saya melenggu panjang saat orgasme melandah Saya , kini perkosaan yang Saya alami berganti dengan perselingkuhan Saya dengan pembantuku,

“ohhk… memiaw istri majikan ternyata enak sekali, ahhkk…” katanya yang terus-terusan menggoyang penisnya di dalam vagina Saya ,
“pak… aahhkk… eehkk… Saya hhmm… ingin keluarrr, uuhhkk…” kali ini suara Saya  terdengar sangat manja
Beberapa menit kemudian kami mengerang bersamaan saat kenikmatan melanda kami berdua, setelah merasa puas Saya dan pak Rojak kembali merapikan pakaian kami masing-masing, sebelum pak Rojak pergi meninggalkan Saya  sempat terlihat seyumannya yang tersungging di bibirnya.
Setelah membuatkan minuman Saya kembali ke kamar Saya  menemui anak dan suamiku, mereka terlihat tanpak senang sekali melihat Saya  hadir dengan membawa minuman dan makanan kecil,
“ini di minum dulu, nanti baru di lanjutin lagi,” kata Saya  sambil meletakan cangkir dan piring di atas meja kecil yang di gunakan Aldi untuk belajar,

“makasi mama…” kata Aldi yang langsung saja menyambar minuman yang baru Saya  bikin, entah kenapa setiap kali melihat Aldi hati Saya  terasa menjadi damai, dan semua masalah seperti terlupakan,
Saya merasa sedikit aneh, saat suamiku memandangku dengan tatapan mencurigakan sehingga Saya memberanikan diri untuk bertanya ke padanya,

“ada pa, ko memandang mama seperti itu” kata Saya  sambil mengupas jeruk untuk Aldi yang sedang menulis,
suamiku mendekatkan mulutnya ke telinga Saya , “hhmm.. sayang ko’ kamu bau hhmm… gitulah…” mendengar pertanyaannya jantung Saya  terasa berhenti,
“bau, bau apa pa?” tanya Saya  untuk memastikan apa maksud dari pertanyaan suami Saya ,
“kamu tadi ko’ lama ma,” kami terdiam beberapa saat, “mama abis dari kamar mandi ya, hhmmm… papa jadi curiga ni,” katanya sambil tertawa memandang Saya , mendengar perkataanya Saya menjadi sedikit lega,
“Iya ni pa, abis kangen si…” kata Saya  manja sambil mencubit penis suami Saya .
Setelah yakin Aldi tertidur pulas, suami Saya  mengjak Saya  untuk melayaninya semalaman suntuk. Tubuh Saya  memang terasa lelah karena seharian harus mengalami orgasme, tetapi di sisi lain Saya sangat senang karena suami Saya  tidak mencurigai Saya karena bau tubuh Saya  seperti bau orang yang habis bercinta.
Hampir tiap hari Saya merengkuh kenikmatan bersama para pembantuku, kenikmatan yang tidak Saya dapatkan dari suamiku yang membuat Saya semakin liar untuk bermain dengan pembantuku, Selesai.

Bagaimana bro perselingkuhan ini ? hahaha gokil engak ?? makanya untuk cerita dewas yang hot berikutnya di tunggu lagi ya brooo.... Selamat beraktifitas kembali, Terimakasih .

0 komentar:

Posting Komentar