Senin, 24 Oktober 2016

SERBA HOT !!!

MAKIN BERGAIRAH SAJA HUBUNGAN GUA DENGAN MAMAKU SENDIRI

Dadupoker
HUBUNGANKU DENGAN MAMA MAKIN BERGAIRAH DARI WAKTU KE WAKTU

Salam sejahtera kepada anda para pembaca setia kami SERBA HOT, Kembali lagi bersama kami yang slelau memberikan cerita dewasa yang hot kepada anda, Tanpa basa-basi lagi Segera yuk libas brooooOO ..

Cerita mesum sedarah mama yang bergairah di malam ulang tahun anaknya dengan judul “ Hubungan Gua  dengan Mama Makin Bergairah dari Waktu ke Waktu ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks, selamat menikmati.

Nama Gua  Rio. Merry nama mamaku. Tapi Gua sendiri tidak yakin dia adalah ibuku. Bagaimana tidak. Dia sendiri orang Tiongkok, Gua tak ada satupun perawakan orang tiongkok. Kulit ibuku putih, matanya agak sipit, aku sendiri tidak, kulitku sawo matang, mataku sipit saja tidak. Hanya saja kata orang Gua itu ganteng alias hitam manis. Buktinya ndak sedikit cewek-cewek yang naksir Gua, Mungkin dengan sebab itulah papaku menceraikan mama, karena selingkuh.

Hal ini baru diketahui setelah Gua lahir. Dan semenjak itulah mamaku pisah dengan papa. Siapa papaku sebenarnya, sampai sekarang mama tidak pernah menceritakannya. Bahkan setelah Gua sudah dewasa pun tak pernah mama memberitahukan Gua . Namun satu yang pasti, Gua selalu dimanja oleh mamaku.

Kami tinggal di sebuah apartemen. Kami sering berbagi. Berbagi makanan, kadang juga berbagi baju, ketika baju mama habis ia pun pinjam baju Gua. Mama Gua termasuk pekerja yang ulet. Kami punya toko yang menjual alat-alat kosmetik, buka dari jam 8 sampai jam 17.

Kadang juga Gua harus membantu mama menjaga toko, walaupun ada pekerjanya juga sih. Entah alasan apa sampai sekarang mama tidak menikah lagi. Kata mama semenjak pisah dengan papa, mama pergi dari tempat kelahirannya dan menetap di kota ini .

Usia Gua  sudah 17 sekarang. Dan inilah yang salah. Kami terlalu bebas di rumah. Mama mungkin masih mengira Gua anak kecil, padahal penis aja sudah disunat (iya walaupun kami orang tiongkok tapi Gua disunat). Mama terkadang juga cuma pake baju tipis tanpa bra di rumah. Bahkan tidak malu-malu buka baju di kamar.

Dan sebenarnya kamar kami pun masih satu, tidak terpisah. Gua bahkan kadang ketika tidur masih ngelonin mama, walaupun ndak sampai bertindak jauh. Namun tentunya hal itu bikin Gua sendiri ndak nyaman tentunya. Pernah Gua tidur di ruang tamu saja, tapi mama malah marah-marah.

Yah, akhirnya harus Gua ikuti saja. Apalagi Gua sekarang sudah mengerti apa yang namanya hubungan suami istri. Sudah ngerti juga bokep, sudah ngerti bagaimana caranya bercinta. Mungkin akibat pubertas inilah kejadian itu terjadi.

Saat itu seperti biasa, Gua ada di rumah suntuk banget sedang nonton tv. Mindah-mindah channel ndak jelas. Sesekali Gua membalesi BBM dari teman-teman Gua. Mereka ngajak Guahangout esok tapi aku tolak. Lagi males kemana-mana. Lagian minggu depan sudah final exam. Buat apa habisin waktu keluar ndak jelas?

Gua dikejutkan dengan kedatangan mama membawa sebuah kotak dengan lilin di atasnya. Gua pun sumringah.

“Mama?” Gua kaget ternyata ini hari ulang tahun Gua. Gua sampai lupa.
“Selamat ulang tahun sayang,” katanya. “Sekarang udah 17 tahun ya?”
“Ampun, mama ingat ultah Gua.  Gua aja ndak ingat,” kataku.
“Masa’ sama anak sendiri ndak ingat?” kata mama.

Akhirnya Gua meniup lilinnya lalu kami merayakan pesta kecil. Kami pun saling menyuapi kue ulang tahun. “Nah, sekarang kamu mau hadiah apa dari mama, mama kasih deh?” tanya mama.

Entah kenapa mama sekarang ini seperti orang yang paling cantik bagi Gua. Wajahnya masih cantik, bahkan Gua yang sudah terbiasa dengan bentuk tubuh mamaku tiap hari pun merasa ia adalah wanita sempurna.

Gua sih ndak mau hadiah apa-apa sih ma,” jawabku.
“Nih, mama beliin buat kamu,” mama mengeluarkan sebuah arloji.
“Wow!” Gua terkejut. Pasti itu arloji mahal banget. Merk luar, elegan banget. “Makasih ya ma,”

Gua memeluk dan mencium pipi mama. Mama menciumku balik, tapi entah kenapa malah nyasar ke bibir Gua. Tapi Gua sih cuek. Mungkin salah sasaran kepingin mencium pipi. “Ya udah, mama mau masak dulu,” katanya. “Udah sore nih, mandi sana!”

Hari itu kami makan malam di rumah. Mama masak kalkun, hari itu menjadi hari perayaan Gua. Jam sudah menunjukkan pukul 23.00. Aku sudah mau beranjak tidur. Mama sendiri membereskan semuanya mematikan lampu ruang tengah dan masuk kamar. Dan seperti biasa kami tidur seranjang. Gua langsung merebahkan diriku. Mama juga demikian. Saat itulah kami berbincang-bincang sebentar.

“Kamu tidak punya pacar, Rio?” tanya mama.
“Tidak mam,” kataku.
“kenapa? kau jarang gaul ya?” tanya mama.

“Belum kepikiran mam, kepingin belajar dulu sampe pinter, trus kerja yang bener baru deh mikirin pacar. Kasihan mama kalau kerja melulu,” kata Gua. “Kamu ini, ya udahlah,” kata mamaku. Gua peluk mamaku. Awalnya tak ada perasaan aneh.

Bahkan biasa saja, karena memang tiap hari Gua juga meluk mamaku kalau tidur. Malam itu Gua bermimpi. Mungkin ini yang disebut mimpi basah. Gua bermimpi bercinta ama mamaku. Entah bagaimana pokoknya setelah mimpi itu Gua terbangun. Kamar masih gelap. Gua melihat jam masih jam 3.

Gila kenapa Gua malah mimpiin mama sendiri? Posisi Gua sudah berubah. Memang Gua memeluk mama tapi sekarang mama ada di hadapanku. Kami berpelukan. Terdengar dengkuran halus mama. Lho, perasaan mama tadi pakai baju deh, koq sekarang nggak?

Gua bisa merasakan kulit mama dan eh benar, mama ndak pake baju. Gua makin terkejut setelah merasakan kalau mama cuma pake bra kaos dan CD. Dan akibat Gua horni dari bermimpi kelamin Gua ngaceng berat sekarang. Dan menekan perut mama. Duh, gimana ini?

Gua pun beranikan diri untuk memegang buah dadanya. Dari bra kaos itu, Gua bisa merasakan putingnya. Gua pun memijat dan meremas buah dadanya. Sesekali puting itu Gua sentuh dan kuusap. Mama menggeliat. Saat menggeliat Gua diam. Namun setelah ia tenang Gua teruskan lagi. Gua tak bisa melihat wajah mama karena lampu kamar memang dimatikan. Namun aku kemudian mendengar suara lirih, “Kamu bikin mama kepengen.”

DEG Gua terkejut.

“Mm…maaf ma,” kataku. Gua menarik tangan, tapi mama malah menarik tangan Gua untuk tetap di dadanya. “Shh…gak apa-apa, lanjutin aja!” katanya. Gua setelah itu melanjutkan aktivitasku lagi. Kali ini yang keluar dari mulut mama adalah desahan.

Lama kelamaan mama pun mengusap-usap penis Gua dari luar kolorku. “Udah besar,” kata mama. “Mama kepengen dan cuma kamu yang ada. Kalau kamu tak keberatan berikan keperjakaanmu buat mama ya Rio?”

Gua diam membisu. Bingung mau jawab apa. Kemudian Gua berkata, “Tapi…akukan anakmu ma?” “Sudah kepalang tanggung,” kata mama. Ia tiba-tiba mencium bibir Gua. Ia memanggutku, dan seketika itu pula suasana menjadi panas. Mama memangutku dengan ganas.

Gua hanya bisa mengimbanginya dan menerima apapun yang dilakukan mama. Ia melepaskan bra dan CD-nya. Ia pun menarik kolor Gua. Kemudian dalam ketelanjangan kami bergumul, saling mencium, menghisap. Ia menciumi tubuhku anaknya sendiri. Mama pun mengocok penis Gua, diurut-urut, lalu ia pergi ke bawah dan tiba-tiba sudah mengulum penis Gua.

“Oh…ma…enak banget,” kataku.

Ia mengulum kepala penis Gua, dipermainkannya dengan lidahnya. Lalu dengan satu gerakan ia masukkan ke mulutnya hingga separuh penis Gua tenggelam di dalam mulutnya. Kepalanya naik turun di bawah sana. Ia juga aktif memijat-mijat buah pelerku. Gua tak kuat lagi…rasanya mau nyembur.

“Maa…Gua keluar maaa….aduh…aaaahhhhhh,” Gua berteriak saat spermaku keluar dari penis Gua. Tapi mama sama sekali tak menghindar. Ia tampung seluruh sperma Gua. Ditelannya bulat-bulat. Gua sampai mendengar bunyi glup! ia menelan semuanya. Dijilatinya penis Gua sampai bersih.

Tapi penis Gua tidak loyo, masih tegang.

“Dasar penis perjaka, tidak cukup sekali,” katanya. Kini mama menaiki Gua. Diposisikan penis Gua di mulut vaginanya. Lalu bless….penis Gua sudah ditelan oleh liang senggamanya. “Rio…puasin mama Rio, ohhh…mama sudah lama tidak beginian.”

Mama pun naik turun. Mama Gua termasuk wanita yg merawat badannya. Toketnya masih montok, padat dan sekal. Putingnya pun mengacung. Ah, Gua jadi enak gini. Batasan kami sebagai ibu dan anak pun udah kabur. Mamaku menaik turunkan pantatnya sampai ia sendiri. Terdengar suara beradunya pantatnya dengan selakanganku.

“Mam….ahhh…enak mam,” kataku.

“Rio, mama mau nyampe,” kata mama. Ia makin cepat mengocok penis Gua dan menggesek-geseknya maju mundur. Gua meremas dada mama dan ia pun ambruk ke atas dadaku. Kami saling berpanggut sesaat sampai rasa-rasa orgasme mama hilang. Setelah itu mama bergeser. Aku beralih ke atasnya.

“Mam, Rio masuk ya?” tanyaku.
“Iya sayang, ayo!” katanya.

Akhirnya kumasukkan penis Gua. Gua sudah bergairah banget. Penisku makin tegang. Bless hangat rasanya. Gua menggenjot mamaku,  Gua peluk mamaku dan pantatku naik turun. Penisku menggesek-gesek dinding kemaluan mama dengan cepat lebih cepat lagi. Ohhh…gilak enak banget. Kepala penisku sudah gatal ingin muncrat rasanya. “Ma, keluar ma, Rio keluar!!” kataku. “Keluarin saja sayang, mama juga nyampe lagi….aahhh…anakku….mama nyampeee!!” katanya.

Kami keluar bersamaan. Lega banget rasanya plong….Tapi, setelah itu aku menyesal. Kenapa ama mama sendiri? Perlahan-lahan Gua mencabut punyaku dan terkapar di sebelah mama. Mama menutup matanya dengan lengan kanannya. Ketiaknya terlihat putih mulus.

“Ma, kenapa kita malah melakukan ini? maafin Rio ya. Rio sayang sama mama, tapi…” bibirku ditutup oleh telunjuk Mama. “Sudah Rio, mama juga sebenarnya salah. Udah deh. Ndak usah dipikirkan,” katanya. “Peluk mama Rio!” Gua lalu memeluknya. Kami lalu tidur sampai pagi.

Paginya semuanya aneh. Berasa aneh karena Gua bangun duluan. Kebetulan juga ini hari Minggu. Toko tutup. Mama masih berada di pelukan Gua tanpa busana lagi. Penisku ngaceng sudah pasti, Gua pun mencari-cari lubangnya. Begitu dapat,  Gua menggesek-gesekkan palkonku ke belahan memek mama. Uhhh…nikmat sekali. Mama pun terbangun.

“Hush, bangun tidur koq kepengen!” kata mama.
“Habis, maklum ma, Rio masih muda,” kataku. “Dapat mainan baru.”

Kami tertawa cekikan. Dan akhirnya Gua kembali ke atas tubuhnya. Langsung saja batang penisku masuk ke liang surgawinya. Mama mendongakkan wajahnya. Perlahan-lahan kugenjot mama. Seret karena belum banyak pelumas.

Semakin lama Gua menggenjot mama dengan perlahan, semakin mama juga becek. Mama mengusap-usap dadaku, memberikanku kenikmatan bahkan beliau mengusap-usap puting dadaku. Kami berpanggutan lagi, bermesraan di atas tempat tidur.

“Ma, boleh nungging?” tanyaku.

Mama mengerti. Gua mencabut punyaku memberikan kesempatan mama untuk menungging. Ohh…pantatnya putih. Bekas guratan celana dalamnya membekas di sana. Tak perlu waktu lama bagiku untuk diam menyaksikan keindahan tubuhnya.

Gua langsung mengarahkan penisku dan bless, nikmatnya. Gua gerakin pantatku maju mundur. Sementara itu mama melirik ke arahku. Gua mendorongnya pelan-pelan sambil sesekali kuremas toketnya yang menggantung itu. Ohh…nikmatnya.

“Mam, nikmat banget,” kataku. “Mama pernah beginiin ndak semenjak papa pergi?”
“Nggak pernah Rio, mama ndak pernah gituan lagi semenjak itu,” katanya.
“Jujur?” tanyaku. Gua pun berhenti menggoyang.

Mamaku kaget ketika Gua berhenti. Ia menoleh ke arahku. Pantatnya dimaju mundurkan sendiri. “Iya beneran.”

“Bohong ah,” kataku.
“Aduuh..jangan siksa mama dong, goyangin!” katanya.
“Kalau mama jujur Gua akan goyangin koq,” kataku.

“Iya, iya, mama pernah sesekali sama orang lain. Sama Koh Chow Luan,” jawab mama. Chow Luan ini salah seorang kenalan Mama yang juga punya toko. Gua pernah bertemu dengannya sekali. Tapi tak menyangka mama pernah sex ama orang ini. Padahal orangnya gendut, ndak menarik.

“Lho, ama orang itu? Jelek gitu?” Gua seakan tak percaya. “Mau bagaimana lagi. Mama sedang butuh uang waktu itu. Kalau tidak kamu ndak bakal sekolah,” kata mama. “Udah…mama nanggung nih, ayo dong!”

Gua tersenyum.  Gua gerakkan pantatku ke depan belakang. Mama diberi kepuasan lagi. Ia menjerit-jerit saat penis Gua masuk lebih dalam. Gua makin cepat menggenjot mama Gua dan akhirnya Gua mau nyampe. Gua mengerang hebat, mama pun sepertinya juga keluar, memeknya meremas-remas punyaku.

Gua memejamkan mata menikmati setiap semprotan kontolku yang membasahi rahimnya. Setelah itu Gua mencabutnya. Mama ambruk di atas ranjang, tapi pantatnya masih sedikit menungging. Lahar putih itu meleleh dari lubang memeknya.

Setelah menggarap mama pagi itu Gua pun mandi. Hari-hari berikutnya sungguh kami seperti suami istri. Mau di manapun kapan pun pasti bercinta ujung-ujungnya. Mama pun menceritakan kepadaku bahwa Gua bukan anak papa, tapi anak sopirnya dulu. Tapi ndak tau sekarang ayah biologisku ada di mana. Hubunganku dengan mamaku makin bergairah dari waktu ke waktu dan akhirnya ia hamil anak Gua.

Gua sempat shock, tapi mama menghiburku anak itu akan dirawatnya dan kami pun menjadi keluarga bahagia walaupun semua orang tak tahu bahwa kami adalah ibu dan anak, Selesai. Untuk cerita selanjutnya di tunggu ya bro kami SERBA HOT akan selalu update cerita dewasa yang hot untuk anda para pembaca setia kami, Terimaksih .

0 komentar:

Posting Komentar