WWW.DADUPOKER.COM

Situs Judi Online Terpercaya INDONESIA, Poker Server V Dengan Tampilan Yang Menarik Dan Bonus Yang Sangat Luar Biasa ( 100% Fair Play / 100% Player Vs Player )

WWW.KOMPASQQ.COM

Situs Judi Yang Menyediakan 6 Permainan Dalam 1 User ID, Dengan Tampilan Yang Sangat Elegant Dan Menarik, Bonus Yang Di Tawarkan Juga Sangat Fantastic.

WWW.MANDIRIQQ.COM

Situs Judi Online Terbesar Dan Terpercaya, Yang Sudah Terjamin Keamanan Akun Di Dalam Situs Ini, Bonus Yang Sangat Meriah Menghadiri Anda.

WWW.VIPMANDIRIQQ.COM

Situs Judi Online Yang Telah Dimainkan Lebih Dari 5000 Orang Dari Indonesia - Panca Negara, Situs Teraman

WWW.METROQQ.COM

Situs Judi Online Dengan 4 Permainan Dan Tampilan Awal Yang Menarik, Bonus Yang Di Berikan Sangat Amat Menggiurkan.

WWW.CUMAPOKER.COM

Situs Judi Online Dengan Jaringan Yang Sangat Baik, 6 Game 1 User ID, Promo Yang Sangat Menguntungkan Bagi Member Baru Maupun Member Lamanya.

Senin, 31 Oktober 2016

SERBA HOT !!!


Dadupoker
What`shuppppp BroooOOoo, Kembali lagi bersama kami SERBA HOT!!! tetunya para pembaca kami hari ni d siap dong beraktifitas, Semangat nih yang buat yang lagi bekerja, Kembali lagi bersama kami yang selalu mengupdate dan memberikan cerita dewasa yang panas dan HOT kepada anda para pembaca setia kami, Tanpa basa-basi lagi langsung saja kita bahas di bawah ini bro .

Rumah Kos Mesum aktu itu taun 1993. Setelah lulus dari SMA favorit di Cirebon, Gua diterima UMPTN di sebuah kampus negeri di Surabaya. Segera Gua berangkat ke Surabaya dan mencari Kos.Ternyata tempat2 kos yg Gua suka sudah penuh semua.

Akhirnya Gua mendapat kos di daerah Ngagel. Tempat kosnya tak terlalu bagus. Tapi Gua pikir untuk sementara tak papa lah.

Kamar kos Gua berada dilantai 2, sedangkan ibu kos dan keluarganya tinggal di bawah. Ibu kos memiliki 3 orang anak. Yg pertama Andri, kuliah di Ubaya semester 3 dan yg ke 2 Yessi kelas 2 SMAK “P”. Tinggi, agak kurus, kulit putih mulus, rambut sebahu tapi berdada agak rata. (wajahnya manis, bahkan pernah masuk nominasi majalah remaja. Tapi tak menang) dan yg ke 3 Windy kelas 3 SMP. Kecil, kurus, imut, sangat pemalu dan jarang keluar rumah. (Gua pikir, dia bakal lebih cantik dari kakaknya)

Andri tinggal di kamar atas paling depan sedangkan Yessi dan windy tinggal di bawah bersama ibu bapak nya. Kamarku berada paling ujung dekat tangga. Memang paling tak enak karena selalu terganggu dengan suara orang yg naik dan turun atau berjalan di lorong.

Setelah 3 minggu tinggal di kos itu, tak ada sesuatu yg mencurigakan. Namun suatu malam, Gua terbangun dan merasa ingin kencing. Kulihat jam menujukan angka hampir jam 3. Segera Gua menuju kamar mandi. Ketika keluar dari kamar mandi, kulihat sebuah baygan melintas. Ternyata Yessi. Kuperhatikan dari belakang. Ternyata dia masuk ke kamar Andri kakaknya. Semula Gua tak curiga apa2. Namun ketika ku lihat dia clingak clinguk sebelum masuk, membuat saya menjadi curiga.

Pelan-pelan Gua mendekati kamar Andri. Namun semuanya tertutup rapat. Lubang kunci tdk bisa, Jendela nako juga tertutup. Gua tempelkan kuping ku ke pintu untuk endengarkan apa yg terjadi. Tapi tak terdengar apa2, Yag terdengar hanya suara2 aneh dari ranjang. Tak lama kemudian terdengar erangan panjang Yessi. Cepat2 Gua menuju kamarku. Sambil mengintip lewat jendela nako kamarku. Tak lama kemudian kulihat Yessi berjalan gontai menuju tangga. Ingin Gua langsung menangkap basah dia, namun bisa saja dia mengelak, kerena Gua belum melihat sendiri apa yg terjadi. Jadi Gua biarkan dia.

Hari2 berikutnya, Gua selalu bangun di tengah malam, sambil mengamati apakah Yessi lewat lagi. Ternyata betul, tiga hari kemudian, sekitar pukul 3, Yessi lewat lagi. Ku intip, ternyata masuk ke kamar Andri lagi. Pelan2 Gua menuju kamar Andri. Gua ambil sebatang lidi dan lewat lubang jendela nako, kusingkap sedikit kain kordennya.

Wow, sungguh pemandangan yg sangat indah…..Tubuh Yessi yg putih mulus dan sempurna, naik turun di atas tubuh gemuk Andri.Rambutnya tergerai bergoyg indah sekali.Burungku langsung berdiri sempurna, Gua lepas resleting celanaqu dan Gua cocok dengan tangan kananku. sementara tangan kiriku tetap memegang lidi. Kulihat Yessi berganti posisi di bawah. Sementara andri memasukan burung nya dengan mudah ke dalam lubang kenikmatan Yessi dan mulai menggoyg pinggulnya Andri mengangkat kedua kaki Yessi ke atas pundaknya dan mulai mengayuh dgn semangat.

Kocokan tanganku mengikuti irama kocokan Andri ke dalam kemaluan Yessi. Tak lama kemudian terdengar suara lengkuhan Yessi sambil mengangkat kepala dan tangannya merangkul pundak Andri. Tubuhnya mengejang dan bergetar hebat. Nafsuku mulai memburu… Oh… terasa lahar air mani ku akan segera keluar… Gua kebingungan akan menumpahkan dimana. Kulihat sekeliling, ternyata hanya ada sebuah gelas aqua bekas. Segera kusambar dan kumuntahkan air maniqu dalam gelas plastik aqua. och..Terasa nikmat sekali…Tanpa menunggu hasil final pertandingan Kakak beradik itu, Segera kurapihkan celana Gua  dan bergegas menuju kamarku.

Kutunggu Yessi lewat kamarku… Gua biarkan pintuku sedikit terbuka…Benar saja… tak lama kemudian Yessi lewat . Kupanggil dia. Her, coba sini sebentar!. Sambil Gua pegang tangan nya dan Gua tuntun masuk kamar ku. Dia nampak sangat terkejut. Ada apa sich mas? Kok pake acara narik2 tangan segala? tanyanya. Jangan pura pura lah… Gua dah tau kamu abis ngapain koq. Jawabku. Aqu gak ngapa-ngapain kok… Gua cuma minta bantuan mas Andri ngerjain tugasku…. Yessi mencoba berbohong. Emang tugasmu ngeluarin air mani nya ya ? Gimana permainan mas mu ? enak ya? Kulihat badan nya doank yg gede… burungnya sich kecil….hehheheh. Apa Gua mesti bilang ama Papih mamih mu ? Biar kamu segera dikawinkan dgn mas mu sendiri ? Gua nyerocos sekena nya.

Yessi tampak bingung dan tertunduk. Kali ini dia tak bisa menjawab.. Tenang, Gua gak bakal bilang siapa2 masalah ini koq. Asal…Kamu mau perlaqukan Gua seperti mas mu tadi. Segera Gua tarik tangannya menuju ranjang dan segera kulicuti dasternya. Gua cium bibirnya, lehernya dan belakang telinganya. Sambil tangan Gua terus menjelajah dan mencopot tali Bh nya….Terlihatlah gundukan bukit yg masih kecil dan kencang dgn putingnya yg masih sangat kecil dan berwarna coklat muda….

Gua mainkan putingnya dengan lidahku sementar tangan kananku meraba susu kirinya dan tangan kananku menyusup kedalam celana dalam putihnya. Terasa sangat basah dan licin… Tapi Yessi diam saja, dia mencoba menujukan bahwa dia tak terangsang dgn permainanku. Segera kulucuti pakaianku dan meminta Yessi melaqukan oral. Namun Yessi tampak ogah ogahan melayani batang kemaluanku. Dia hanya menjilatinya saja. Segera ku tekan kedua pipinya dgn tangan kananku. Sehingga rahang dan mulutnya terbuka. Sedang tangan kiriku menjambak rambutnya dan menuntunnya untuk menelan kamaluanku. Och… nikmat sekali ketika Yessi mulai menyedot batang kemalunku.

Gua plorotin celana dalamnya dan mulai menggosok clitorisnya dgn agak kasar. Akhirnya Yessi tampak mulai menikmati. Mulutnya mulai mendesah halus. Tak sabar ingin menikmati tubuh indah nya, aqu langsung ambil posisi diatas tubuhnya. Kuhujamkan batang kemaluanku kedalam lubang kemaluannya. Dalam sekejam batang kemaluanku amblas ditelan kemaluannya. Terasa basah dan licin.

Gua nikmati pemandangan yg sangat indah ini sambil memompa kemaluan nya. Och betapa beruntungnya Gua  bisa menikmati wanita cantik dengan tubuh yg begitu indah. Nyaris sempurna…. tanpa cacat. Hanya ada satu tahi lalat di dekat puting susu kanan nya.

Gua balikan tubuhnya dan mulai kutusuk dari belakang dgn gaya dogy style. Kedua tanganku memegang perutnya yg begitu langsing. Nyaris tanpa lemak. Sesekali aqu merunduk, memeluknya dari belakang sambil memainkan susu dan klitoris nya.

Ach… ach… ach… Yessi mulai meracau ketika Gua menggenjot dgn lebih cepat dan kasar. Terdengar suara becek dan plak… plak… plak… suara kulit yg saling beradu. Gua balikkan kembali tubuhnya, Gua angkat kakinya dan kurapatkan kedua kakinya sehingga burungku benar benar terjepit. Gua tekan dan Gua gerakan pelan-pelan. Yessi tampak kenikmatan. Ayo terus …Koh, aduch…enak bangeeet nich… Tak lama kemudian dia mendesis siccch… siccch… occch. Tubuhnya mengejang dan melonjak lonjak. Lubangnya terasa bertambah basah dan batangku terasa tersiram cairan hangat.

Yessi tampak menahan kegelian yg amat sangat dgn menggigit bibih bawahnya. Expersinya jadi sangat lucu. Dia mencoba menahan gerak maju mundurku dgn memeluk erat tubuhku. Tapi Gua terus berusaha memutar pinggulku. Birahinya memuncak dan meletup letup. Tubuhnya berguncang guncang. Tak lama kemudian cengkraman nya mulai melemas.

Setelah dapat mengendalikan diri, dia mulai menjilati dan mengulum puting susuku. Gua jadi semakin bernafsu dan gerakan ku semakin cepat. Och… pertahananku mulai goyah dan segera kucabut batang kemalunku dan 1/10 detik kemudian cret cret cret muntahlah air mani Gua  diatas perut dan susunya. Tak terlalu banyak.

Sebetulnya Gua sangat ingin mengeluarkan air maniku di dalam kemaluannya, tapi Gua khawatir kalau kalau dia hamil. Tapi, Gua betul betul begitu puas dan lemas.Tak Gua hiraukan permintaan Yessi untuk meminta tissue. Terpaksa dia memebersihkan air maniqu dgn celana dalam nya sendiri. Yessi yg mulai merapihkan pakaiannya dan bergegas meninggalkan kamarku.

Paginya Gua bangun agak kesiangan. Jam 10an,  Gua Aqu ambil indomie goreng dan turun ke bawah. Sesampainya di dapur, kulihat Yessi baru mau menuju kamar mandi. Loch… Her, kenapa loe koq gak berangkat sekolah? Tanyaqu. Lagi agak gak enak badan nich. Jawabnya. Kemudian dia mendekatkan mulutnya ke telingaqu… sambil berbisik… “Pura pura bego …Pake nanya segala…Gara-gara kamu nich… kecapean … Jadi bangunnya kesiangan tau…” Sambil mencibir Gua cuma tersenyum… dan menjewer kupingnya sambil berbisik… “Tapi enak khan ? … nanti malem Gua minta lagi ya… ? “ “Siapa taqut.. Tapi pintunya jangan dikunci ya… biar Gua bisa langsung masuk.” jawabnya ringan Kebetulan malam ini malam minggu… Teman kosku Arif, Bayu dan Hendro main di kamarku nonton VCD sambil ngobrol santai. Sementara jam sudah menunjukan pukul 1 lebih. Tapi nich anak2 belum juga ada rencana keluar dari kamarku dan tidur. Jam 3 Yessi pasti datang. Dan ini bisa mengacaukan acaraqu menikmati tubuh indah Yessi…

Gua berpikir keras untuk mengusir mereka. Cara halus… sudah Gua jalankan dgn mengatakan aqu ngantuk… besok ada acara… gak enak badan dsb.. tapi mereka tetap saja cuek. Akhirnya dgn sedikit nekat… aqu pura2 mendadak berlari ke kamar mandi… Gua kodok mulutku dgn jari… dan beberapa detik kemudian Ooak Ooak Ooak… Gua memuntahkan nasi bebek goreng yg td sore ku makan… Temen2 keluar dari kamarku dan menolong mengambilkan air hangat buat berkumur.

Mereka membaringkanku, menggosok tubuhku dgn balsem, menyelimutiku dan mematikan lampu. Dalam hati, Gua melonjak girang…Berhasil ! Kena tipu juga mereka semua hahahha… Tapi Gua juga berpikir ternyata baik juga teman teman kos ku ini…

Tak sabar Gua menunggu jam 3… Menunggu kedatangan si sexy Yessi. Ku intip suasana diluar sangat sepi. Lampu2 sudah dimatikan. Gua segera mencopot semua pakaian hingga telanjang bulat dan menutupnya kembali dgn selimut. Jam sudah munujukan jam 3 malam lewat 10menit tapi Yessi belum juga datang. Gua mulai gelisah… Waktu terasa berjalan sangat lambat. Hingga jam 4 lebih sedikit Yessi baru menyelinap masuk. Gua agak terkejut karena tak mendengar langkah
kakinya. Ternyata dia tak menggunakan alas kaki.
sorry… sory… Agak telat … Gua denger kamu sakit ya? Jadi tadi Gua pikir Gua gak mau ganggu kamu… Tapi ternyata kamu masih bangun…
Ya … Gak papa koq. Gua gak sakit… Gua cuma pura2 sakit biar temen2 pada bubar semua hehheheh Jawabku
Uch dasar… tukang tipu… Cepat2 dia menerjang tubuhku dan menarik selimutku.
Ich… udah telanjang toch… dasar porno … pekiknya.

Gua peluk dia dan ku graygi tubuhnya. Ternyata… dia tak menggunakan apa2 dibalik dasternya… Burungku langsung melonjak kegirangan… berdiri tegap bagaikan psukan yg siap tempur.
Segera Gua lepas dasternya dan kucumbu habis puting susunya sambil tangan ku menggosok clitorisnya dgn lembut. Yessi mendesis desis bagaikan ular yg kepedasan…
Gua terus kebawah dan mulai mengulum kacang kecilnya…
Terasa sangat basah dan sedikit asin. Kulahap semuanya sambil jari telunjukku mulai menyodok2 lubang kewanitaannya.
Yessi tak tahan… dia membanting tubuhku ke bawah dan mulai mengangkangi tubuhku… dan dalam sekali sentakan zlep… Kemaluanku sudah berada dalam lubang kemaluannya.
uachhh…. Terasa sangat hangat dan licin.

Yessi bergerak sangat liar diatas tubuhkku. Dia terlihat sangat bernafsu menyetubuhiku.
Sungguh kenikmatan yg tiada tara, badan nya yg putih mulus…. nyaris sempurna bergerak naik turun begitu erotis, rambut lurusnya yg panjang tergerai indah bergerak mengikuti irama, dan kemaluannya yg begitu nikmat. Membuat nafsuku membumbung sangat tinggi.

Sungguh nikmat…. namun gerakannya yg terlampau liar membuat rasa yg terlalu nikmat…hingga pertahananku mulai goyah. Gua mencoba menahan gerakannya…. dgn memegang pinggulnya… Namun tiba- tiba …. kreeeekek… pintu kamarku terbuka lebar …dan lampu kamarku dinyalakan…Gua sangat kaget… jantungku terasa berhenti berdetak… Gua tak sempat menutupi tubuhku…gerakanku pun terhalang oleh Yessi yg berada diatas tubuhku… Yessi hanya memelukku untuk menutupi tubuhnya… sementara batang kemaluanku masih menancap kokoh di lubang kemaluan Yessi.

Terlihat Arif, Bayu dan Hendro masuk kedalam kamarku… Mukaqu langsung pucat pasi…
Hey… lagi ngapain loe ! Enak ajah ngentot anak orang ! bentak Hendro Koq berenti? ayo terusin… Kita mau nonton live show nich Ujar Arif sambil mengunci pintu…

Apa mau kita teriakin biar semua bangun ? Ayo cepet genjot lagi….Masa cewek secantik gitu gak suka ? Ujar Bayu. Yessi tampak agak ketaqutan… dan mulai bergoyg pelan… Burungku pun mulai kencang kembali…

Ayo yg seru donk… masa gerakannya kayak gitu doank…Yg erotis ! bentak Arif Yessi pun mulai bertambah liar menaik turunkan pantatnya… sambil meliuk liukan tubuhnya yg sexy. Tapi konsentrasiku agak buyar… Terganggu oleh 3 mahluk jahanam ini.

Yessi mulai kecapekan dan memintaqu ganti posisi. Gua ambil posisi di atas dan mulai memasukan kemaluanku ke lubang kenikmatan Yessi. Ku kocok dgn lembut sambil mengulum puting susunya. Beberapa menit kemudian, Yessi mulai mendesah lembut… tanda gelombang kenikmatannya akan segera tiba… Gua pun mulai dapat menikmati kembali lubang kenikmatan Yessi. Ingin rasanya segera ku tuntaskan persetubuhan ini…

Tiba tiba lubang kewanitaan Yessi berdenyut denyut. Batang Kemaluanku terasa diremas2 lembut…
Koh, akkku keluuuaaar nich…. Tubuhnya mulai berguncang guncang …. Cairan hangatpun mengalir membasahi kontolku yg terasa semakin keras Kenikmatan tiada tarapun mulai menjalar di seluruh tubuhku…. Her, Gua juga mau keluar nich…. Yessi hanya menjawab “hek eh…” Tapi Yessi yg sedang diterjang kenikmatan tetap mencengkram tubuhku… Keluarin di dalam ya her? Tapi Yessi diam saja. Akhirnya crot crot crot Gua tak dapat menahan lagi puncak kenikmatan itu… kumuntahkan air maniqu didalam kemaluannya.

Tanpa sempat kucabut karena Yessi masih terus mencengkram erat tubuhku….. Sungguh nikmat luar biasa… Tubuhku terasa lambung tinggi ke langit ke tujuh… Tiba2… bayu membentakku …. Hey cepet jilatin air mani loe di memek si Yessi… sampe bersih… Dgn perasaan jijik, terpaksa kujilati air maniqu sendiri yg mulai meleleh keluar dari kemaluan Yessi. Tubuhku terasa terhempaskan ke dalam neraka yg paling nista… Mereka tertawa melihat aqu… Selamat… Kamu baru saja menjadi anggota Kost kita yg baru. Mereka bertiga menyalami Gua ..

Yessi adalah maskot kita… dia milik bersama… siapa saja boleh menikmatinya… Tadi, dia telat ke kamarmu karena kami meniduri bersama sama dulu. makanya tadi lobangnya agak banjir ya …hehhehheh. Kata Hendro. Yessi pun hanya tertunduk malu… sambil menutup tubuhnya dgn seprei.
Banyak yg bilang kost di sini mahal… Tapi sebetulnya sangat murah sekali, kalo lihat bonusnya secantik dan sesexy ini hhehehheheh …. Makanya aqu betah kost di sini… Gua sudah menikmati tubuh indah Yessi dari sejak dia baru masuk SMA Petra . Ya khan Her? Ujar Hendro.

Ingat, Hanya kita yg tau… jangan sampai kita tambah anggota lagi… kecuali dia tau sendiri… Ok. Arif mengingatkan. Gua sungguh gak ngerti apa yg mereka bicarakan…. Gua baru tau keesokan harinya ketika Gua datang ke kamar Hendro. Hendro bercerita bahwa dulu pacar Yessi nge kost di sini juga. Andri menangkap basah Yessi ketika berkemaluan dan mengusir pacar nya. Andri meminta Yessi memuaskan nafsunya dan mengancam akan memberi tau papa mama nya. Terpaksa Yessi melayani nya.

Hendro yg mengetaui betul kejadian itu semua, mengambil kesempatan dgn ikut mengancam Yessi. Tanpa di duga ternyata Yessi anak yg baik. Dia mau melayani nya demi sekolah dan masa depan nya.
Sejak itu Yessi menjadi budak nafsu mereka.

Tak lama kemudian, Hendro lulus kuliah dan terpaksa pulang ke Kediri. Yessi masih menjadi budak nafsu Arif dan Bayu. Setelah hampir setaun, akhirnya aqu pindah kos, karena aqu punya pacar. Aqu taqut Yessi bertindak macam2 atau temen2 kos ku berbuat usil sama pacarku, Selesai .

Bagiamana ni sob ?? mantap kan .. hahahaha di tunggu lagi cerita dewasa kami yang mantap dan HOT !!! hanya bersama dengan kami SERBAT HOT, Terimakasih .

SERBA HOT !!!


Dadupoker
HalloooOOoo brooo kembali lagi bersama kami SERBA HOT , Seperti biasa ni SOB!!! kami selalu mengupdate dan menghadirkan cerita-cerita HOT kepada anda para pembaca setia kami tentunya, pada hari ini kami di berikan lagi kesempatan untuk certia sex terbaru dan terupdater, Jadi ???? Yuk langsung aja di hajar brooo certia pada harini gasss pollll .

Perkenalkan nama Gua Alex, dan Gua akan menceritakan kisahku saat Gua menuju usia puber, waktu itu hari dimana Gua berusia yang ke tujuh belas tahun, dan waktu itu Gua dan mama makan di luar, selama hidup Gua bersama mama terus karena papa dan mamaku bercerai sejak  3 tahun kemarin, dan Gua memilih tinggal bersama mama karena mungkin mama juga sayang kepadaku.

Gua dan Mama tinggal di sebuah rumah yang lumayan besar. Maklumlah, Kakekku (dari pihak Mama) adalah pengusaha yang sangat sukses. Dan Mama adalah penerusnya. Oh iya sebagai gambaran, saat itu Mamaku masih berusia 33 tahun.

Hari ulang tahun Mama terpaut dua minggu dari hari ulang tahunku. Mama mempunyai wajah yang sangat cantik. Berkulit kuning langsat yang menambah kecantikannya. Dengan tinggi dan berat sekitar 165 cm dan 45 kg membuat Mama terlihat sangat ideal. Sedangkan buah dada Mama kuperkirakan berukuran 36 yang nantinya ternyata terbukti perkiraanku salah.

Kembali ke cerita awal. Pada saat asyik-asyiknya Gua melahap makan malamku, Mama tiba-tiba berkata, "Lex, besok kamu kan ulang tahun."

Gua yang lagi enak-enaknya makan sih hanya mengangguk saja. Melihat Gua yang tidak begitu menanggapinya, Mama berkata lagi, "Kalo Mama nggak salah umurmu udah 17 tahun kan?"

Dan seperti tadi, Gua pun hanya mengangguk-angguk saja sambil tetap melahap makanan di depanku.

"Lex, Mama ingin ulang tahunmu besok menjadi ulang tahun yang berkesan buatmu. Jadi kamu boleh meminta kado apa saja yang kamu mau."

Gua yang mulai tertarik dengan ucapan Mama pun bertanya, "Apa saja Ma..?"

"Iya, apa saja yang kamu mau," jawab Mama.

Dengan hati-hati Gua bertanya lagi, "Ma, Alex kan udah gede."

"Betul, Mama tau itu. Lalu..?" tanya Mama penuh selidik.

"Alex rasa udah waktunya Alex tau yang namanya... seks," kataku dengan hati-hati.

Kulihat Mama agak terkejut dengan perkataanku barusan. Tapi setelah dapat menguasai keadaan, Mama pun tersenyum sambil bertanya, "Apa nggak ada kado lain yang lebih kau inginkan dari pada itu, Lex..?"

"Tadi Mama bilang boleh minta apa saja, kok sekarang jadi menolaknya. Kalo Mama nggak mau ya udah. Beri aja Alex kado sweater atau baju seperti ulang tahun Alex yang udah-udah." kataku dengan wajah agak muram.

"Wow, tunggu dulu donk Sayang. Kan Mama belon bilang mau apa nggak. Jadi jangan ngambek dulu donk." kata Mama dengan wajah sabar.

"Jadi... boleh nggak, Ma..?" tanyaku dengan tidak sabar.

"Setelah Mama pikir, bolehlah. Buat anak tercinta sih apa saja boleh kok Sayang.." jawab Mama.

"Terima kasih Ma. Alex sayang banget sama Mama." jawabku dengan antusias.

Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Seperti malam kemarin, Gua dan Mama lagi makan malam berdua. Malam itu Mama terlihat cantik sekali.

Mama tiba-tiba berkata, "Lex, kamu udah siap menerima kado istimewamu..?" tanya Mama dengan tersenyum manis.

Gua yang memang sudah tidak sabar langsung saja menjawab, "Ya jelas siap donk, Ma."

Setelah selesai makan Mama menggandengku ke ruang televisi.

"Duduk di sini Sayang. Tunggu sebentar ya..!" kata Mama sambil menyuruhku duduk di permadani.

Mama lalu masuk ke kamarnya. Tidak lama kemudian Mama keluar dari kamar. Gua terkejut, karena sekarang Mama hanya memakai baju tidur yang sangat seksi dan menonjolkan setiap lekuk tubuhnya. Di tangannya, Mama memegang beberapa buah CD. Mama lalu menuju ke VCD player lalu memasang CD yang dibawanya.

Setelah diputar, ternyata itu adalah VCD XXX, VCD yang pertama kuingat berjudul 'ChowDown'. Setelah duduk di sebelahku, Mama memandangiku sambil berkata, "Kamu udah siap Lex..?" tanya Mama.

"Udah dari tadi Ma." jawabku.

Mama pun mendekatkan wajahnya ke wajahku. Lalu sedetik kemudian Mama mulai mencium bibirku. Dengan refleks aku pun membalas ciumannya. Dan tidak lama kedua lidah kami pun bertautan.

"Mmmh.. mmhh.. mmm.." hanya desahan saja yang terdengar kini dengan diiringi desahan-desahan dari film yang diputar di TV.

Gua memeluk Mama erat-erat sambil tetap berciuman. Mama pun terlihat sudah sangat terangsang.

Tidak lama tanganku pun mulai menggerayangi tubuh Mama. Tangan kiriku mulai meremas-remas payudara Mama dari luar baju tidurnya. Sedangkan tangan kananku mulai meraba-raba selangkangan Mama.

"Ahh..!" teriak Mama ketika tanganku menyentuh vaginanya.

Setelah sekitar 20 menit kami saling berciuman dan saling meraba, Mama melepaskan pelukan dan ciumannya. Lalu Mama menuntun tanganku untuk membuka bajunya. Tanpa diminta dua kali, tanganku pun mulai beraksi melepas baju tidur Mama dari tubuhnya.

Sekarang Mama hanya memakai BH dan celana dalam saja. Mama tersenyum padaku lalu mendekatiku. Dan tidak lama, tangan Mama mulai berusaha melepas pakaian yang kukenakan. Gua hanya menurut saja diperlakukan begitu. Dan kini pun hanya tinggal CD saja yang melekat di tubuhku.

Dengan tubuh yang sama-sama setengah telanjang, Gua dan Mama kembali berpelukan sambil berciuman. Hanya desahan saja yang terdengar di ruangan.

Lalu perlahan tanganku membuka kaitan BH Mama. Melihat Gua yang kesulitan membuka BH-nya, Mama tersenyum, lalu tangannya membantuku membuka BH-nya. Sekarang buah dada Mama yang indah itu pun terpampang jelas di depanku.

"Tetek Mama gede banget sih. Alex suka deh," kataku sambil meraba payudara Mama.

"Jangan diliatin aja donk Sayang..! Dijilat dan disedot donk Sayang..!" pinta Mama.

Tanpa dikomando dua kali, Gua langsung saja menjilati payudara Mama yang sebelah kanan. Sedangkan tangan kananku meremas-remas payudara Mama yang sebelah kiri.

"Aahh... Ohhh... fuck..!" teriak Mama ketika buah dadanya kujilat dan kusedot-sedot.

Secara bergantian payudara Mama kusedot dan kujilati, sedangkan tangan kanan Mama meremas-remas batang penisku dari luar CD-ku. Dan tanpa sadar, Mama berusaha melepaskan CD-ku. Gua pun tidak mau kalah.

Setelah puas menggarap payudara Mama yang besar itu, aku pun berusaha melepaskan CD Mama. Melihat kelakuanku yang tidak mau kalah, Mama hanya tersenyum saja. Sesaat kemudian kami berdua sudah telanjang bulat. Gua hanya dapat menelan ludah melihat tubuh indah Mama. Di selangkangan Mama, terlihat bulu-bulu yang tertata rapi membentuk segitiga.

"Lex, penis kamu gede bauanget," kata Mama takjub melihat batang penisku yang sudah menegang.

"Masa sih Mam..?" tanyaku seakan tidak percaya, "Tapi tetek Mama juga gede kok. Emang tetek Mama itu ukuran berapa..?" tanyaku lagi.

"Ukuran 38B, emang kenapa si Lex. Kamu suka kan..?" tanya Mama.

"Ya jelas donk Mama sayang, mana mungkin Alex nggak suka." jawabku, dan tanganku kembali meremas payudara Mama sambil menggigitnya.

"Aauww..!" teriak Mama, "Kamu nakal Sayang, masa tetek Mama digigit..?" kata Mama manja.
"Ma'af, Ma. Alex nggak sengaja." jawabku sekenanya.

"Nggak apa-apa kok Sayang, Mama suka kok. Kamu boleh memperlakukan Mama sesukamu." kata Mama sambil tangan kanannya masih meremas-remas kemaluaku.

Dan tidak lama Mama pun berjongkok, lalu tersenyum. Mama mendekatkan wajahnya ke kemaluanku, lalu mulai mengeluarkan lidahnya.

"Uuhh... aahh... enak Mam..!" Gua berteriak ketika lidah Mama mulai menyentuh kepala penisku.

Mama masih menjilati penisku, mulai dari pangkal sampai ujung kepala penisku. Dan kedua bijiku pun tidak terlewatkan oleh lidah Mama. Gua hanya memejamkan mata sambil mendesah-desah memperoleh perlakuan seperti itu.

Setelah sekitar sepuluh menit, Gua merasa kemaluanku berada di sebuah lubang yang hangat. Gua pun membuka mataku dan melihat ke bawah. Ternyata sekarang separuh penisku sudah masuk ke mulut Mama.

"Aahh... oohh.. yeeahh.. enaakk ba..nget Maa..!" teriakku lagi.

Gua perhatikan penisku diemut-emut oleh Mama tanpa mengenai giginya sedikit pun. Lidah Mama bergerak-gerak dengan lincah seperti ular.

Dan sekarang kulihat Mama menyedot-nyedot bulu kemaluaku seperti mau dikeramasi.

"Maaa... enak Maa..!" Gua hanya dapat berteriak.

Gua merasa ada yang mau keluar dari penisku, aku tidak tahan lagi, dan seerr.. Gua kaget juga, kupikir yang keluar tadi adalah sperma, tapi tidak tahunya adalah air kencingku yang menyembur sedikit.

"Wah, ma'af Ma. Alex nggak sengaja." kataku buru-buru dengan napas yang masih terengah-engah.

Tapi apa yang terjadi, Mama malah menjilati air kencingku yang berleleran. Gila.., sensasi yang kurasakan sangat luar biasa.

Dan tiba-tiba Mama menarik tanganku dan mengajakku ke kamar mandi. Kamar mandi kami dapat dibilang sangat besar dan mewah. Sudah itu wangi lagi. Mama menuntunku menuju jacuzi, lalu Mama pun berlutut lagi. Batang penisku dikocok-kocok di depan wajahnya, terus disedot-sedot seperti makan es krim.

"Ayo Sayang..! Sekarang kencingi Mamamu ini..!" kata Mama.

Gua kaget juga. Tapi Gua memang sudah tidak tahan lagi ingin kencing. Gua pun mengerahkan semua tenaga untuk kencing. Kulihat mulut Mama menganga dan lidah Mama seperti ular menelusuri kepala penisku.

Dan ketika kulihat mulut Mama tepat di depan batang penisku, "Maa.., Alex mo pipiis..!" teriakku.
Kulihat air kencingku menyembur kencang sekali dan seerr.., masuk ke dalam mulut Mama.

Gua perhatikan mata Mama merem sambil mulutnya terus menganga menerima siraman air kencingku. Kepalang tanggung, akhirnya kumasukkan juga penisku ke mulut Mama sehingga air kencingku memancar dan muncrat keluar lagi berleleran di tubuh telanjang Mama.

"Enak nggak Ma..?" tanyaku setelah Gua selesai kencing.

Mama memandangku dengan manja, sedangkan mulutnya masih mengulum batang kemaluanku.

Setelah itu kedua bijiku pun dijilatinya.

"Kamu mau tau rasanya, Lex..?" tanya Mamaku setelah melepaskan kulumannya dari penisku.

"Boleh aja, Ma." jawabku penuh semangat.

Mama lalu menyuruhku tidur telentang di lantai kamar mandi. Gua mengikuti saja perintah Mama.

Mama lalu berdiri dengan kedua kakinya berada di kiri kanan kepalaku. Dan sesekali kakinya digosok-gosokkan ke wajahku. Dan meskipun ada air kencingku yang berleleran di kaki Mama, Gua tidak merasa jijik untuk menjilati kaki Mama.

Setelah itu Mama perlahan-lahan mulai jongkok. Kuperhatikan pantat seksi Mama mulai mendekati wajahku. Gua menunggu dengan sabar sampai sesaat vagina Mama benar-benar berada tepat di atas mulutku.

Lubang kemaluan Mama terlihat sudah berlendir bertanda Mama sudah terangsang. Kujilati lubang kemaluan dan lubang anusnya secara bergantian. Mama menguakkan bibir vaginanya secara perlahan sampai-sampai Gua dapat melihat lubang kemaluannya mengembang.

"Mama mau kencing nih. Minuumm.. Sayang..!" Mama merintih dengan sangat keras.
Seerr.., dari lubang kencing Mama memancar cairan yang bening dan panas sekali, masuk ke mulutku dengan deras.

Entah karena sudah nafsu atau karena apa, kutelan saja cairan yang rasanya asin dan agak pahit yang keluar dari kemaluan Mama. Suara erangan kepuasan menggema di dalam kamar mandi itu.

"Bagaimana rasanya Sayang, enak bukan..?" tanya Mama sambil matanya terpejam menahan nikmat karena vaginanya kujilat-jilat.

"Enak banget, Ma." jawabku singkat.

Setelah itu Mama berdiri lalu duduk di sebelahku. Kedua kakinya dikangkangkan sehingga Gua dapat melihat vaginanya dengan jelas.

"Sayang, sekarang kamu jilatin memek Mama ini..!" kata Mama sambil menunjuk ke arah vaginanya.

Setelah itu Mama tidur telentang di lantai kamar mandi. Gua langsung saja menuju bagian bawah pusar Mama. Kudekatkan wajahku ke vagina Mama, lalu kukeluarkan lidahku dan mulai menjilati vaginanya.

"Ahh... fuuckkk.. yeaahh.. shiitt... hisapnya itilnya Sayang..!" Mama hanya dapat meracau saat kujilati vagina dan klitorisnya kuhisap-hisap.

"Ohhh... Aahh.. fuuck... mee... yeaaahh... masukin kontolmu sekarang Sayang..! Mama udah nggak tahan..!" pinta Mama memohon.

Gua pun perlahan bangun dan mensejajarkan tubuhku dengan Mama. Kugenggam batang penisku, lalu perlahan-lahan kudorong pantatku menuju vagina Mama.

Ketika memasuki liang senggamanya, Mama berteriak-teriak, apalagi ketika separuh penisku mulai menelusuri dinding vaginanya. Baru pertama kali aku merasakan kenikmatan yang luar biasa seperti ini. Rasanya seperti diurut-urut, enak seperti dielus-elus daging basah dan kenyal.

"Aahhkk enak se..kali.. Sayang..! Fuuuck... me.. hardeer.. honey..!" jeritan Mama memenuhi kamar mandi.

Setelah sekitar 10 menitan, Gua mencabut batang kemaluanku dari lubang vagina Mama. Mama terlihat sangat kecewa ketika Gua melakukan itu. Dan tidak lama kemudian Gua meminta Mama untuk berganti posisi. Kuminta Mama untuk menungging.

Lalu dari belakang kuremas-remas pantat Mama yang semok itu. Lalu kuarahkan batang penisku ke bibir vagina Mama. Setelah kurasa tepat, lalu kusetubuhi Mama dari belakang dengan doggie style.

"Aduhh... enak... sekali Sayang..! Kamu... pin..tarr... Sayang..!" jerit Mama ketika kusetubuhi dari belakang.

Sedangkan Gua pun tidak kalah hebohnya dalam berteriak, "Maaa... memek.. nya.. e..naak..!"

Rupanya gaya itu membuat Mama sudah tidak tahan lagi, sehingga sesaat kemudian, "Sayang Mama mau sam..paai... Aahhh..!"

Mama berteriak keras sekali, dan Gua yakin kalau kami tidak berada di rumah itu, orang lain pasti mendengar teriakan Mama.

Gua merasakan penisku seperti disiram cairan hangat. Walau kusadari Mama sudah mencapai puncaknya, Gua tetap saja memompa batang penisku di dalam vagina Mama. Malah semakin giat karena sekarang liang Mama sudah licin oleh cairan Mama.

Dan tidak lama, "Maa... Alex.. mau sampaaii nih..!" kataku ketika aku merasa mau orgasme.

"Cabut penismu Sayaang..!" perintah Mama.

Segera saja batang kemaluanku kucabut dari liang Mama yang masih menungging.

Mama lalu berbalik kepadaku dan memegang batang penisku. Lalu dibukanya mulutnya dan Mama pun mulai mengulum kemaluanku.

"Aahh... oohhh..!" hanya desahan itu yang keluar dari mulutku.

Dan, creet.. croott... crot..! air maniku menyemprot sebanyak sepuluh kali ke dalam mulut Mama. Mama tidak langsung menelan spermaku, melainkan memainkan spermaku di dalam mulutnya seperti orang yang sedang berkumur. Dan sebelum ditelan, Mama membuka mulutnya dan menunjukkan spermaku yang ada di dalam mulutnya itu. Baru setelah itu pejuku ditelan sampai habis.

Belum selesai sampai di situ, Mama menjilat-jilat batang penisku dan membersihkan sisa sperma yang masih menempel di kemaluaku. Rasanya ngilu, nyeri plus gimana gitu. Setelah itu kami berdua menuju ke ruang TV. Gua dan Mama duduk bersebelahan dalam keadaan telanjang bulat.

"Bagaimana kadonya, Lex..?" tanya Mama ketika sudah agak tenang.

"Luar biasa, Ma. Nggak ada kado yang sehebat tadi. Terima kasih, Ma." sahutku.

"Mama bahagia kalo kamu puas. Sebenarnya Mama juga menginginkannya kok." jawab Mama.

"Lalu kenapa Mama nggak minta ke Alex..?" tanyaku lagi.

"Iya ya, kalo tau kamu punya penis segitu gedenya Mama pasti udah minta sejak dulu. Tapi nggak apa-apa kok, kan belon terlambat. Betul kan..?" sahut Mama sambil tersenyum manis padaku.

"Iya Ma. Tapi Ma, setelah ini masih ada ronde selanjutnya kan..?" tanyaku.

"Kalo kamu masih kuat, ya pasti donk Sayang..!" jawab Mama manja.

"Alex sayang banget sama Mama," kataku.

"Mama juga sayang banget sama Alex." jawab Mama.

Setelah berisrirahat secukupnya, kami berdua melanjutkan persetubuhan kami sampai jam dua pagi. Setelah itu kami berdua tidur dalam keadaan telanjang bulat. Dan keesokan harinya Gua dan Mama, yang kebetulan lagi tidak masuk kerja.

Berada di rumah dalam keadaan telanjang bulat selama sehari penuh. Dan tidak terhitung berapa kali kami bersetubuh. Sampai sekarang Gua masih tinggal dengan Mama dan masih setia menyetubuhi Mama setiap hari, selama Mama tidak haid, Itu adalah hadiah ulang tahun yang paling berkesan dalam hidupku, Selesai .

Untuk cerita yang lebih hot lagi kedepannya, di tunggu ya brooo kami SERBA HOT akan mengahadirkan lagi cerita panas yang lebih hot dan mantap lagi kepada para pembaca setia kami, Terimakasih .

Jumat, 28 Oktober 2016

SERBA HOT !!!

PANASNYA PERMAINAN SEX DENGAN MERTUA GUA SENDIRI

Dadupoker
HaLoooOOO guys, brooo and bri Sekalian kembali lagi ni bersama kami SERBA HOT yang selalu memberikan dan mengupdater cerita dewasa kami yang HOT tetunya kepada para pembaca kami, Tentunya sudah pada ngakk sabaran bukan, Tanpa basa-basi lagi Segera kita Sikat BroooOO di bawah ini .

Perkenalkan nama Gua Anas umurku 30 tahun sudah menikah dan mempunyai 2 anak, disini Gua akan menceritakan kisah seks Gua dengan mertuaku, Gua dan mertuaku tinggal di daerah yang beda suatu ketika saat aku mendapat tugas kantor di kota mertuaku, aku berniat untuk istirahat sejenak seteleh menyelesaikan tugas kantorku

"Kok sendirian Anas? Mana anak istrimu?" tanya mertuaku.

"Saya ada tugas kantor disini, Ma. Jadi mereka tidak saya ajak. Lagian saya cuma sebentar kok, Ma. Hanya mau numpang mandi dan istirahat sebentar," jawab Gua .

"O begitu.. Akan mama siapkan makanan buat kamu," ujar mertua Gua .

Lalu Gua mandi. Setelah itu Gua segera ke meja makan karena sudah sangat lapar.

"Papa mana, Ma?" tanyaku.

"Papa lagi ke rumah temannya ngurusin obyekan," jawan mertuaku.

"Kamu mau pulang jam berapa, Anas?" tanya mertuaku.

"Agak sorean, Ma. Saya akan tidur sebentar. Badan pegal hampir 3 jam naik motor dari Bandung," kataku.

"Kalau begitu ganti baju dulu dong. Nanti kusut kemeja kamu," ujar mertuaku sambil bangkit menuju kamarnya. Lalu dia datang lagi membawa kaos dan kain sarung.

"Ini punya Papa, pakailah nanti," kata mertuaku.

"Iya, Ma," kataku sambil terus melanjutkan makan.

Mertuaku berumur 42 tahun. Sangat cantik mirip istriku. Badan ramping, buah dada besar walau agak turun karena usia. Pantatnya sangat padat. Setelah berganti pakaian, Gua duduk di ruang tamu sambil nonton TV.

"Loh katanya mau tidur?" tanya mertuaku sambil duduk di kursi yang sama tapi agak berjauhan.

"Sebentar lagi. Ma. Masih kenyang," ujarku. Lalu kami nonton TV tanpa banyak bicara.

"Tahukah kamu, Anas.. Bahwa mama sangat senang dengan kamu?" tanya mertuaku kepadaku memecah kesunyian.

"Kenapa, Ma?" tanyaku.

"Dulu sejak pertama kali datang kesini mengantar istrimu pulang, mama langsung suka kamu. Ganteng, tinggi, sopan, dan ramah," kata mertuaku. Aku hanya tersenyum.

"Sekarang kamu sudah menikahi anak mama dan sudah punya anak 2, tapi kamu tetap sama seperti yang dulu..," kata mertuaku lagi.

"Mama sangat sayang kamu, Anas," kata mertuaku lagi.

"Saya juga sayang mama," ujarku.

"Ada satu hal yang ingin mama lakukan, tapi tidak pernah berani karena takut jadi masalah..," kata mertuaku.

"Apa itu, Ma?" kataku.

"Mama ingin memeluk kamu walau sebentar..," ujar mertuaku sambil menatapku dengan mata sejuk.

"Kenapa begitu, Ma?" tanyaku lagi.

"Karena dulu mama sangat suka kamu. Sekarang ditambah lagi rasa sayang," kata mertuaku.

Gua tatap mata mertuaku. Kemudian Gua tersenyum.

"Saya yang akan peluk mama sebagai rasa sayang saya ke mama," ujarku sambil beringsut mendekati mertuaku sampai badan kami bersentuhan.

Kemudian Gua peluk mertuaku erat. Mertuakupun balas memeluk aku dengan erat sepertinya tidak mau melepas lagi.

"Boleh mama cium kamu Anas? Sebagai tanda sayang?" tanya mertuaku.

Gua agak kaget. Gua lepaskan pelukanku, lalu tersenyum dan mengangguk. Mertuaku tersenyum, lalu mencium pipi kiri, pipi kanan, kening. Lalu.. Mertuaku menatap mataku sesaat kemudian mengecup bibirku. Gua sangat kaget. Tapi Gua tetap diam, dan ada sedikit rasa senang akan hal itu. Selang beberapa detik mertuaku kembali mengecup bibirku..

Dan melumatnya sambil merangkulkan tangannya ke pundakku. Secara spontan Gua membalas ciuman mertuaku. Kami saling hisap, mainkan lidah.. Nafas mertuaku terdengar agak cepat. Tangan mertuaku masuk ke dalam kain sarung, lalu menyentuh penis Gua dari luar CD. Tangannya lalu mengusap pelan lalu mulai meremas penis. penis Gua  langsung tegang.

Tiba-tiba.. Kringg! Krinngg! Bunyi telepon mengagetkan kami. Kami langsung memisahkan diri. Mertuaku langsung bangkit menuju telepon. Entah apa yang dibicarakan. Karena merasa agak bersalah, Gua segera masuk ke kamar, menutup pintu, lalu merebahkan diri di kasur. Terbayang terus peristiwa tadi berciuman dengan mama mertua sambil merasakan nikmatnya diremas kelamin Gua . Tiba-tiba terdengar pintu diketuk. Kemudian pintu terbuka. Mertuaku masuk.

"Sudah mau tidur, Anas?" tanya mertuaku.

"Belum, Ma," ujarku sambil bangkit lalu duduk di tepi ranjang. Mertuaku juga ikut duduk di sampingku.

"Kamu marah tidak atas kejadian tadi," tanya mertuaku sambil menatap mataku. Gua tersenyum.

"Tidak, Ma. Justru saya senang karena ternyata mama sangat sayang dengan saya," jawabku.

Mertuaku tersenyum lalu memegang tanganku.

"Sebetulnya dari dulu mama memimpikan hal seperti ini, Anas," ujar mertuaku.

"Tapi karena istrimu dan papamu selalu ada, ya mama hanya bisa menahan perasaan saja..," ujar mertuaku sambil mencium bibirku.

Gua pun segera mebalas ciumannya. Dan sekarang Gua mulai berani. Tanganku mulai meraba buah dada mertuaku dari luar dasternya. Gua meremasnya perlahanan. Tangan mertuakupun segera melepas kain sarung yang Gua pakai. Tangannya langsung meraba dan meremas penis dari luar CD Gua . penis Gua  makin mengeras.

Mertuaku merogoh penisku hingga berdiri tegak. Sambil tetap berciuman tangannya terus mengocok dan meremas penisku. Gua pun terus meremas buah dada mertuaku. Tak lama, mertuaku bangkit lalu melucuti semua pakaiannya. Gua pun melakukan hal yang sama. Mertuaku segera naik ke tempat tidur, dan Gua segera menaiki tubuhnya. Gua kecup bibirnya.

"Mama senang kamu datang hari ini, Anas.. Lebih senang lagi karena ternyata kamu bisa menerima rasa sayang mama kepada kamu..." ujar mertuaku sambil menciumku.

"Saya juga senang karena mama sangat menyayangi saya. Saua akan menyayangi mama..." kataku sambil memagut leher mertuaku.

Mertuaku mendesah dan menggelinjang merasakan desiran nikmat. Pagutanku kemudian turun ke buahdada mertuaku. Kujilati dan gigit-gigit kecil puting susu mertuaku sambil tangan yang satu meremas buah dada yang lain.

"Ohh.. Mmhh.. Mmhh.. Ohh..." desah mertuaku semakin merangsang gairahku.

Tapi ketika lidahku mulai turun ke perut, tiba-tiba mertuaku memegang kepalaku.

"Jangan ke bawah, Anas.. Mama malu. Segera masukkin saja.. Mama sudah tidak tahan..." ujar mertuaku.

Gua tersenyum dan maklum karena mertuaku termasuk orang yang konvensional dalam masalah sex. Gua buka lebar paha mertuaku, lalu Gua arahkan penisku ke memek mertua yang sudah basah dan licin.

Tangan mertuaku segera memegang penisku lalu mengarahkannya ke lubang memeknya. Tak lama.. Bless.. penisku langsung memompa memek mertuaku. Terasa tidak seret, tapi masih enak rasanya menjepit penisku..

"Ohh.. Sshh.. Oh, Anas.. Mmhh..." desah mertuku ketika Gua memompanya agak cepat.

Mertuaku mengimbangi gerakanku dengan goyangan pinggulnya. Tak lama, tiba-tiba mertuaku bergetar lalu tubuhnya agak mengejang.

"Oh, Anas.. Mama mau keluarr.. Mmhh..." jerit kecil mertuaku.

"Terus setubuhi mama..." desahnya lagi.

Beberapa saat kemudian tubuh mertuaku melemas. Dia telah mencapai orgasme.. Gua pun berhenti sejenak memompa penis ku tanpa mencabutnya dari memek mertuaku. Memeknya terasa makin licin oleh air maninya.

"Mama belum pernah merasakan nikmat seperti ini, Anas," ujar mertuaku sambil mengecup bibirku.

"Terima kasih, Anas..." ujarnya lagi sambil tersenyum. Gua pun segera mengerakan penis ku menyetubuhi lagi mertuaku.

"Boleh Anas minta sesuatu, Ma?" tanyaku sambil terus memompa penisku.

"Apa?" ujar mertuaku.

"Saya mau setubuhi mama dari belakang. Boleh?" tanyaku. Mertuaku tersenyum.

"Boleh tapi mama tidak mau nungging. Mama tengkurap saja ya?" ujar mertuaku.

"Iya, Ma," ujarku sambil mencabut penisku. Mertuaku segera tengkurap sambil sedikit melebarkan kakinya.

"Ayo, Anas," ujar mertuaku.

Gua segera masukkan penisku ke memek mertuaku dari belakang. Terasa lebih nikmat daripada masuk lewat depan. Mata mertuaku terpejam, dan sesekali terdengar desahannya. Gua pun terus menikmati rasa nikmat sambil terus memompa penisku.

Kemudian terasa ada sesuatu rasa yang sangat kuat ingin keluar dari penisku. Kupercepat gerakanku menyetubuhi mertuaku. Ketika hampir mencapai klimaks, Gua cabut kontolku, lalu.. Crott! Crott..! Crott! Air maniku keluar banyak di punggung dan pantat mertuaku.

"Ohh.. Enak, Ma..." kataku.

Kugesekkan kontolku ke belahan pantat mertuaku. Selang beberapa menit setelah kelelahan agak hilang, mertuaku berkata, " Tolong bersihkan punggung mama, Anas..".

"Iya, Ma," ujarku. Lalu aku bersihkan air maniku di tubuh mertuaku.

Setelah berpakaian, lalu kami keluar kamar. Terlihat wajah mertuaku sangat ceria. Menjelang sore, mertua lelaki pulang. Gua dan mertua perempuanku bertindak biasa seolah tidak pernah terjadi apa-apa di antara kami.

Setelah makan malam, Gua diminta mertua perempuanku utnuk membawakan semua piring kotor ke dapur. Gua menurut. Mertua lelaki Gua setelah makan malam langsung menuju ruang televisi dan segera menonton acara kesukaannya.

Di dapur, mertuaku perempuanku langsung menarik tanganku ke sudut dapur lalu mencium Gua . Gua membalasnya sambil tanganku langsung memegang selangkangannya kemudian meraba memeknya.

"Nakal kamu. Tapi mama suka," ujar mertuaku sambil tersenyum.

"Nanti Papa kesini, Ma.. Udah, ah Anas takut," ujarku.

"Tidak akan kesini kok, Anas," ujarnya.

"Sebelum kamu pulang, mama mau sekali lagi bersetubuh dengan kamu disini..." ujar mertuaku sambil tangannya segera meremas kontolku dari luar celana.

"Saya juga mau, tapi jangan disini, Ma.. Bahaya," ujarku.

"Ayo dong, Anas.. Mama sudah tidak tahan," ujarnya lagi. Tangannya terus meremas penisku.

"Kita ke hotel yuk, Anas?" ajak mertuaku. Gua mengangguk.

Kemudian dengan alasan akan ke rumah temannya, mertuaku perempuanku meminta ijin pergi diantar olehku.

"Jangan lama-lama ngobrol disana, Ma.. Si Anas kan malam ini mau pulang. Kasihan nanti dia capek," ujar mertua lelaki.

"Iya dong, Pa..." ujar mertua perempuanku.

Kemudian kami naik motor segera pergi mencari hotel. Setelah selesai registrasi, kami segera masuk ke kamar. Tanpa banyak cakap, mertuaku langsung memeluk dan menciumku dengan liar. Gua balas ciumannya..

"Cepat kita lakukan, Anas.. Waktu kita hanya sedikit," ujar mertuaku sambil melucuti semua pakaiannya.

Gua juga demikian. Mertuaku langsung naik ke kasur, lalu Gua menyusul. Tangan mertuaku langsung menggenggam penisku dan diarahkan ke memeknya.

"Mama kok buru-buru sih?" tanyaku sambil tersenyum ketika penusku sudah masuk memeknya. Lalu Gua pompa penisku perlahan menikmati enaknya memek mertuaku.

"Habisnya mama sudah tidak tahan sejak tadi di rumah, pengen merasakan penis kamu lagi," kata mertuaku sambil menggoyang pinggulnya mengimbangi gerakanku.

Selang beberapa belas menit tiba-tiba mertuaku mendekap Gua erat sambil mengerakkan pinggulnya cepat. Kemudian.. "Ahh.. Mmhh.. Enak sayang..." desah mertuaku mencapai puncak orgasmenya.

Badannya melemas. Gua terus memompa kontolku lebih cepat. Terasa lebih nikmat. Sampai beberapa lama kemudian Gua tekan penisku ke lubang memek mertuaku dalam-dalam, dan.. Crott.. Crott.. Crott.. Air maniku keluar di dalam memek mertuaku.

"Maaf, Ma.. Anas tidak bisa menahan.. Sehingga keluar di dalam," ujarku sambil memeluk tubuh mertuaku.

"Tidak apa-apa, Anas," jawab mertuaku.

"Mama sudah minum obat kok," ujarnya lagi.

"Kalo mama berkunjung ke rumah kamu, bisa tidak ya kita melakukan lagi?" tanya mertuaku.

"Bisa saja, Ma.. Kita jalan berdua saja dengan alasan pergi kemana..." jawabku. Mertuaku tersenyum.

"Kita pulang Anas," ujar mertuaku.

Sesampai di rumah, Gua langsung bersiap untuk pulang ke Bandung. Ketika Gua memanaskan motorku, mertua perempuan mendekatiku. Sementara mertua lelaki duduk di beranda.

"Hati-hati di jalan ya, Anas," ujar mertuaku.

"Iya, Ma. Terima kasih," ujarku sambil tersenyum.

"Tengokin mama dong sesering mungkin, Anas," ujar mertuaku sambil tersenyum penuh arti.

"Iya, Ma," ujarku sambil tersenyum pula.

Lalu Gua pulang. Sejak saat itu hingga kini Gua selalu menyempatkan diri sebulan sekali untuk datang ke rumah mertuaku, tentu saja setelah Gua di SMS dahulu oleh mertua perempuanku, Selesai.

Bagaimana bro panas ngakkk Masih banyak lagi ni bro cerita selanjutnya di tunggu ya, Semoga para pembaca setia kami nyaman dan setia bersam kami SERBA HOT Selamat beraktifitas kembali ya broOOOooo, Terimakasih .

Kamis, 27 Oktober 2016

SERBA HOT !!!

SEX DENGAN IBU RT MEMANG IS THE BEST DEHHHHH

Dadupoker
Hallloooo, BrooOo kembali lagi bersama kami SERBA HOT !!! yang selalu mengupdater cerita dewasa untuk para pembca setia kami, Pada hari ni kami di berikan kesempatan lagi untuk menghadirkan cerita dewasa kami yang HOT, Tanpa basa-basi lagi seperti biasanya, Hajar brooooo di bawah ini gasss poOooLL .

Di usianya yang menginjak kepala 5 masih mempunyai daya tarik, memang sudah ada sedikit rambut ketuban yang ada dikepalanya, dengan buah dada yang montok serta pinggung yang semok, masih mengundang pesona, panggil saja namaya Bu har, dia mempunyai suami yang menjabat sebagai ketua RT, aku dan keluarga bu Har sangat dekat karena sering di mintai bantuan dalam mengurus soal laporan di kampong. Dan berikut aku kan mengisahkan ceritaku bersama Ibu RT.

Kisahnya berawal ketika Pak Harjono mendadak menderita sakit cukup serius. Ia masuk rumah sakit dalam keadaan koma dan bahkan berhari-hari harus berada di ruang ICU (Intensive Care Unit) sebuah RS pemerintah di kota Saya.

Karena ia tidak memiliki anggota keluarga yang lain sementara putri satu-satunya berada di luar Jawa, Gua diminta Bu Har untuk membantu menemaninya selama suaminya berada di RS menjalani perawatan. Dan Gua tidak bisa menolak karena memang masih menganggur setamat SMA setahun lalu.

"Kami bapak-bapak di lingkungan RT memita Mas Rido mau membantu sepenuhnya keluarga Pak Harjono yang sedang tertimpa musibah. Khususnya untuk membantu dan menemani Bu Har selama di rumah sakit. Mau kan Mas Rido,?"

Begitu kata beberapa anggota arisan bapak-bapak kepadaku saat menengok ke rumah sakit. Bahkan Pak Nandang, seorang warga yang dikenal dermawan secara diam-diam menyelipkan uang Rp 100 ribu di kantong celanaku yang katanya untuk membeli rokok agar tidak menyusahkan Bu Har. Dan Gua tidak bisa menolak karena memang Bu Har sendiri telah memintaku untuk menemaninya.

Hari-hari pertama mendampingi Bu Har merawat suaminya di RS Gua dibuat sibuk. Harus mondar-mandir menebus obat atau membeli berbagai keperluan lain yang dibutuhkan. bahkan kulihat wanita itu tak sempat mandi dan sangat kelelahan.

Mungkin karena tegang suaminya tak kunjung siuman dari kondisi komanya. Menurut dokter yang memeriksa, kondisi Pak Harjono yang memburuk diduga akibat penyakit radang lambung akut yang diderita. Maka akibat komplikasi dengan penyakit diabetis yang diidapnya cukup lama, daya tahan tubuhnya menjadi melemah.

Menyadari penyakit yang diderita tersebut, yang kata dokter proses penyembuhannya dapat memakan waktu cukup lama, berkali-kali aku meminta Bu Har untuk bersabar. "Sudahlah bu, ibu pulang dulu untuk mandi atau beristirahat. Sudah dua hari saya lihat ibu tidak sempat mandi. Biar saya yang di sini menunggui Pak Har," kataku menenangkan.

Saranku rupanya mengena dan diterima. Maka siang itu, ketika serombongan temannya dari tempatnya mengajar di sebuah SLTP membesuk (oh ya Bu Har berprofesi sebagai guru sedang Pak Har karyawan sebuah instansi pemerintah), ia meminta para pembesuk untuk menunggui suaminya. "Saya mau pulang dulu sebentar untuk mandi diantar Nak Rido. Sudah dua hari saya tidak sempat mandi," katanya kepada rekan-rekannya.

Dengan sepeda motor milik Pak Har yang sengaja dibawa untuk memudahkan Gua kemana-mana saat diminta tolong oleh keluarga itu, aku pulang memboncengkan Bu Har. Tetapi di perjalanan dadaku sempat berdesir.

Gara-gara mengerem mendadak motor yang kukendarai karena nyaris menabrak becak, tubuh wanita yang kubonceng tertolak ke depan. Akibatnya di samping pahaku tercengkeram tangan Bu Har yang terkaget akibat kejadian tak terduga itu, punggungku terasa tertumbuk benda empuk. Tertumbuk buah dadanya yang kuyakini ukurannya cukup besar.

Ah, pikiran nakalku jadi mulai liar. Sambil berkonsentrasi dengan sepeda motor yang kukendarai, pikiranku berkelana dan mengkira-kira membayangkan seberapa besar buah dada milik wanita yang memboncengku.

Pikiran kotor yang semestinya tidak boleh timbul mengingat suaminya adalah seorang yang kuhormati sebagai Ketua RT di kampungku. Pikiran nyeleneh itu muncul, mungkin karena aku memang sudah tidak perjaka lagi. Aku pernah berhubungan seks dengan seorang WTS kendati hanya satu kali. Hal itu dilakukan dengan beberapa teman SMA saat usai pengumuman hasil Ebtanas.

Setelah mengantar Bu Har ke rumahnya yang berjarak sekitar 100 meter dari rumahku, aku pamit pulang mengambil sarung dan baju untuk ganti. "Jangan lama-lama nak Rido, ibu cuma sebentar kok mandinya. Lagian kasihan teman-teman ibu yang menunggu di rumah sakit," katanya.

Dan sesuai yang dipesannya, Gua segera kembali ke rumah Pak Har setelah mengambil sarung dan baju. Langsung masuk ke ruang dalam rumah Pak Har. Ternyata, di meja makan telah tersedia segelas kopi panas dan beberapa potong kue di piring kecil.

Dan mengetahui Gua yang datang, terdengar suara Bu Har menyuruhku untuk menikmati hidangan yang disediakan. "Maaf Nak Rido, ibu masih mandi. Sebentar lagi selesai," suaranya terdengar dari kamar mandi di bagian belakang.

Tidak terlalu lama menunggu, Ia keluar dari kamar mandi dan langsung menuju ke kamarnya lewat di dekat ruang makan tempatku minum kopi dan makan kue. Saat itu ia hanya melilitkan handuk yang berukuran tidak terlalu besar untuk menutupi tubuhnya yang basah.

Tak urung, kendati sepintas, Gua sempat disuguhi pemandangan yang mendebarkan. Betapa tidak, karena handuk mandinya tak cukup besar dan lebar, maka tidak cukup sempurna untuk dapat menutupi ketelanjangan tubuhnya.

Ah,.. benar seperti dugaanku, buah dada Bu Har memang berukuran besar. Bahkan terlihat nyaris memberontak keluar dari handuk yang melilitnya. Bu Har nampaknya mengikat sekuatnya belitan handuk yang dikenakanannya tepat di bagian dadanya.

Sementara di bagian bawah, karena handuk hanya mampu menutup persis di bawah pangkal paha, kaki panjang wanita itu sampai ke pangkalnya sempat menarik tatap mataku. Bahkan ketika ia hendak masuk ke kamarnya, dari bagian belakang terlihat mengintip buah pantatnya. Pantat besar itu bergoyang-goyang dan sangat mengundang saat ia melangkah. Dan ah, .. yang tak kalah syur, ia tidak mengenakan celana dalam.

Bicara ukuran buah dadanya, mungkin untuk membungkusnya diperlukan Bra ukuran 38 atau lebih. Sebagai wanita yang telah berumur, pinggangnya memang tidak seramping gadis remaja. Tetapi pinggulnya yang membesar sampai ke pantatnya terlihat membentuk lekukan menawan dan sedap dipandang.

Apalagi kaki belalang dengan paha putih mulus miliknya itu, sungguh masih menyimpan magnit. Maka degup jantungku menjadi kian kencang terpacu melihat bagian-bagian indah milik Bu Har. Sayang cuma sekilas, begitu Gua membatin.

Tetapi ternyata tidak. Kesempatan kembali terulang. Belum hilang debaran dadaku, ia kembali keluar dari kamar dan masih belum mengganti handuknya dengan pakaian. Tanpa mempedulikan aku yang tengah duduk terbengong, ia berjalan mendekati almari di dekat tempatku duduk.

Di sana ia mengambil beberapa barang yang diperlukan. Bahkan beberapa kali ia harus membungkukkan badan karena sulitnya barang yang dicari (seperti ia sengaja melakukan hal ini).

Tak urung, kembali Gua disuguhi tontonan yang tak kalah mendebarkan. Dalam jarak yang cukup dekat, saat ia membungkuk, terlihat jelas mulusnya sepasang paha Bu Har sampai ke pangkalnya. Paha yang sempurna, putih mulus dan tampak masih kencang.

Dan ketika ia membungkuk cukup lama, pantat besarnya jadi sasaran tatap mataku. Kemaluannya juga terlihat sedikit mengintip dari celah pangkal pahanya. Perasaanku menjadi tidak karuan dan badanku terasa panas dingin dibuatnya.

Apakah Bu Har menganggap aku masih pemuda ingusan? Hingga ia tidak merasa canggung berpakaian seronok di hadapanku? Atau ia menganggap dirinya sudah terlalu tua hingga mengira bagian-bagian tubuhnya tidak lagi mengundang gairah seorang laki-laki apalagi laki-laki muda sepertiku?

Atau malah ia sengaja memamerkannya agar gairahku terpancing? Pertanyaan-pertanyaan itu serasa berkecamuk dalam hatiku. Bahkan terus berlanjut ketika kami kembali berboncengan menuju rumah sakit.

Dan yang pasti, sejak saat itu perhatianku kepada Bu Har berubah total. Aku menjadi sering mencuri-curi pandang untuk dapat menatapi bagian-bagian tubuhnya yang kuanggap masih aduhai. Apalagi setelah mandi dan berganti pakaian, kulihat ia mengenakan celana dan kaos lengan panjang ketat yang seperti hendak mencetak tubuhnya.

Gairahku jadi kian terbakar kendati tetap kupendam dalam-dalam. Dan perubahan yang lain, Gua sering mengajaknya berbincang tentang apa saja di samping selalu sigap mengerjakan setiap ia membutuhkan bantuan. Hingga hubungan kami semakin akrab dari waktu ke waktu.

Sampai suatu malam, memasuki hari kelima kami berada di rumah sakit, saat itu hujan terus mengguyur sejak sore hari. Maka orang-orang yang menunggui pasien yang dirawat di ruang ICU, sejak sore telah mengkapling-kapling teras luar bangunan ICU. Maklum, di malam hari penunggu tidak boleh memasuki bagian dalam ruang ICU.

Dan pasien biasanya memanfaatkan teras yang ada untuk tiduran atau duduk mengobrol. Dan malam itu, karena guyuran hujan, lahan untuk tidur jadi menyempit karena pada beberapa bagian tempias oleh air hujan. Sementara aku dan Bu Har yang baru mencari kapling setelah makan malam di kantin, menjadi tidak kebagian tempat.

Setelah mencari cukup lama, akhirnya Gua mengusulkan untuk menggelar tikar dan karpet di dekat bangunan kamar mayat. Aku mengusulkan itu karena jaraknya masih cukup dekat dengan ruang ICU dan itu satu-satunya tempat yang memungkinkan untuk berteduh kendati cukup gelap karena tidak ada penerangan di sana. Awalnya Bu Har menolak, karena posisinya di dekat kamar mayat. Namun akhirnya ia menyerah setelah mengetahui tidak ada tempat yang lain dan aku menyatakan siap berjaga sepanjang malam.

"Janji ya Rid (setelah cukup akrab Bu Har tidak mengembel-embeli sebutan Nak di depan nama panggilanku), kamu harus bangunkan ibu kalau mau kencing atau beli rokok. Soalnya ibu takut ditinggal sendirian," katanya.

"Wah, persediaan rokokku lebih dari cukup kok bu. Jadi tidak perlu kemana-mana lagi," jawabku.
Nyaman juga ternyata menempati kapling dekat kamar mayat. Bisa terbebas dari lalu-lalang orang hingga bisa beristirahat cukup tenang.

Dan kendati gelap tanpa penerangan, bisa terbebas dari cipratan air hujan karena tempat kami menggelar tikar dan karpet terlindung oleh tembok setinggi sekitar setengah meter. Sambil tiduran agak merapat karena sempitnya ruang yang ada,

Bu Har mengajakku ngobrol tentang banyak hal. Dari soal kerinduannya pada Dewi, anaknya yang hanya bisa pulang setahun sekali saat lebaran sampai ke soal penyakit yang diderita Pak Harjono. Menurut Bu Har penyakit diabetis itu diderita suaminya sejak delapan tahun lalu. Dan karena penyakit itulah penyakit radang lambung yang datang belakangan menjadi sulit disembuhkan.

"Katanya penyakit diabetes bisa menjadikan laki-laki jadi impotensi ya Bu?"

"Kata siapa, Rid?"

"Eh,.. anu, kata artikel di sebuah koran," jawabku agak tergagap.

Gua merasa tidak enak berkomentar seperti itu terhadap penyakit yang diderita suami Bu Har.

"Rupanya kamu gemar membaca ya. Benar kok itu, makanya penyakit kencing manis di samping menyiksa suami yang mengidapnya juga berpengaruh pada istrinya. Untung ibu sudah tua," ujarnya lirih.

Merasa tidak enak topik perbincangan itu dapat membangkitkan kesedihan Bu Har, akhirnya aku memilih diam. Dan Gua yang tadinya tiduran dalam posisi telentang, setelah rokok yang kuhisap kubuang, mengubah posisi tidur memunggungi wanita itu.

Sebab kendati sangat senang bersentuhan tubuh dengan wanita itu, Gua tidak mau dianggap kurang ajar. Sebab aku tidak tahu secara pasti jalan pikiran Bu Har yang sebenarnya. Tetapi baru saja Gua mengubah posisi tidur, tangan Bu Har terasa mencolek pinggangku.

"Tidurmu jangan memunggungi begitu. Menghadap ke sini, ibu takut," katanya lirih.

Gua kembali ke posisi semula, tidur telentang. Namun karena posisi tidur Bu Har kelewat merapat, maka saat berbalik posisi tanpa sengaja lenganku menyenggol buah dada wanita itu. Memang belum menyentuh secara langsung karena ia mengenakan daster dan selimut yang menutupi tubuhnya.

Malangnya, Bu Har bukannya menjauh atau merenggangkan tubuh, tetapi malah semakin merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Seperti anak kecil yang ketakutan saat tidur dan mencari perasaan aman pada ibunya.

Akhirnya, dengan keberanian yang kupaksakan - karena Gua yakin saat itu Bu Har belum pulas tertidur - Gua mulai mencoba-coba. Seperti yang dimauinya, aku mengubah kembali posisi tidur miring menghadapinya.

Jadilah sebagian besar tubuhku merapat ketat ke tubuhnya hingga terasa kehangatan mulai menjalari tubuhku. Sampai di situ aku berbuat seolah-olah telah mulai lelap tertidur sambil menunggu reaksinya.

Reaksinya, Bu Har terbangkit dan menarik selimut yang dikenakannya. Selimut besar dan tebal itu ditariknya untuk dibentangkan sekaligus menutupi tubuhku. Jadilah tubuh kami makin berhimpitan di bawah satu selimut. Akhirnya, ketika aku nekad meremas telapak tangannya dan ia membalas dengan remasan lembut, aku jadi mulai berani beraksi lebih jauh.

Gua mulai dengan menjalari pahanya dari luar daster yang dikenakannya dengan telapak tanganku. Ia menggelinjang, tetapi tidak menolakkan tanganku yang mulai nakal itu. Malah posisi kakinya mulai direnggangkan yang memudahkanku menarik ke atas bagian bawah dasternya.

Baru ketika usapan tanganku mulai menjelajah langsung pada kedua pahanya, Gua ketahui secara pasti ia tidak menolaknya. Tanganku malah dibimbingnya untuk menyentuh kemaluannya yang masih tertutup celana dalam.

Seperti keinginanku dan juga keinginannya, telapak tanganku mulai menyentuh dan mengusap bagian membusung yang ada di selangkangan wanita itu. Ia mendesah lirih saat usapan tanganku cukup lama bermain di sana. Juga saat tanganku yang lain mulai meremasi buah dadanya dari bagian luar Bra dan dasternya.

Sampai akhirnya, ketika tanganku yang beroperasi di bagian bawah telah berhasil menyelinap ke bagian samping celana dalam dan berhasil mencolek-colek celah kemaluannya yang banyak ditumbuhi rambut, dia dengan suka rela memereteli sendiri kancing bagian depan dasternya. Lalu seperti wanita yang hendak menyusui bayinya, dikeluarkannya payudaranya dari Bra yang membungkusnya.

Layaknya bayi yang tengah kelaparan mulutku segera menyerbu puting susu sebelah kiri milik Bu Har. Kujilat-jilat dan kukulum pentilnya yang terasa mencuat dan mengeras di mulutku. Bahkan karena gemas, sesekali kubenamkan wajahku ke kedua payudara wanita itu. Payudara berukuran besar dan agak mengendur namun masih menyisakan kehangatan.

Sementara Ia sendiri, sambil terus mendesis dan melenguh nikmat oleh segala gerakan yang kulakukan, mulai asyik dengan mainannya. Setelah berhasil menyelinap ke balik celana pendek yang kukenakan, tangannya mulai meremas dan meremas penisku yang memang telah mengeras.

Kata teman-temanku, senjataku tergolong long size, hingga Ia nampak keasyikkan dengan temuannya itu. Tetapi ketika aku hendak menarik celana dalamnya, tubuhnya terasa menyentak dan kedua pahanya dirapatkan mencoba menghalangi maksudku.

"Mau apa Rid,.. jangan di sini ah nanti ketahuan orang," katanya lirih.

"Ah, tidak apa-apa gelap kok. Orang-orang juga sudah pada tidur dan tidak bakalan kedengaran karena hujannya makin besar."

Hujan saat itu memang semakin deras.Entah karena mempercayai omonganku. Atau karena nafsunya yang juga sudah memuncak terbukti dengan semakin membanjirnya cairan di lubang kemaluannya, ia mau saja ketika celananya kutarik ke bawah.

Bahkan ia menarik celana dalamnya ketika aku kesulitan melakukannya. Ia juga membantu membuka dan menarik celana pendek dan celana dalam yang kukenakan.

Akhirnya, dengan hanya menyingkap daster yang dikenakannya aku mulai menindih tubuhnya yang berposisi mengangkang. Karena dilakukan di dalam gelap dan tetap dibalik selimut tebal yang kupakai bersama untuk menutupi tubuh, awalnya cukup sulit untuk mengarahkan penisku ke lubang kenikmatannya.

Namun berkat bimbingan tangan lembutnya, ujung penisku mulai menemukan wilayah yang telah membasah. Slep.. penis besarku berhasil menerobos dengan mudah liang sanggamanya.

Gua mulai menggoyang dan memaju-mundurkan senjataku dengan menaik-turunkan pantatku. Basah dan hangat terasa setiap penisku membenam di vaginanya. Sementara sambil terus meremasi kedua buah dadanya secara bergantian, sesekali bibirnya kulumat.

Maka ia pun melenguh tertahan, melenguh dan mengerang tertahan. Ah, dugaanku memang tidak meleset tubuhnya memang masih menjanjikan kehangatan. Kehangatan yang prima khas dimiliki wanita berpengalaman.

Dihujam bertubi-tubi oleh ketegangan penisku di bagian kewanitannya, Ia mulai mengimbangi aksiku. Pantat besar besarnya mulai digerakkan memutar mengikuti gerakan naik turun tubuhku di bagian bawah.

Memutar dan terus memutar dengan gerak dan goyang pinggul yang terarah. Hal itu menjadikan penisku yang terbenam di dalam vaginanya serasa diremas. Remasan nikmat yang melambungkan jauh anganku entah kemana. Bahkan sesekali otot-otot yang ada di dalam vaginanya seolah menjepit dan mengejang.

"Ah,.. ah.. enak sekali. Terus, ah.. ah,"

"Gua juga enak Rid, uh.. uh.. uh. Sudah lama sekali tidak merasakan seperti ini. Apalagi punyamu keras dan penjang. Auh,.. ah.. ah,"

Sampai akhirnya, Gua menjadi tidak tahan oleh goyangan dan remasan vaginanya yang kian membanjir. Nafsuku kian naik ke ubun-ubun dan seolah mau meledak. Gerakan bagian bawah tubuhku kian kencang mencolok dan mengocok vaginanya dengan penisku.

"Gua  tidak tahan, ah.. ah.. Sepertinya mau keluar, shh, ah, .. ah,"

"Gua  juga Rid, terus goyang, ya .. ya,.. ah,"

Setelah mengelojot dan memuntahkan segala yang tak dapat kubendungnya, Gua akhirnya ambruk di atas tubuh wanita itu. Maniku cukup banyak menyembur di dalam lubang kenikmatannya. Begitupun Ia, setelah kontraksi otot-otot yang sangat kencang, ia meluapkan ekspresi puncaknya dengan mendekap erat tubuhku. Dan bahkan kurasakan punggungku sempat tercakar oleh kuku-kukunya. Cukup lama kami terdiam setelah pertarungan panjang yang melelahkan.

"Semestinya kita tidak boleh melakukan itu ya Rid. Apalagi bapak lagi sakit dan tengah dirawat," kata Ia sambil masih tiduran di dekatku.

Gua mengira ia menyesal dengan peristiwa yang baru terjadi itu.

"Ya Maaf,.. soalnya tadi,.."

"Tetapi tidak apa-apa kok. Saya juga sudah lama ingin menikmati yang seperti itu. Soalnya sejak 5 tahun lebih Pak Har terkena diabetis, ia menjadi sangat jarang memenuhi kewajibannya. Bahkan sudah dua tahun ini kelelakiannya sudah tidak berfungsi lagi.

Cuma, kalau suatu saat ingin melakukannya lagi, kita harus hati-hati. Jangan sampai ada yang tahu dan menimbulkan aib diantara kita," ujarnya lirih.

Plong, betapa lega hatiku saat itu. Ia tidak marah dan menyesal dengan yang baru saja terjadi. Dan yang membuatku senang, aku dapat melampiaskan hasrat terpendamku kepadanya. Kendati aku merasa belum puas karena semuanya dilakukan di kegelapan hingga keinginanku melihat ketelanjangan tubuhnya belum kesampaian.

Dan seperti yang dipesankannya, aku berusaha mencoba bersikap sewajar mungkin saat berada diantara orang-orang. Seolah tidak pernah terjadi sesuatu yang luar biasa diantara kami. Kendati aku sering harus menekan keinginan yang menggelegak akibat darah mudaku yang gampang panas saat berdekatan dengannya.

Dan sejak itu lokasi teras di belakang kamar mayat menjadi saksi sekitar tiga kali hubungan sumbang kami. Hubungan sumbang yang terpaksa kuhentikan seiring kedatangan Bu Hartini, adik Pak Harjono yang bermaksud menengok kondisi sakit kakaknya. Hanya terus terang, sejak kehadirannya ada perasaan kurang senang pada diriku.

Sebab sejak Ia ada yang menemani merawat suaminya di rumah sakit, kendati aku tetap diminta untuk membantu mereka dan selalu berada di rumah sakit, aku tidak lagi dapat menyalurkan hasrar seksualku. Hanya sesekali kami pernah nekad menyalurkannya di kamar mandi ketika hasrat yang ada tak dapat ditahan. Itu pun secara kucing-kucingan dengan Bu Tini dan segalanya dilaksanakan secara tergesa-gesa hingga tetap tidak memuaskan kami berdua.

Sampai suatu ketika, saat Pak Har telah siuman dan perawatannya telah dialihkan ke bangsal perawatan yang terpisah, Bu Tini menyarankan kepada Ia untuk tidur di rumah.

"Kamu sudah beberapa hari kurang tidur Mbak, kelihatannya sangat kelelahan. Coba kamu kalau malam tidur barang satu dua hari di rumah hingga istirahat yang cukup dan tidak jatuh sakit. Nanti kalau kedua-duanya sakit malah merepotkan. Biar yang nunggu Mas Har kalau malam aku saja diteman Dik Rido kalau mau" ujarnya.

Ia setuju dengan saran adik iparnya. Ia memutuskan untuk tidur di rumah malam itu. Maka hatiku bersorak karena terbuka peluang untuk menyetubuhinya di rumah. Tetapi bagaimana caranya pamit pada Bu Tini? Kalau Gua ikut-ikutan pulang untuk tidur di rumah apa tidak mengundang kecurigaan? Gua jadi berpikir keras untuk menemukan jalan keluar. Dan baru merasa plong setelah muncul selintas gagasan di benakku.

Sekitar pukul 22.00 malam, lewat telepon umum kutelepon rumahnya. Wanita itu masih terjaga dan menurut pengakuannya tengah menonton televisi. Maka nekad saja kusampaikan niatku kepadanya. Dan ternyata ia memberi sambutan cukup baik.

"Kamu nanti memberi tanda kalau sudah ada di dekat kamar ibu ya. Nanti pintu belakang ibu bukakan. Dan sepeda motornya di tinggal saja di rumah sakit biar tidak kedengaran tetangga. Kamu bisa naik becak untuk pulang," katanya berpesan lewat telepon.

Untuk tidak mengundang kecurigaan, sekitar pukul 23.00 Gua masuk ke bangsal tempat Pak Har dirawat menemani Bu Tini. Namun setengah jam sesudahnya, aku pamit keluar untuk nongkrong bersama para Satpam rumah sakit seperti yang biasa kulakukan setelah kedatangan Bu Tini.

Di depan rumah sakit Gua langsung meminta seorang abang becak mengantarku ke kampungku yang berjarak tak lebih dari satu kilometer. Segalanya berjalan sesuai rencana. Setelah  Gua ketuk tiga kali pintu kamarnya, kudengar suara Ia berdehem. Dan dari pintu belakang rumah yang dibukakannya secara pelan-pelan aku langsung menyelinap masuk menuju ruang tengah rumah tersebut.

Rupanya, bertemu di tempat terang membuat kami sama-sama kikuk. Sebab selama ini kami selalu berhubungan di tempat gelap di teras kamar mayat. Maka aku hanya berdiri mematung, sedang Ia duduk sambil melihat televisi yang masih dinyalakannya.

Cukup lama kami tidak saling bicara sampai akhirnya Ia menarik tanganku untuk duduk di sofa di sampingnya. Setelah keberanianku mulai bangkit, aku mulai berani menatapi wanita yang duduk di sampingku. Ia ternyata telah siap tempur.

Terbukti dari daster tipis menerawang yang dikenakannya, kulihat ia tidak mengenakan Bra di baliknya. Maka kulihat jelas payudaranya yang membusung. Hanya, ketika tanganku mulai bergerilya menyelusuri pangkal paha dan meremasi buah dadanya ia menolak halus.

"Jangan di sini Rid, kita ke kamar saja biar leluasa," katanya lirih.

Ketika kami telah sama-sama naik ke atas ranjang besar di kamar yang biasa digunakan oleh suami dan dia, aku langsung menerkamnya. Semula Ia memintaku mematikan dulu saklar lampu yang ada di kamar itu, tetapi Gua menolaknya. "Saya ingin melihat semua milikmu," kataku.

"Tetapi Gua malu Rid. Soalnya Gua sudah tua,."

Persetan dengan usia, dimataku, Ia masih menyimpan magnit yang mampu menggelegakkan darah mudaku. Sesaat aku terpaku ketika wanita itu telah melolosi dasternya. Dua buah gunung kembarnya yang membusung nampak telah menggantung.

Tetapi tidak kehilangan daya pikatnya. Buah dada yang putih mulus dan berukuran cukup besar itu diujungnya terlihat kedua pentilnya yang berwarna kecoklatan. Indah dan sangat menantang untuk diremas. Maka setelah aku melolosi sendiri seluruh pakaian yang kukenakan, langsung kutubruk wanita yang telah tiduran dalam posisi menelentang.

Kedua payudaranya kujadikan sasaran remasan kedua tanganku. Kukulum, kujilat dan kukenyot secara bergantian susu-susunya yang besar menantang. Kesempatan melihat dari dekat keindahan buah dadanya membuat aku seolah kesetanan.

Dan Ia, wanita berhidung bangir dengan rambut sepundak itu menggelepar. Tangannya meremas-remas rambut kepalaku mencoba menahan nikmat atas perbuatan yang tengah kulakukan.

Dari kedua gunung kembarnya, setelah beberapa saat bermain di sana, dengan terus menjulurkan lidah dan menjilat seluruh tubuhnya kuturunkan perhatianku ke bagian perut dan di bawah pusarnya. Hingga ketika lidahku terhalang oleh celana dalam yang masih dikenakannya, aku langsung memelorotkannya.

Ah, vaginanya juga tak kalah indah dengan buah dadanya. Kemaluan yang besar membusung dan banyak ditumbuhi rambut hitam lebat itu, ketika kakinya dikuakkan tampak bagian dalamnya yang memerah.

Bibir vaginanya memang nampak kecoklatan yang sekaligus menandakan bahwa sebelumnya telah sering diterobos kemaluan suaminya. Tetapi bibir kemaluan itu belum begitu menggelambir. Dan kelentitnya, yang ada di ujung atas, uh,.. mencuat menantang sebesar biji jagung.

Tak tahan cuma memelototi lubang kenikmatan wanita itu, mulailah mulutku yang bicara. Awalnya mencoba membaui dengan hidungku. Ah, ada bau yang meruap asing di hidungku. Segar dan membuatku tambah terangsang. Dan ketika lidahku mulai kumainkan dengan menjilat-jilat pelan di seputar bibir vaginanya besar itu, Ia tampak gelisah dan menggoyang-goyang kegelian.

"Ih,.. jangan diciumi dan dijilat begitu Rid. Malu ah, tapi, ah..ah.. ah,"

Tetapi ia malah menggoyangkan bagian bawah tubuhnya saat mulutku mencerucupi liang nikmatnya. Goyangannya kian kencang dan terus mengencang. Sampai akhirnya diremasnya kepalaku ditekannya kuat-kuat ke bagian tengah selangkannya saat kelentitnya kujilat dan kugigit kecil. Rupanya ia telah mendapatkan orgasme hingga tubuhnya terasa mengejang dan pinggulnya menyentak ke atas.

"Seumur hidup baru kali ini vaginaku dijilat-jilat begitu Rid, jadinya cepat kalah. Sekarang gantian deh Gua mainkan punyamu," ujarnya setelah sebentar mengatur nafasnya yang memburu.

Gua dimintanya telentang, sedang kepala dia berada di bagian bawah tubuhku. Sesaat, mulai kurasakan kepala penisku dijilat lidah basah milik wanita itu. Bahkan ia mencerucupi sedikit air maniku yang telah keluar akibat nafsu yang kubendung.

Terasa ada senasi tersendiri oleh permainan lidahnya itu dan Gua menggelinjang oleh permainan wanita itu. Namun sebagai anak muda, Gua merasa kurang puas dengan hanya bersikap pasif. Terlebih Gua juga ingin meremas pantat besarnya yang montok dan seksi.

Hingga Gua menarik tubuh bagian bawahnya untuk ditempatkan di atas kepalaku. Pola persetubuhan yang kata orang disebut sebagai permainan 69. Kembali vaginanya yang berada tepat di atas wajahku langsung menjadi sasaran gerilya mulutku. Sementara pantat besarnya kuremas-remas dengan gemas.

Tidak hanya itu jilatan lidahku tidak berhenti hanya bermain di seputar kemaluannya. Tetapi terus ke atas dan sampai ke lubang duburnya. Rupanya ia telah membersihkannya dengan sabun baik di kemaluannya maupun di anusnya.

Maka tak sedikit pun meruap bau kotoran di sana dan membuatku kian bernafsu untuk menjilat dan mencoloknya dengan ujung lidahku. Tindakan nekadku rupanya membuat nafsunya kembali naik ke ubun-ubun. Maka setelah ia memaksaku menghentikan permainan 69, ia langsung mengubah posisi dengan telentang mengangkang.

Dan Gua tahu pasti wanita itu telah menagih untuk disetubuhi. Ia mulai mengerang ketika batang besar dan panjang milikku mulai menerobos gua kenikmatannya yang basah. Hanya karena kami sama-sama telah memuncak nafsu syahwatnya, tak lebih dari 10 menit saling genjot dan menggoyang dilakukan, kami telah sama-sama terkapar. Ambruk di kasur empuk ranjang kenikmatannya. Ranjang yang semestinya tabu untuk kutiduri bersama wanita itu.

Malam itu, Gua dan dia melakukan persetubuhan lebih dari tiga kali. Termasuk di kamar mandi yang dilakukan sambil berdiri. Dan ketika Gua memintanya kembali yang keempat kali, ia menolaknya halus.

"Tubuh ibu cape sekali Rid, mungkin sudah terlalu tua hingga tidak dapat mengimbangi orang muda sepertimu. Dan lagi ini sudah mulai pagi, kamu harus kembali ke rumah sakit agar Bu Tini tidak curiga," katanya.

Gua sempat mencium dan meremas pantatnya saat Ia hendak menutup pintu belakang rumah mengantarku keluar. Ah,.. indah dan nikmat rasanya.

Usia Pak Har ternyata tidak cukup panjang. Selama sebulan lebih dirawat di rumah sakit, ia akhirnya meninggal setelah sebelumnya sempat dibawa RS yang lebih besar di Semarang.

Di Semarang, Gua pun ikut menunggui bersamanya serta Bu Tini selama seminggu. Juga ada Mbak Dewi dan suaminya yang menyempatkan diri untuk menengok. Hingga hubunganku dengan keluarga itu menjadi kian akrab.

Namun, hubungan sumbang Gua  dengannya terus berlanjut hingga kini. Bahkan kami pernah nekad bersetubuh di belakang rumah keluarga itu, karena kami sama-sama horny sementara di ruang tengah banyak sanak famili dari keluarganya yang menginap. Entah kapan Gua akan menghentikannya, mungkin setelah gairahnya telah benar-benar padam Gua  rasa ya ?? , Selesai .

Gimana broooo takjub ngakk HOT ngakkk >???? Mantap kan di tunggu lagi ya brooo Certia Hot kami selanjutnya hanya bersama kami SERBA HOT !!! . TerimaKasih .