Kamis, 20 Oktober 2016

SERBA HOT !!!


Dadupoker


Haloooo, para pembaca cerita hot setia kami, kembali lagi bersama kami SERBA HOT, Semuanya sehat selalu pastinya dan di berikan kesuksesan ya brooOoo, Pada hari ini kami Hadir lagi nihh dengan cerita dewasa kami yang HOT !, Sudah ngakk sabaran ? Langsung saja sikat bro di bawah ini .

Gua bekerja di kota Bandung yang terkenal dengan udara yang sejuk, dan disana Gua bekerja di sebuah perusahaan yang terkenal , dimana Gua sekarang ngekost didekat kanotr yang terkenal akan gadis gadis yang amoy, setiap pulang kerja Gua selalu melihat pemandangan yang bikin mata segar, menggoda cewek cewek yang manis dan cantik .

Di sebelah kost Gua ada sebuah warung kecil tapi lengkap, lengkap dalam artian untuk kebutuhan sehari-hari, dari mulai sabun, sandal, gula, lombok, roti, permen, dsb itu ada semua. Gua sudah langganan dengan warung sebelah .

Kadang kalau sedang tidak membawa uang atau saat belanja uangnya kurang Gua sudah tidak sungkan-sungkan untuk hutang, Warung itu milik Ibu Ita (tapi Gua memanggilnya Tante Ita), seorang janda cerai beranak satu yang tahun ini baru masuk TK nol kecil .

Warung Tante Ita buka pagi-pagi sekitar jam lima, terus tutupnya juga sekitar jam sembilan malam, Warung itu ditungguin oleh Tante Ita sendiri dan keponakannya yang SMA, Krispo namanya .

Seperti biasanya, sepulang kantor Gua mandi, pakai sarung terus sudah stand by di depan TV, sambil ngobrol bersama teman-teman kost, Gua bawa segelas kopi hangat, plus singkong goreng, tapi rasanya ada yang kurang.., apa ya..?,

Oh ya rokok, tapi setelah Gua lihat jam dinding sudah menunjukkan jam 9 kurang 10 menit (malam), Gua jadi ragu, apa warung Tante Ita masih buka ya..?, Ah.., Gua coba saja kali-kali saja masih buka. Oh, ternyata warung Tante Ita belum tutup, tapi kok sepi.., "Mana yang jualan", tanyaku.

"Tante.., Tante.., Dik Krispo.., Dik Krispo", lho kok kosong, warung ditinggal sepi seperti ini, kali saja lupa nutup warung.

Ah Gua  coba panggil sekali lagi, "Permisi.., Tante Ita?".

"Oh ya.., tungguu", Ada suara dari dalam. Wah jadi deh beli rokok akhirnya.

Yang keluar ternyata Tante Ita, hanya menggunakan handuk yang dililitkan di dada, jalan tergesa-gesa ke warung sambil mengucek-ngucek rambutnya yang kelihatannya baru selesai mandi juga habis keramas.

"Oh.., maaf Tante, Saya mau mengganggu nich.., Saya mo beli rokok gudang garam inter, lho Dik Krispo mana?

"O.., Krispo sedang dibawa ama kakeknya.., katanya kangen ama cucu.., maaf ya Mas Dedy Tante pake' pakaian kayak gini.. baru habis mandi sich".

"Tidak apa-apa kok Tante, sekilas mataku melihat badan yang lain yang tidak terbungkus handuk.., putih mulus, seperti masih gadis-gadis, baru kali ini Gua lihat sebagian besar tubuh Tante Ita, soalnya biasanya Tante Ita selalu pakai baju kebaya.

Dan lagi Gua baru sadar dengan hanya handuk yang dililitkan di atas dadanya berarti Tante Ita tidak memakai BH. Pikiran kotorku mulai kumat.

Malam gini kok belum tutup Tante..?

"Iya Mas Dedy, ini juga Tante mau tutup, tapi mo pake' pakaian dulu?

"Oh biar Saya bantu ya Tante, sementara Tante berpakaian", kata Gua. Masuklah Gua ke dalam warung, lalu menutup warung dengan rangkaian papan-papan.

"Wah ngerepoti Mas Dedy kata Tante Ita.., sini biar Tante ikut bantu juga". Warung sudah tertutup, kini Gua pulang lewat belakang saja.

"Trimakasih lho Mas Dedy..?".

"Sama-sama.."kataku.

"Tante saya lewat belakang saja".

Saat Gua dan Tante Ita berpapasan di jalan antara rak-rak dagangan, badan Gua menubruk tante, tanpa diduga handuk penutup yang ujung handuk dilepit di dadanya terlepas, dan Tante Ita terlihat hanya mengenakan celana dalam merah muda saja. Tante Ita menjerit sambil secara reflek memeluk Gua.

"Mas Dedy.., tolong ambil handuk yang jatuh terus lilitkan di badan Tante", kata tante dengan muka merah padam. Gua jongkok mengambil handuk tante yang jatuh, saat tangan Gua mengambil handuk, kini di depanku persis ada pemandangan yang sangat indah, celana dalam merah muda

Dengan background hitam rambut-rambut halus di sekitar vaginanya yang tercium harum. Kemudian Gua cepat-cepat berdiri sambil membalut tubuh tante dengan handuk yang jatuh tadi. Tapi ketika Gua mau melilitkan handuk tanpa kusadari burung Gua yang sudah bangun sejak tadi menyentuh tante.

"Mas Dedy.., burungnya bangun ya..?".

"Iya Tante.., ah jadi malu Saya.., habis Saya lihat Tante seperti ini mana harum lagi, jadi nafsu Saya Tante..".

"Ah tidak apa-apa kok Mas Dedy itu wajar..".

"Eh ngomong-ngomong Mas Dedy kapan mo nikah..?".

"Ah belum terpikir Tante..".

"Yah.., kalau mo' nikah harus siap lahir batin lho.., jangan kaya' mantan suami Tante.., tidak bertanggung jawab kepada keluarga.., nah akibatnya sekarang Tante harus bersetatus janda. Gini tidak enaknya jadi janda, malu.., tapi ada yang lebih menyiksa Mas Dedy.. kebutuhan batin..".

"Oh ya Tante.., terus gimana caranya Tante memenuhi kebutuhan itu..", tanya Gua usil.

"Yah.., Tante tahan-tahan saja..".

Kasihan.., batin Gua.., andaikan.., andaikan.., Gua diijinkan biar memenuhi kebutuhan batin Tante Ita.., ough.., pikiranku tambah usil.

Waktu itu bentuk sarung Gua sudah berubah, agak kembung, rupanya tante juga memperhatikan.

"Mas Dedy burungnya masih bangun ya..?".

Gua cuma megangguk saja, terus sangat di luar dugaan Gua , tiba-tiba Tante Ita meraba burung Gua.

"Wow besar juga burungmu, Mas Dedy.., burungnya sudah pernah ketemu sarangnya belom..?".

"Belum..!!", jawab Gua bohong sambil terus diraba turun naik, Gua  mulai merasakan kenikmatan yang sudah lama tidak pernah kurasakan.

"Mas.., boleh dong Tante ngeliatin burungmu bentarr saja..?", belum sempat Gua menjawab, Tante Ita sudah menarik sarung Gua , praktis tinggal celana dalamku yang tertinggal plus kaos oblong.

"Oh.., sampe' keluar gini Mas..?".

"Iya emang kalau burung Gua lagi bangun panjangnya suka melewati celana dalam, Gua sendiri tidak tahu persis berapa panjang burung Gua..?", kata Guasambil terus menikmati kocokan tangan Tante Ita.

"Wah.., Tante yakin, yang nanti jadi istri Mas Dedy pasti bakal seneng dapet suami kaya Mas Dedy..", kata tante sambil terus mengocok burung Gua. Oughh.., nikmat sekali dikocok tante dengan tangannya yang halus kecil putih itu.

Gua tanpa sadar terus mendesah nikmat, tanpa Gua tahu, Tante Ita sudah melepaskan lagi handuk yang  Gua lilitkan tadi, itu Gua tahu karena burung Gua ternyata sudah digosok-gosokan diantara buah dadanya yang tidak terlalu besar itu.

"Ough.., Tante.., nikmat Tante.., ough..", desah Gua sambil bersandar memegangi dinding rak dagangan, kali ini tante memasukkan burung Gua ke bibirnya yang kecil, dengan buasnya dia keluar-masukkan burung Gua di mulutnya sambil sekali-kali menyedot.., ough.., seperti terbang rasanya. Kadang-kadang juga dia sedot habis buah salak yang dua itu.., ough.., sesshh.

Gua kaget, tiba-tiba tante menghentikan kegiatannya, dia pegangi burung Gua sambil berjalan ke meja dagangan yang agak ke sudut, Tante Ita naik sambil nungging di atas meja membelakangi Gua, sebongkah pantat terpampang jelas di depanku kini.

"Mas Dedy.., berbuatlah sesukamu.., cepet Mas.., cepet..!".

Tanpa basa-basi lagi Gua tarik celana dalamnya selutut.., woow.., pemandangan begini indah, vagina dengan bulu halus yang tidak terlalu banyak.

Gua jadi tidak percaya kalau Tante Ita sudah punya anak, Gua langsung saja mejilat vaginanya, harum, dan ada lendir asin yang begitu banyak keluar dari vaginanya. Gua lahap rakus vagina tante, Gua mainkan lidahku di clitorisnya, sesekali aku masukkan lidahku ke lubang vaginanya.

"Ough Mas.., ough..", desah tante sambil memegangi susunya sendiri.

"Terus Mas.., Maas..", Gua semakin keranjingan, terlebih lagi waktu Gua masukkan lidahku ke dalam vaginanya, ada rasa hangat dan denyut-denyut kecil semakin membuatku gila.

Kemudian Tante Ita membalikkan badannya telentang di atas meja dengan kedua paha ditekuk ke atas.

"Ayo Mas Dedy.., Tante sudah tidak tahan.., mana burungmu Mas.. burungmu sudah pengin ke sarangnya.., wowww.., Mas Dedy.., burung Mas Dedy kalau bangun dongak ke atas ya..?".

Gua hampir tidak dengar komentar Tante Ita soal burung, Gua melihat pemandangan demikian menantang, vagina dengan sedikit rambut lembut, dibasahi cairan harum asin demikian terlihat mengkilat, Gua langsung tancapkan burung Gua  dibibir vaginanya.

"Aughh..", teriak tante.

"Kenapa Tante..?", tanyaku kaget.

"Udahlah Mas.., teruskan.., teruskan..", Gua masukkan kepala burungku di vaginanya, sempit sekali.

"Tante.., sempit sekali Tante.?".

"Tidak apa-apa Mas.., terus saja.., soalnya sudah lama sich Tante tidak ginian.., ntar juga nikmat..".

Yah.., Gua paksakan sedikit demi sedikit.., baru setengah dari burungku amblas.., Tante Ita sudah seperti cacing kepanasan gelepar ke sana ke mari.

"Augh.., Mas.., ouh.., Mas.., nikmat Mas.., terus Mas.., oughh..".

Begitu juga Gua ....walaupun burung Gua  masuk ke vaginanya cuma setengah, tapi sedotannya oughh luar biasa.., nikmat sekali. Semakin lama gerakan Gua  semakin cepat. Kali ini burung Gua  sudah amblas dimakan vagina Tante Ita. Keringat mulai membasahi badan Gua  dan badan Tante Ita. Tiba-tiba tante terduduk sambil memelukku, mencakar Gua .

"Oughh Mas.., ough.., luar biasa.., oughh.., Mas Dedy..", katanya sambil merem-melek.

"Kayaknya ini yang namanya orgasme.., ough..", burung Gua  tetap di vagina Tante Ita.

"Mas Dedy sudah mau keluar ya..?". Gua menggeleng. Kemudian Tante Ita telentang kembali, Gua seperti kesetanan menggerakkan badan Gua  maju mundur, Gua melirik susunya yang bergelantungan karena gerakan Gua , Gua menunduk dan kucium putingnya yang coklat kemerahan.

Tante Ita semakin mendesah, "Ough.., Mas..", tiba-tiba Tante Ita memeluk Gua  sedikit agak mencakar punggung Gua .

"Oughh Mas.., Gua keluar lagi..", kemudian dari kewanitaannya Gua rasakan semakin licin dan semakin besar, tapi denyutannya semakin terasa, Gua dibuat terbang rasanya. Ach rasanya Gua sudah mau keluar, sambil terus goyang kutanya Tante Ita.

"Tante.., Aku keluarin dimana Tante..?, di dalam boleh nggak..?".

"Terrsseerraah..", desah Tante Ita. Ough.., Gua percepat gerakanku, burung Gua  berdenyut keras, ada sesuatu yang akan dimuntahkan oleh burung Gua . Akhirnya semua terasa enteng, badan Gua  serasa terbang, ada kenikmatan yang sangat luar biasa. Akhirnya sperma Gua  aku muntahkan dalam vagina Tante Ita, masih Gua gerakkan badanku rupanya kali ini Tante Ita orgasme kembali, dia gigit dada Gua .

"Mas Dedy.., Mas Dedy.., hebat Kamu Mas".

Gua kembali kenakan celana dalam serta sarung Gua . Tante Ita masih tetap telanjang telentang di atas meja.

"Mas Dedy.., kalau mau beli rokok lagi yah.., jam-jam begini saja ya.., nah kalau sudah tutup digedor saja.., tidak apa-apa.., malah kalau tidak digedor Tante jadi marah..", kata tante menggoda Gua  sambil memainkan puting dan clitorisnya yang masih nampak bengkak.

"Tante ingin Mas Dedy sering bantuin Tante tutup warung", kata tante sambil tersenyum genit. Lalu Gua pulang.., baru terasa lemas sakali badanku, tapi itu tidak berarti sama sekali dibandingkan kenikmatan yang baru kudapat. Keesokan harinya ketika Gua hendak berangkat ke kantor, saat di depan warung Tante Ita, Gua di panggil tante

"Rokoknya sudah habis ya.., ntar malem beli lagi ya..?", katanya penuh pengharapan, padahal pembeli sedang banyak-banyaknya, tapi mereka tidak tahu apa maksud perkataan Tante Ita tadi, Gua  pun pergi ke kantor dengan sejuta ingatan kejadian kemarin malam.

Sampai saat ini Gua  sama tante ita sering melanjutkan permainan sex kami di segela tempat warung yang dapat memuaskan nafsu kita berdua jika ada kesempatan Gua  lagnsung ke warung , Selesai . ini pengalaman gua yang paling HOT dalam hidup GUA kapan lagi broo !!!, Utuk para pembaca Cerita dewas SERBA HOT di tunggu lagi broo cerita kami Selanjutnya ya, Terimakasih .

0 komentar:

Posting Komentar