WWW.DADUPOKER.COM

Situs Judi Online Terpercaya INDONESIA, Poker Server V Dengan Tampilan Yang Menarik Dan Bonus Yang Sangat Luar Biasa ( 100% Fair Play / 100% Player Vs Player )

WWW.KOMPASQQ.COM

Situs Judi Yang Menyediakan 6 Permainan Dalam 1 User ID, Dengan Tampilan Yang Sangat Elegant Dan Menarik, Bonus Yang Di Tawarkan Juga Sangat Fantastic.

WWW.MANDIRIQQ.COM

Situs Judi Online Terbesar Dan Terpercaya, Yang Sudah Terjamin Keamanan Akun Di Dalam Situs Ini, Bonus Yang Sangat Meriah Menghadiri Anda.

WWW.VIPMANDIRIQQ.COM

Situs Judi Online Yang Telah Dimainkan Lebih Dari 5000 Orang Dari Indonesia - Panca Negara, Situs Teraman

WWW.METROQQ.COM

Situs Judi Online Dengan 4 Permainan Dan Tampilan Awal Yang Menarik, Bonus Yang Di Berikan Sangat Amat Menggiurkan.

WWW.CUMAPOKER.COM

Situs Judi Online Dengan Jaringan Yang Sangat Baik, 6 Game 1 User ID, Promo Yang Sangat Menguntungkan Bagi Member Baru Maupun Member Lamanya.

Senin, 10 Juli 2017

SERBA HOT - PENGALAMANKU BERCINTA SAMPAI HAMIL SELAMA 2 TAHUN BERSAMA IBU GURUKU SENDIRI

SerbaHot
SERBA HOT - Kembali lagi bersama kami para pembaca setia kami, Seperti biasa kami selalu menghadirkan Cerita sex Terupdate untuk anda. Bagaimana dengan aktifitas anda hari ini, Lancar dong pastinya. Nahh.. tidak perlu banyak basa-basi lagi bro. Langsung aja sikat bro cerita panas kami hari ini crrrottttt .

Kejadian ini terjadi saat gue masih duduk di kelas 3 SMA. gue Edo, sekolah di salah satu SMA favorit dikota S. setiap hari rabu dan jum’at gue ada kegiatan les privat di rumah guru fisika gue. guru gue ini adalah primadona bagi kaum laki-laki disekolah, umurnya 25 tahun, cantik, seksi, dan sudah bersuami, namanyaSiska. di hari rabu adalah hari libur dan bu Siska memutuskan untuk mengubah jam les yang semula sore ke jam pagi, gue berangkat jam 8 dan 1 jam kemudian sampai dirumahnya gue dan langsung ketuk pintu rumahnya dan beberapa saat pintu terbuka.

Yang membuka pintu adalah bu Siska, betapa kagetnya gue, bu Siska cantik dan sexy banget pagi ini. dia memakai daster tipis.rumahnya tampak sepi, mungkin karena suaminya lagi kerja, karena yang gue tau suami bu Siska bekerja diperusahaan swasta, jadi tidak libur.sampai didalam kami langsung memulai pelajaran. sepanjang pelajaran gue hanya terpaku pada buSiska yang cantik banget hari ini, gue perhatikan tubuhnya dari bawah sampai atas. yang menarikk perhatiangue selama pelajaran adalah buahdadanya yang lumayan besar, karena kerah daster bagian atasnya yang agak longgar, jadi keliatan buahdadanya ketika sedang menjelaskan sambil menunduk.

kalau gue taksir kira-kira berukuran 36B. tak sadar ternyata guru gue menyadari apa yang gue lakukan, gue memperhatikan buahdadanya.

“hayoooo… lagi lihatin apa?” ucap bu Siska.
“a..a…anu bu” hanya itu yng guejawab dengan gugup.
“lihatin ini ya?” sambil megang kedua buahdadanya.

dengan malu gue jawab

“iya bu, ibu Siska seksi banget hari ini”.

tiba-tiba bu Siska berkata

“kamu mau lihat punya ibu ini?”. dengan cepat gue jawab
“iya bu, mau banget”. langsung dia buka dasternya dan dia sudah telanjang dan hanya memakai CD.

gue hanya terpaku dengan apa yang gue lihat bu Siska seksi banget.

“hey… kok bengong, sini?” tanya bu Siska.

langsung gue menghampirinyadan duduk disebelahnya. bu Siska memegang tangan gue dan meletakkan di buahdadanya.

“remas-remas ya, hari ini kamu yang ngasih pelajaran buat ibu” ucap bu Siska.
“oke bu, hari ini ibu akan puas banget” jawab gue.

Gue langsung remas-remas buahdadanya, gue jilati putingnya. buSiska hanya mendesah kenikmatan

“ah… uhh… teruskan”. gue cumbu bibir merahnya, bu Siska membalas dengan sangat bersemangat.

sambil gue masukin tangan gue ke dalam CD-nya, gue masukkan jari tengah gue kedalam vaginanya, terasa basah sekali vaginanya. gue cabut CD-nya dan langsung gue jilati vaginanya yang merah merekah. gue jilati klitorisnya. 5 menit gue jilativaginanya tapi dia masih belum orgasme juga. tampaknya bu Siska kuat banget. terus gue jilati vaginanya sampai dia meminta untuk cepat dimasukkan.

“aaah…. ma…sukkaaan seekarang”. mendengar hal itu gue langsung copot baju gue semua sampai telanjang bulat, sekarang kami berdua sama-sama telanjang.

bu Siska tampaknya kaget ketika melihatukuran kontol gue yang besar. ukuran kotol gue kora-kira panjang 19cm dan berdiameter 4cm.Gue langsung mengambil posisi didepan vaginanya, gue masukin kontol gue dengan perlahan ke vaginanya sa,pai masuk kepala kontol gue saja, tiba-tiba langsung gue masukin semua.

“aahhh…” erangan bu Siska sangat keras.

untung rumahnya agak jauh dari rumah tentangga sekitar. gue diaminkontol gue di situ sebentar. sementara itu gue cumbu bibir seksinya itu

“ibu siap?” tanya gue.
“iya, puasin ibu hari ini ya” jawab dia.

langsung gue genjot vaginanya smbil gue remas-remas buahdada besarnya. bu Siska hanya merem melek sambil menggigit bibir bawahnya. tampaknya dia sangat menikmatinya. gue genjot dengan tempo cepat. gue genjot vagina bu Siska dengan posisi itu selama 10 menit.

“Do.. ibu mau nyampek nih” ucap bu Siska.

langsung gue percepat genjotan gue dan

“seerrrrrr..” bu Siska orgasme yang pertama, sangat hangat divaginanya. gue beri dia waktu untuk istirahat sejenak.
“gimana bu? mau lanjut?” tanya gue.
“iya.. ibu belum puas” jawab dia.

10 menit istirahat setelah itu kami lajutkan percintaan ini.

“sekarang ibu gantian yang diatas ya” pinta gue.
“ok, sekarang ibu yang akan beraksi” jawab dia.

gue langsung telentang dilantai dan bu Siska mulai naik diatas tubuh gue. dia pegang kontol gue dan langsung memasukkanya kedalam vaginanya itu. bu Siska langsung beraksi, dia naik turunkan pantatnya. sekarang dia terlihat sangat seksi, gue pegang buahdadanya dan gue remas-remas buahdadanya itu, terkadang bu Siska mecumbu bibir gue. kali ini durasi permainan kami agak lama, yaitu 20 menit kami diposisi itu tiba-tiba bu Siska orgasme yang kedua. padahal gue masih belum orgasme sma sekali langsung minta dia buat bungging.

“sekarang ibu nungging ya” ucap gue.
“luar biasa, guruku ini sangat sexy” ucap gue dalam hati ketika melihat tubuhnya dari belakang.

dari belakang, jelas terlihat vaginanya yang merah merekah dan bekas cairan cintanya sendiri. gue langsung masukin kontol gue dari belakang dan langsung gue genjot vaginanya sambil meremas-remas buahdadanya dari belakang. gue genjot dia dengan cepat.

“yeehhh.. cepat sayang.. lebih cepat lagi…” gue genjot guruku yang sexy ini dengan semangat 45.

40 menit kami bermain diposisi tersebut, sementara bu Siska sudah orgasme sebanyak 3 kali selama 45 menit itu. tiba-tiba ada yang mendesak keluar dari kontol gue.

“Do.. ibu mau keluar lagi..”ucap bu Siska.
“tunggu bu…. Edo juga mau keluar, kita barengan” jawab gue… gue genjot lebih cepat lagi dan
“seeerrrrrr” kami orgasme bersamaan… gue semburin semua sperma gue kedalam vaginanya. sete;ah keluar semua, gue cabut kontol gue. gue lihat ada sperma yang mengalir dari vaginanya karena banyaknya sperma yang gue semburin.

tak terasa kami bercinta selama 2 jam. kami istirahat. kami berbincang-bincang, ternyata menurut bu Siska, suaminya tidak bisa memuaskannya seperti saat bermain bersama gue. gue senang sekali mendengarnya.

“saya bisa memuaskan ibu kapan aja asal ibu mau” ucap gue..
“benar…? waah… terima kasih ya?” jawab bu Siska sambil memeluk guesetelah istirahat selam 1 jam kami bermain lagi.

Kali ini kami bermain dikamar bu Siska sendiri. kami bermain selama 3 jam dan selama itu bu Siska sudah orgasme sebanyak5 kali dan gue sebanyak 3 kali. kami sangat menikmati permainan itu. terasa lelah kami berdua tertidu dikamar itu. jam 3 sore saya pamit pulang karena 1 jam lagi suaminya akan pulang.sejak saat itu kami sering bercinta lagi, entah itu dirumahnya saat tidak ada suaminya, disekolah saat semua siswa dan guru pulang, atau kami menyewa hotel untuk sekedar bercinta. terkadang bu Siska yang meminta duluan. dan terkadang gue juga yang minta duluan.

Tiba-tiba 2 bulan kemudian bu Siska memberitahu gue kalau dia sedang hamil anak gue. gue kaget bagaimana kalau ketahuan orang lain kalau itu anak gue.

“tenang saja, ibu bilang pada suami ibu kalau ini anaknya, karena setelah bercinta denganmu, malam harinya ibu juga bercinta dengan suami ibu untuk menghilankan kcurigaan” jawab bu Siska..

tampaknya bu Siska tahu kalaudia akan hamil, makanya dia bercintadengan suaminya setelah dengan gue. gue mulai tenang sekarang.Selama 4 bulan sejak dia hamil, kamitidak lagi bercinta karena taku mengganggu jabang bayinya. barulah ketika menginjak bulan kelima kami melakukannya lagi, hal ini juga berguna untuk membantu kelancaran persalinannya nanti.

pada kehamilannya kami lebih sering bercinta karena gue sangat menyukai bercinta dengan wanita hamil, gue sering minta jatah ke bu Siska. terkadang bu Siska yang meminta, dia bilang untuk ngidamnya.Setelah kelahiran anaknya kami masih sering melakukannya. selama 2 tahun kami melakukannya sampai dia pindah keluar kota. geu senang sekali selama 2 tahun ada wanita yang rela untuk menjadi pelampiasan nafsu gue.

Bagaimana menurut anda dengan cerita panas SERBA HOT!!! hari ini ?. Muantap dong pastinya, Untuk cerita selanjutnya yang pastinya akan bikin kamu nambah crotttt lagi. Ditunggu ya bro makasi banget udah setia dengan blog kami. Salam sejahtera dan happy selalu bersama kami .

Sabtu, 08 Juli 2017

SERBA HOT - ANUKU DIJEPIT DIANTARA SUSU YANG MONTOK MILIK TEMANKU SENDIRI

SerbaHot
SERBA HOT - Kembali lagi bersama kami para pembaca setia kami, Seperti biasa kami selalu menghadirkan Cerita sex Terupdate untuk anda. Bagaimana dengan aktifitas anda hari ini, Lancar dong pastinya. Nahh.. tidak perlu banyak basa-basi lagi bro. Langsung aja sikat bro cerita panas kami hari ini crrrottttt .

Lega rasanya aku melihat pagar rumah kosku setelah terjebak dalam kemacetan jalan dari kampusku. Kulirik jam tanganku yang menunjukkan pukul 21.05 yang berarti aku telah menghabiskan waktu satu jam terjebak dalam arus lalu-lintas Jakarta yang begitu mengerikan.

Setelah memarkir mobilku, bergegas aku menuju ke kamarku dan kemudian langsung menghempaskan tubuh penatku ke ranjang tanpa sempat lagi menutup pintu kamar. Baru saja mataku tertutup, tiba-tiba saja aku dikejutkan oleh ketukan pada pintu kamarku yang disertai dengan teriakan nyaring dari suara yang sudah sangat aku kenal.

“Ko, loe baru pulang yah?” gelegar suara Voni memaksa mataku untuk menatap asal suara itu.
“iya, memangnya ada apa sih teriak-teriak?” jawabku sewot sambil mengucek mataku.

“Ini gue mau kenalin sepupu gue yang baru tiba dari Bandung” jawabnya sambil tangan kirinya menarik tangan seorang cewek masuk ke kamarku.

Kuperhatikan cewek yang disebut Voni sebagai sepupunya itu, sambil tersenyum aku menyodorkan tangan kananku kearahnya “Hai, namaku Riko”

“Lydia” jawabnya singkat sambil tersenyum kepadaku.

Sambil membalas senyumannya yang manis itu, mataku mendapati sesosok tubuh setinggi kira-kira 165 cm, walaupun dengan perawakan sedikit montok namun kulitnya yang putih bersih seakan menutupi bagian tersebut.

“Riko ini teman baik gue yang sering gue ceritain ke kamu” celetuk Voni kepada Lydia.
“Oh..”

“Nah, sekarang kan loe berdua udah tau nama masing-masing, lain kali kalo ketemu kan bisa saling memanggil, gue mau mandi dulu yah, daag..” kata Voni sambil berjalan keluar dari kamarku.

Aku menanggapi perkataan Voni barusan dengan kembali tersenyum ke Lydia.

“Cantik juga sepupu Voni ini” pikirku dalam hati.
“Lydia ke Jakarta buat liburan yah?” tanyaku kepadanya.
“Iya, soalnya bosen di Bandung melulu” jawabnya.
“Loh, memangnya kamu nggak kuliah?”
“Nggak, sehabis SMA aku cuma bantu-bantu Papa aja, males sih kuliah.”
“Rencananya berapa lama di Jakarta?”
“Yah.. sekitar 2 minggu deh”
“Riko aku ke kamar Voni dulu yah, mau mandi juga ”
“Oke deh”

Sambil tersenyum lagi dia berjalan keluar dari kamarku. Aku memandang punggung Lydia yang berjalan pelan ke arah kamar Voni. Kutatap BH hitamnya yang terlihat jelas dari balik kaos putih ketat yang membaluti tubuhnya yang agak bongsor itu sambil membayangkan dadanya yang juga montok itu. Setelah menutup pintu kamarku, kembali kurebahkan tubuhku ke ranjang dan hanya dalam sekejab saja aku sudah terlelap.

“Ko, bangun dong”

Aku membuka kembali mataku dan mendapatkan Voni yang sedang duduk di tepi ranjangku sambil menggoyangkan lututku.

“Ada apa sih?” tanyaku dengan nada sewot setelah untuk kedua kalinya dibangunkan.
“Kok marah-marah sih, udah bagus gue bangunin. Liat udah jam berapa masih belom mandi!”

Aku menoleh ke arah jam dindingku sejenak.

“Jam 11, emang kenapa kalo gue belum mandi?”
“Kan loe janji mau ngetikin tugas gue kemaren”
“Aduh Voni.. kan bisa besok..”
“Nggak bisa, kan kumpulnya besok pagi-pagi”

Aku bergegas bangun dan mengambil peralatan mandiku tanpa menghiraukan ocehan yang terus keluar dari mulut Voni.

“Ya udah, gue mandi dulu, loe nyalain tuh komputer!”

*****

Tulisan di layar komputerku sepertinya mulai kabur di mataku.

“Gila, udah jam 1, tugas sialan ini belum selesai juga” gerutuku dalam hati.
“Tok.. Tok.. Tok..” bunyi pintu kamarku diketok dari luar.
“Masuk!” teriakku tanpa menoleh ke arah sumber suara.

Terdengar suara pintu yang dibuka dan kemudian ditutup lagi dengan keras sehingga membuatku akhirnya menoleh juga. Kaget juga waktu kudapati ternyata yang masuk adalah Lydia.

“Eh maaf, tutupnya terlalu keras” sambil tersenyum malu dia membuka percakapan.
“Loh, kok belum tidur?” dengan heran aku memandangnya lagi.
“Iya nih, nggak tau kenapa nggak bisa tidur”
“Voni mana?” tanyaku lagi.
“Dari tadi udah tidur kok”
“Gue dengar dari dia katanya elo lagi buatin tugasnya yah?”
“Iya nih, tapi belum selesai, sedikit lagi sih”

“Emang ngetikin apaan sih?” sambil bertanya dia mendekatiku dan berdiri tepat disamping kursiku.

Aku tak menjawabnya karena menyadari tubuhnya yang dekat sekali dengan mukaku dan posisiku yang duduk di kursi membuat kepalaku berada tepat di samping dadanya. Dengan menolehkan kepalaku sedikit ke kiri, aku dapat melihat lengannya yang mulus karena dia hanya memakai baju tidur model tanpa lengan. Sewaktu dia mengangkat tangannya untuk merapikan rambutnya, aku dapat melihat pula sedikit bagian dari BHnya yang sekarang berwarna krem muda.

“Busyet.. loe harum amat, pake parfum apa nih?”
“Bukan parfum, lotion gue kali”
“Lotion apaan, bikin terangsang nih” candaku.
“Body Shop White Musk, kok bikin terangsang sih?” tanyanya sambil tersenyum kecil.
“Iya nih beneran, terangsang gue nih jadinya”
“Masa sih? berarti sekarang udah terangsang dong”

Agak terkejut juga aku mendengar pertanyaan itu.

“Jangan-jangan dia lagi memancing gue nih..” pikirku dalam hati.
“Emangnya loe nggak takut kalo gue terangsang sama elo?” tanyaku iseng.
“Nggak, memangnya loe kalo terangsang sama gue juga berani ngapain?”
“Gue cium loe ntar” kataku memberanikan diri.

Tanpa kusangka dia melangkah dari sebelah kiri ke arah depanku sehingga berada di tengah-tengah kursi tempat aku duduk dengan meja komputerku.

“Beneran berani cium gue?” tanyanya dengan senyum nakal di bibirnya yang mungil.
“Wah kesempatan nih” pikirku lagi.

Aku bangkit berdiri dari dudukku sambil mendorong kursiku sedikit ke belakang sehingga kini aku berdiri persis di hadapannya.

Sambil mendekatkan mukaku ke wajahnya aku bertanya ” Bener nih nggak marah kalo gue cium?”

Dia hanya tersenyum saja tanpa menjawab pertanyaanku.

Tanpa pikir panjang lagi aku segera mencium lembut bibirnya. Lydia memejamkan matanya ketika menerima ciumanku. Kumainkan ujung lidahku pelan kedalam mulutnya untuk mencari lidahnya yang segera bertaut dan saling memutar ketika bertemu. Sentuhan erotis yang kudapat membuat aku semakin bergairah dan langsung menghujani bibir lembut itu dengan lidahku.

Sambil terus menjajah bibirnya aku menuntun pelan Lydia ke ranjang. Dengan mata masih terpejam dia menurut ketika kubaringkan di ranjangku. Erangan halus yang didesahkan olehnya membuatku semakin bernafsu dan segera saja lidahku berpindah tempat ke bagian leher dan turun ke area dadanya.

Setelah menanggalkan bajunya, kedua tanganku yang kususupkan ke punggungnya sibuk mencari kaitan BH-nya dan segera saja kulepas begitu aku temukan. Dengan satu tarikan saja terlepaslah penutup dadanya dan dua bukit putih mulus dengan pentil pink yang kecil segera terpampang indah didepanku. Kuremas pelan dua susu montok nya yang besar namun sayang tidak begitu kenyal sehingga terkesan sedikit lembek.

Puting susu montok nya yang mungil tak luput dari serangan lidahku. Setiap aku jilati puting mungil tersebut, Lydia mendesah pelan dan itu membuatku semakin terangsang saja. Entah bagaimana kabar penisku yang sedari tadi telah tegak berdiri namun terjepit diantara celanaku dan selangkangannya.

Putingnya yang kecil memang sedikit menyusahkan buatku sewaktu menyedot bergantian dari toket kiri ke toket kanannya, namun desahan serta gerakan-gerakan tubuhnya yang menandakan dia juga terangsang membuatku tak tahan untuk segera bergerilya ke perutnya yang sedikit berlemak.

Namun ketika aku hendak melepas celananya, tiba-tiba saja dia menahan tanganku.

“Jangan Riko!”
“Kenapa?”
“Jangan terlalu jauh.”
“Wah, masa berhenti setengah-setengah, nanggung nih..”
“Pokoknya nggak boleh” setengah berteriak Lydia bangkit dan duduk di ranjang.

Kulihat dua susu montok nya bergantung dengan anggunnya di hadapanku.

“Kasihan ama ini nih, udah berdiri dari tadi, masa disuruh bobo lagi?” tanyaku sambil menunjuk ke arah penisku yang membusung menonjol dari balik celana pendekku.

Tanpa kusangka lagi, tiba-tiba saja Lydia meloroti celanaku plus celana dalamku sekalian. Aku hanya diam ketika dia melakukan hal itu, pikirku mungkin saja dia berubah pikiran. Tetapi ternyata dia kemudian menggenggam penisku dan dengan pelan mengocok penisku naik turun dengan irama yang teratur. Aku menyandarkan tubuhku pada dinding kamar dan masih dengan posisi jongkok dihadapanku Lydia tersenyum sambil terus mengocok batang penisku tetapi semakin lama semakin cepat.

Nafasku memburu kencang dan jantungku berdegub semakin tak beraturan dibuatnya, walaupun aku sangat sering masturbasi, tapi pengalaman dikocok oleh seorang cewek adalah yang pertama bagiku, apalagi ditambah pemandangan dua susu montok yang ikut bergoyang karena gerakan pemiliknya yang sedang menocok penisku bergantian dengan tangan kiri dan kanannya.

“Lyd.. mau keluar nih..” lirih kataku sambil memejamkan mata meresapi kenikmatan ini.
“Bentar, tahan dulu Ko..”jawabnya sambil melepaskan kocokannya.
“Loh kok dilepas?” tanyaku kaget.

Tanpa menjawab pertanyaanku, Lydia mendekatkan dadanya ke arah penisku dan tanpa sempat aku menebak maksudnya, dia menjepit penisku dengan dua susu montok nya yang besar itu. Sensasi luar biasa aku dapatkan dari penisku yang dijepit oleh dua gunung kembar itu membuatku terkesiap menahan napas.

Sebelum aku sempat bertindak apa-apa, dia kembali mengocok penisku yang terjepit diantara dua susu montok nya yang kini ditahan dengan menggunakan kedua tangannya. Kali ini seluruh urat-urat dan sendi-sendi di sekujur tubuhku pun turut merasakan kenikmatan yang lebih besar daripada kocokan dengan tangannya tadi.

“Enak nggak Ko?” tanyanya lirih kepadaku sambil menatap mataku.
“Gila.. enak banget Sayang.. terus kocok yang kencang..”

Tanganku yang masih bebas kugerakkan kearah pahanya yang mulus. Sesekali memutar arah ke bagian belakang untuk merasakan pantatnya yang lembut.

“Ahh.. ohh..” desahnya pelan sambil kembali memejamkan matanya.

Kocokan serta jepitan susu montok nya yang semakin keras semakin membuatku lupa daratan.

“Lyd.. aku keluar..”

Tanpa bisa kutahan lagi semprotan lahar panasku yang kental segera menyembur keluar dan membasahi lehernya dan sebagian area dadanya. Seluruh tubuhku lemas seketika dan hanya bisa bersandar di dinding kamar. Aku memandang nanar ke Lydia yang saat itu bangkit berdiri dan mencari tissue untuk membersihkan bekas spermaku. Ketika menemukan apa yang dicari, sambil tersenyum lagi dia bertanya

“Kamu seneng nggak”

Aku mengangguk sambil membalas senyumannya.

“Jangan bilang siapa-siapa yah, apalagi sama Voni” katanya memperingatkanku sambil memakai kembali BH dan bajunya yang tadi kulempar entah kemana.

“Iyalah.. masa gue bilang-bilang, nanti kamu nggak mau lagi ngocokin gue”

Lydia kembali hanya tersenyum padaku dan setelah menyisir rambut panjangnya dia pun beranjak menuju pintu.

“Gue bersih-bersih dulu yah, abis itu mau bobo” ujarnya sebelum membuka pintu.

“Thanks yah Lyd.. besok kesini lagi yah” balasku sambil menatap pintu yang kemudian ditutup kembali oleh Lydia.

Aku memejamkan mata sejenak untuk mengingat kejadian yang barusan berlalu, mimpi apa aku semalam bisa mendapat keberuntungan seperti ini. Tak sabar aku menunggu besok tiba, siapa tahu ternyata bisa mendapatkan lebih dari ini.

Bagaimana menurut anda dengan cerita panas SERBA HOT!!! hari ini ?. Muantap dong pastinya, Untuk cerita selanjutnya yang pastinya akan bikin kamu nambah crotttt lagi. Ditunggu ya bro makasi banget udah setia dengan blog kami. Salam sejahtera dan happy selalu bersama kami .

Jumat, 07 Juli 2017

SERBA HOT - RUPANYA SELAIN CANTIK DAN PUTIH MULUS GURU SD INI SANGAT HAUS AKAN BERMAIN SEX ?

SerbaHot
SERBA HOT - Kembali lagi bersama kami para pembaca setia kami, Seperti biasa kami selalu menghadirkan Cerita sex Terupdate untuk anda. Bagaimana dengan aktifitas anda hari ini, Lancar dong pastinya. Nahh.. tidak perlu banyak basa-basi lagi bro. Langsung aja sikat bro cerita panas kami hari ini crrrottttt .

Aku berprofesi sebagai guru di SD, mengajar di kelas 2 SD. Nama saya Bu Fira mengajar matematika. Aku berusia 30 tahun sudah berkeluarga dan memiliki 1 anak perempuan yang berusia 5tahun. Setiap tahun aku selalu berpindah tempat mengajar, hal sepele yang membuatku pindah. Yaitu mengganggu rumah tangga orang, aku terkenal sebagai penggangu guru laki-laki yang ada disekolah.

Aku guru yang berpenampilan rapi ake up teal, wajahku juga cantik. Banyak yang ngiri kalau lihat aku. Aku bekerja untuk diriku sendiri jadi ya cuek aja. Banyak yang mengguncing aku tentang sifatku yang sering menggoda guru laki-laki yang berusia tua maupun muda. Suamiku tidak bekerja karena sakit-sakitan hanya aku yang mencari nafkah.

Dia pun tidak tahu kalau aku berselingkuh, taunya aku sering dipindah karena di sekolah kekurangan guru. Suamiku sakit struk di usia yang sangat muda 35 tahun. Dulu dia bekerja di kantor, tetapi keadaan yang tidak memungkinkan lagi untuk bekerja. Kalau aku kerja suamiku dirawat ibunya, anakku di bawa pembantuku. Memuaskan nafsu saja sudah tidak bisa, penisnya tak dapat bereaksi apapun.

Ya mau gimana lagi aku harus mencari pemuas nafsuku. Gairah seksku tinggi kalau nggak cari pelampiasan aku bisa gila. Gajiku yang nggak seberapa, hanya buat makan dan membayar angsuran itu tidak cukup. Aku dipindah di SD yang sangat terpencil dari rumah pun jauh. Disana aku mendapat rumah dinas yang aku tempati.

Suamiku di rumah ikut dengan ibunya, karena nggak mungkin aku membawa dia ke rumah dinas yang sangat jauh. Mobil saja tidak bisa masuk, hanya mengendarai motor jalannya jelek banget. Anakku tinggal bersamaku, pembantu aku bawa ke desa. Sesekali kalau ada waktu aku pulang ke rumah, menjenguk suamiku.

Paling menginap satu malam saja, soalnya sekarang setiap hari aku mengajar. Di sekolah itu memang kekurangan guru matematika. Aku mengajar kelas 1,2 dan 3, jamnya pun padat. Suamiku memakluminya, dia juga memperbolehkan aku bekerja di desa karena dia menyadari bahwa aku tulang punggung di keluarga.

Pertama masuk sekolah seperti biasa aku memakai seragam besolek cantik. Para guru disana sangat terkejut melihat penampilanku. Aku dengan PD nya berkenalan, mereka tidak tahu latar belakang aku dipindah setau mereka karena kekurangan guru. Di SD Mangunsari ini kebanyakan berjenis laki-laki gurunya. Walaupun di desa tapi cakep-cakep gurunya.

Guru wanita hanya aku dan 2 orang saja, kepala sekolahnya aja ganteng banget. Paling juga seumuran suamiku, ada satu sasaran aku yang pertama namanya Pak Toni. Dia ganteng ya kelihatannya agak genit deh. Pertama masuk kelas gagal focus kebayang-bayang Pak Toni yang ganteng. Waktu itu kita rapat bareng membahas dana BOS, hingga sore hari.

Aku dan Pak Toni pulang akhir karena memang pengurus dana itu kita berdua. Aku mendekati Pak Toni yang sedang bermain laptop. Aku berusaha mengobrol lebih intim, agar suasana lebih hangat. Rokku yang pendek itu aku buka sedikit agar terlihat paha ku yang mulus, pak Toni meliriknya. Aku semakin mendekatkan diri disampingnya. 

Aku bertanya bagaimana hubungan dengan istrinya. Ternyata dia belum memilki anak, karena istrinya sibuk dan kerja setiap hari. Aku terus mendekatinya, tampak hujan turun dengan tiba-tiba rasanya dingin banget,
“ Pak dingin banget ya, aku lupa nggak bawa jaket ,” ucapku berbasa-basi.
Saat itu pakaianku yang serba mini membuat aku makin kedinginan,
“ Aku ambilkan jake-ku di jok motor ya bu, biar kamu nggak kedinginan…, ”

“ Nggak usah pak, asal bapak ada didekatku aku sudah merasa hangat kog, hhe…, ”jawabku dengan manja.
Aku membahas tentang keluargaku dan tentang masalah seksku. Saat itu kami berbincang cukup lama bahkan aku juga mengatakan kalau aku sudah lama tidak berhubungan seks. Mendengar ucapanku ternyata pak Toni mebglami hal yang sama denganku, dia juga sudah lama banget tidak menikmati tubuh istrinya. Memang kalau sudah kesempatan itu selalu ada kesamaan.

Mendengar itu aku-pun membelai dada pak Toni , saat itu pak Toni-pun membalas dengan pandangan yang tajam. Aku merasa dia mengamati kemolekan tubuhku dari atas ke bawah. Dia pandangi payudaraku yang montok sangat lama. Melijta hak itu aku-pun memberanikan diri untuk mendekati wajahnya, lalu aku mencium dan memeluk pak Toni.

Tanpamenolak tangan pak Toni-pun mulai mendekap dengan erat tubuhku. terlihat gairah seks kita saat itu sama-sama tinggi akibat sudah lamanya tidak berhubungan sex. Aku melepaskan dekapan itu kemudian aku melepas kancing bajuku. Aku lepas perlahan , Pak Toni terus memandangiku aku berusaha terus membangkitkan gairahnya.

Aku sengaja melepas satu persatu pakaianku dengan posisi berdiri tegak didepan pak Toni. Saat itu tepat payudaraku berada tepan di depan wajah pak Toni,
“ Pak gimana, aku seksi nggak ? sebagai salam perkenalan mau nggak kalau kita melepaskan gairah sex kita hari ini, secara nasib kitakan sama pak, hhe…, ” ucapku manja dan genit.
“ Wah boleh tuh bu, iya inbu montok sekali payudaranya, bikin gemes deh…, ” ucapk pak Toni dengan gemasnya.

Dengan sangat bersemangat aku-pun terus menggoda pak Toni, aku duduk dipangkuannya. Setelah itu pak Toni mulai bereaksi, dia mulai mencium bibirku dengan mesra. Aku membalas ciuman Pak Toni, sangat nikmat. Kedua tangan pak Toni melepas braku, payudara yang montok itu terlepas dari bra. Pak Toni dengan sigap meremas payudaraku , kedua tangan terus bermain sesuka hatinya,
“ Ouhhh… Ssssshhh… terus pak remas mak… Aghhhhh……, ” desahanku dengan manja.

Kemudian pak Toni mencium payudaraku, aku ditidurkan di bangku panjang lalu pak Toni membuka celana dan bajunya hingga dia tinggal memakai celana dalam saja. Tampak dari dalam celana penis itu panjang dan tegak berdiri. Celana dalam yang menutupi terlihat sesak menonjol. Rasanya saat itu aku ingin sekali menggigit penisnya yang panjang itu, uhhhh. Pak Toni mencium dan mengulum payudaraku.
Di terus memainkan payudaraku dengan memainkan putingku di putar-putar yang mebuat aku aku tak kuasa menahan nafsu sex kami.
Dengan penuh nafsu dia Terus mengkulum putting payudaraku, karena hal itu tubuhku-pun menggeliat merasakan kenikmatan sex yang luar biasa. Penis pak Toni yang besar mengenai memekku dan saling bergesekan.

Rasanya aku ingin segera masukinkontol pak Tony ke dalam memek aku, biar makin puas.Pak toni lihay memainkan jari dan mulutnya untuk membuat aku berirah. Mataku terpejam tanganku sembari mengelus wajah pak Toni,
“ Sssshhh… terus pak enak banget … terus pak… Ahhhh…, “ desah penuh nafsuku.

Mendengar aku mulai ngeracau Pak Toni-pun semakin liar saja memainkan jemarinya pada payuadaraku. Ouhhh geli-geli nikmat rasanya. Beberapa saat kami melakukan foreplay, Pak Toni-pun segera membuka celana dalamku yang sudah sedikit basah oleh lendir kawinku. Saat itu kami yang sudah sama-sama telanjang dan kami-pun sudah siap menikmati sensasi sex kami.

Kedua kakiku dibuka lebar hingga menganggkang, tangannya mengelus memekku yang besar ini lalu mulutnya mengecup memekku. Dia menjilati vagina-ku dan sesekali diajuga menyedot clitorisku dengan sangat buas.

“ Ouhhhhh… Pak, Shhhh… terus pak, sedot itil aku pak,Ahhhhhh…, ” desahku sudah Horny sekali.
Perlakuan pak Toni yang luar biasa itu membuat nafsu sexs-ku sangat tinggi, rasanya tubuhku sepeti melayang terbang keawan. Beberapa saat pak Toni menjilati memek-ku akhirnya basah lagi. Vagina-ku mengeluarkan cairan kental yang membasahi mulut Pak Toni. Saat itu sebenarnya aku malu, tapi melihat pak Toni yang lahap memjilati lendir itu aku menjadi tidak malu lagi.

Puas dengan menjilati memek-ku Pak Toni-pun mulai beraksi, ujung penisnya mulai digoyang-goyangkan pada lubang memekku, sangat nikmat rasanya. Semakin klama dia menggesek semakin licin saja memek-ku, hal itu membuat dia semakin mudah untuk memasukan penis-nya,
“ Ahhhhhhhh… terus pak lebnih dalamlagi masukin kontoln-nya… Ahhhh…., ” ucapku nikmat seiring masuknya penis pak Toni dalam linag senggamaku.
Saat itu penis-nya telah masuk seluruhnya ke dalam memekku, Ahhhh… sungguh nikmat. Setelah masuk seluruhnya pak Toni mulai menggoyangkan penisnya, sangat nikmat rasanya. Baru beberapa wakt saja, aku sudah nggak tahan, aku-pun sudah keluar lagi, dan cairan kental itu membasahi vagina-ku lagi. Semakin keras tusukan pak Toni, ternyata semakin nikmat banget.

Dengan gerakan maju mundur pak Toni terus memasukkan penisnya, dia terus mengocok penisnya didalam memekku. Mungkin karena sudah lama pak Toni ridak berhubungan sex, dia-pun nampaknya akan mendapatkan oramgasme-nya. padahal saat itu kami baru ML selama 10 menit. Genjotanya semakin kencang dan tidak lama kemudian,

“Ahhhhhhh… aku keluar Bu, Ouhhhhhh… Crooot… Crooot… Crooot… Crooot… ,”
Tersemburlah sperma pak Toni didalam memekku,
“ Ahhhhhhh… iya pak, Ouhhhhhh… hangat sekali sperma Pak toni rasanya… Ahhhh.., ” ucapku nikmat bercampur kecewa karena terlalu cepat durasi sex kami saat itu.

Saat itu pak Toni tampak ketakutan karena sperma masuk ke dalam. Mungkin dia takut kalau aku hamil, tetapi aku meyakinkan dia bahwa aku menggunakan kontrasepsi jadi mau berhubungan berkali-kali aku nggak bakalan hamil,
“ Terimakasih ya bu sudah memberikan kenikmatan sex padaku, tubuhmu yang mulus ini rela kamu berikan untuk aku jamah, ” ucap pak Toni terlihat puas.

“ Iya pak, lagiankan kita sama-sama enak, jadi aku juga terimakasih ya pak karena bapak udah puasin aku juga, hhe, ” ucapku.
Saat itu setelah puas aku dan pak Toni-pun segera memakai pakaian kami kembali. Hujan yang saat itu kembali turun dengan lebatnya, pada akhirnya aku-pun ngobrol kembali. Kita bertukar nomor telepon biar kalau kangen bisa saling menghubungi untuk memuaskan hasrat sex kami. Saat itu nampak hujan sedikit reda, melihat itu aku berpamitan pulang dengan memakai mantol karena sudah jam 8 malam.

Sesampainya di rumah aku mandi membersihkan badan tidurku pun nyenyak banget. Pagi menjelang aku terbangun dari tidurku sudah jam 6 aku kesiangan. Aku bergegas pergi ke sekolah dengan sangat terburu-buru. Aku lihat Pak Toni tidak ada diruangan guru. Mungkin terlambat karena semalam keasyikan ngeseks sama aku di sekolah.

Aku dipanggil pak kepala sekolah di ruangannya. Aku tanya pak Toni sepertinya belum nampak di ruangannya, ternyata ijin karena istrinya sakit. Pak Adit kepala sekolah yang masih berusia muda itu memanggilku untuk menanyakan laporan BOS itu. Tetapi aku jawab jika laporan belum selesai, Pak Adit nampaknya sedikit marah karena itu untuk rapat besok pagi,

“ Bagaimana sih bu, kok belum selesai besok saya bawa laporan itu untuk rapat…, ”ucapnya dengan raut wajah marah.
“ Maaf pak nanti saya selesaikan ya pak…, ” jawabku.
Sat itu tiba-tiba saja terlitas difikiranku untuk mendekati Pak Adit yang sedang murka itu,
“ Sudah dong pak, tolong jangan marah-marah pak nggak baik loh pak kalau diusia seperti bapak dipaka untukmarah-marah, hhe…, ” ucapku coba menenangkanya.

“ Sudah bu silahkan keluar dari ruangan saya, mohon jangan ganggu saya, ” ucapnymasih marah.
Saat itu ku enggan keluar dari ruangan Pak Adit aku mencoba mendekatinya. Aku belai wajahnya dengan tanganku. Secara lembut aku terus membelai, Pak Adit menolak belaianku. Aku duduk diatas meja Pak Adit, aku buka kakiku lebar-lebar. Tampak pak Adit terkejut melihat memekku yang tertutup celana dalam itu.

Mulailah aku membuka bajuku, aku buka secara perlahan seperti biasa jurus terjituku. Aku memperlihatkan payudara yang montok di hadapan Pak Adit. Payudaraku aku biarkan terbuka tanpa bra, Pak Adit tetap diam. Aku terus membangkitkan gairah seksnya. Aku membuka rok dan dalemanku, semakin melotot mata Pak Adit. Aku mengoyang-goyangkan tubuhku.

Aura sexs-ku sudah muncul sendiri, tingkahku sudah kerasukan nafsu yang tinggi. Tubuhku menggeliat terus sehingga Pak Adit tidak tahan. Pak Adit menarik tubuhku dan mengecup bibirku, payudaraku dia kulum sampai memerah,
” Ouhhh… pak…. Sssshhh… Enak pak , aahhhhhhh…, ” desahku.

Saat itu dia, terus mengulum payudaraku hingga aku sangat bergairah. Pak Adit juga mencium pusarku aku dan aku menggeliat manja. Setelah itu dia-pun meremas memekku dengan jemarinya, salah satu jarinya masuk ke dalam lubang memekku. Memainkan hingga vagina-ku basah,
“ Ouhhhhh… pak terus pak, Euhhhh…, ” ucapku merasa nikmat.

Selakanganku yang bersih dia jilat dengan lidah panjangnya. Terus dia jilat, nafsu birahi yang sangat memuncak. Tubuhku terus menggeliat manja, Pak Adit semakin keras memainkan lidahnya,
“ Ouhhhh… Sssshhhh… Ahhhhh…” desahanku makin keras saja saat itu.

Puasa dengan itu, pak Adit-pun segera berpindah untuk menjilati memekku. Dia menikmatinya dengan hasrat sex liarnya. Beberapa saat melakukan itu, tidak lama kemudian penisnya mulai dimasukkan ke dalam memekku yang basah ini. Terus dia tusukkan penis ke lubang kenikmatan ku hingga masuk jauh kedalam linag senggamaku,

“ Euhhh… Ouhhhh… memek kamu nikmat sekali Bu, Ahhhh…., ” desah pak Adit seiring masuknya penisnya didalam vagina-ku.
“ Iya pak, ayo setubuhi aku sepuasnya oak, terus sodok memek aku pak, Ahhhhhh…, ” ucapku.

Saat itu dia mengocok penisnya didalam memek-ku cukup lama, pak Adit lebih perkasa daripada pak Toni. Dia menusuk memek-ku dengan penuh gairah sex. Terlihat dia menyetubuhiku dengan penuh nafsu sampai keringatnya bercucuran membasahi tubuhku. Nampak wajah Pak Adit memerah, itu tanda bahwa gairah seks pak Adir sangat tinggi saat itu.

Menit demi menit gerakannya semakin keras saja,
“ Ouhhh pakk…. Ahhh… Ahhh… Ahhh… , ” desahku nikmat.
Kira-kira setelah setengah jam kami bercinta, pada akhirnya pak Adit-pun mendapatkan klimaks-nya,
“ Croooottt… Croooottt… Croooottt…, ” keluarlah sperma dari penisnya.

Lagi-lagi vagina-ku dibasahi oleh sperma seorang lelaki. Aku dan Pak Adit saat itu merasakan kenikmatan sex yang luar biasa. Wajah puas nampak di raut wajah pak kepala sekolah itu. dengan sedikit malu-malu dia menegnakan pakaiannya kembali. Aku langsung saja keluar dari ruangannya. Jam 11 sudah waktunya pulang namun aku harus tetap tinggal karena laporan harus jadi hari ini sedangkan Pak Toni tidak berangkat.

Aku di sekolah sendirian , tampak penjaga sekolah sedang bersih-bersih ruangan. Hujan lebat kembali datang membasahi bumi, seakan hujan selalu datang disaat tepat. Namun kali ini aku hanya bisa melamun karena sendirian di sekolah. Ruangan dekatku bocor, tampak air jatuh membasahi lantai. Aku binggung mencari ember namun tak ada ember.

Aku melihat penjaga mau pulang dengan memakai mantol. Aku berteriak memanggilnya, dia kembali ke sekolah. Aku minta tolong sama dia untuk mengepel sebentar karena ruangan bocor. Dia mengambil ember dan masuk ruangan. Penjaga sekolah itu masih muda, dia berumur 21 tahun. Masih jejaka nih bisa juga buat sasaran sore ini,

“ mas Slamet, temani aku dong kan takut disekolahan sendirian…, ” ucapku menggodanya.
“ Iya bu biar saya temani…, ” jawabnya.
Pemuda itu duduk di kursi dekat pintu secara tiba-tiba mendekatiku. Tanpa basa-basi dia mendekatiku dan memegang payudaraku. Entah mengapa dia seberani itu, yah mungkin saja dia sudah mendenagr tentang aku yang bisa dibilang sering selingku dan menggoda para lelaki. Aku yang sudah terbiasa dengan hal itu, aku-pun membiarkanya.

Bahkan aku sangat bersedia sekali dengan senang hati aku mempersilahkan dia memegangku sepuasnya. Tanpa basa-basi celana pemuda itu dia lepas,
“ Buu… kulumin penisku dong…, ”
Tanpa menjawanb aku menuruti perintah pemuda itu, aku membuka celana dalam. Pemuda itu duduk dikursi dan aku jngkok di bawahnya. Aku mencium penis muda itu, aku kulum tanganku mengocok penisnya. Sesekali aku menjilat selakangannya, tampak gairah nampak diraut wajah pemuda itu,

“ Ahhhhh…enak Bu… Ouhhh…, ” desahan mas Slamet nampak nikmat.
Terus aku kocok hingga licin banget, naik turun jemariku mengocok penisnya. Akhirnya sperma keluar sangat banyak di dalam mulutku. Aku telan sperma mas Slamet aku bersihkan dengan lidahku hingga bersih. Enak banget kenikmatan tersendiri bagiku menelan sperma. Setelah itu aku dan pemuda itu pulang. Seharian bisa 2 orang yang muasin aku.

Itu sudah hobiku, di sekolah ini tidak ada satupun yang tau tingkahku. Di SD itu aku lama banget sekitar 7 tahunan mengabdi di SD N XXXXXXX. Setiap hari ada saja yang aku ajak ngeseks. Pemuas nafsuku, tetangga sebelah penjaga sekolah bahkan pak kepala sekolah ketagihan. Terkadang kalau hari libur aku nggak pulang mereka datang ke rumah dinasku hanya untuk meluapkan gairah seksnya.

Aku selalu menerima siapa saja orang yang mau ngeseks sama aku. Karena itu sudah jadi hobiku nggak bisa aku tinggalkan. Apalagi udah pengertian pasti aksih uang jajan buat anakku, secara tidak langsung bertambah penghasilanku. Itulah aku kehidupanku dengan berbagai macam cerita sex yang aku lakukan setiap hari didalam kehidupanku. TamaT.

Bagaimana menurut anda dengan cerita panas SERBA HOT!!! hari ini ?. Muantap dong pastinya, Untuk cerita selanjutnya yang pastinya akan bikin kamu nambah crotttt lagi. Ditunggu ya bro makasi banget udah setia dengan blog kami. Salam sejahtera dan happy selalu bersama kami .

Kamis, 06 Juli 2017

SERBA HOT - BERMAIN SEX PENUH NIKMAT BERSAMA DENGAN JANDA MUDA PENGUSAHA

SerbaHot
SERBA HOT - Kembali lagi bersama kami para pembaca setia kami, Seperti biasa kami selalu menghadirkan Cerita sex Terupdate untuk anda. Bagaimana dengan aktifitas anda hari ini, Lancar dong pastinya. Nahh.. tidak perlu banyak basa-basi lagi bro. Langsung aja sikat bro cerita panas kami hari ini crrrottttt .

Kami berdua telentang di jok kami masing-masing, dengan kemaluan kami yang masih terbuka. Kami saling berpandangan dan tersenyum puas. Tangan kanan Mbak Iin meremas tangan kiriku, saya tidak tahu apa artinya, apakah ucapan terima kasih, pujian ataukah janji untuk mengulangi lagi apa yang telah kami lakukan.

Setelah istirahat sejenak, Mbak Iin mengambil tisue dan membersihkan cairan kental yang belepotan di perutku dan kemaluan saya. Mbak Iin memmbersihkannya dengan mesra dan terkadang bercanda dengan mencoba meremas dan membangunkan kembali rudal saya.

“Mbak. Jangan digoda lagi lho, kalau ngamuk lagi gimana..?” kataku bercanda.
“Coba aja kalau berani, siapa takut..!” jawabnya sambil menirukan iklan di TV.

Setelah membersihkan kemaluanku, dia juga membersihkan kemaluannya dengan tisue, dan memakai kembali CD-nya, merapihkan rok, blus dan BH-nya yang kusut. Sementara saya juga merapihkan kembali celana saya.

Dia menyisir rambutnya, dan merapikan kembali riasan wajahnya, sambil melirik dan tersenyum ke saya penuh bahagia.

“Mbak.., besok tetap lho ya jam sepuluh pagi.” saya mengingatkan.
“Pasti donk, mana sih yang nggak pengin sarang burungnya dimasukin burung.” canda dia.
“Apalagi sarangnya sudah kosong lama ya Mbak..?” godaku.
“Pasti enak kok kalau udah lama.” jawab dia.

Setelah kami semua rapih, Mbak Iin aku antar pulang dengan tetap berdekapan, dia tertidur di dadaku, tangan kiri saya untuk mendekap dia dan tangan kanan saya untuk pegang stir.
Sesampainya di rumah MBak Iin, cuaca masih gerimis. Mbak Iin menawarkan untuk mampir sebentar di rumah.

“Vi, masuk dulu yuk..! Aku buatkan kopi hangat kesukaanmu.” ajak Mbak Iin.
“Oke dech, aku parkir dulu mobilnya ya..?”

Sampai di dalam rumah Mbak Iin, ternyata Tarno tidak ada. Menurut Bi Inah, pembantu Mbak Iin, katanya Tarno hari ini tidak pulang, karena diminta atasannya dinas ke luar kota.

“Vi, ternyata Tarno malam ini nggak pulang. Kamu tidur aja disini, di kamar Tarno.” pinta Mbak Iin sambil senyum penuh arti.

Aku tahu kemana arah pembicaraan Mbak Iin.

“Nggak mau kalau tidur di kamar Tarno, aku takut sendirian.” godaku.
“Emangnya takut sama siapa..?”
“Ya takut kalau Mbak Iin nanti nggak nyusul ke kamarku.”

“Ssstt..! Jangan keras-keras, nanti ada yang denger.” Mbak Iin cemberut, takut kalau ada yang dengar.
“Ya udah, aku tidur sendiri di kamar Tarno, kalau nanti malam saya dimakan semut, jangan heran lho Mbak..!” saya pura-pura merajuk.

“Nggak usah ribut, mandi sana dulu, nanti malam kalau semua orang udah pada tidur, kamu boleh nyusul aku ke kamar, nggak saya kunci kamarku.” bisik Mbak Iin pelan.
“Siip dach..!” aku ceria dan langsung pergi mandi.

Habis mandi, badan saya terasa segar kembali. Saya langsung pergi ke kamar, pura-pura tidur. Tetapi di dalam kamar saya membayangkan apa yang akan saya lakukan nanti setelah berada di kamar Mbak Iin. Saya akan bercinta dengan orang yang sudah bertahun-tahun saya idamkan.

Jam di kamar saya menunjukkan pukul 12:30 malam. Kudengarkan kondisi di luar kamar sudah kelihatan sepi. Tidak terdengar suara apapun. TV di ruang keluarga juga sudah dimatikan Bi Inah kira-kira jam 11 tadi. Bi Inah adalah orang yang terakhir nonton TV setelah acara Srimulat yang merupakan acara kegemaran Bi Inah. Untuk mempelajari suasana, saya keluar pura-pura pergi ke kamar mandi. setelah benar-benar sepi, saya mengendap-endap masuk ke kamar Mbak Iin.

Lampu di kamar Mbak Iin remang-remang. Mbak Iin tidur telentang dengan mengenakan daster tipis yang semakin memperindah lekuk tubuh Mbak Iin. Tubuh Mbak Iin yang mungil tapi padat berisi, terlihat tampak sempurna dibalut daster tersebut. Dengan tidak sabar saya dekap tubuh Mbak Iin yang sedang telentang bagaikan landasan yang sedang menunggu pesawatnya mendarat.

Mbak Iin saya dekap hanya tersenyum sambil berbisik, “Sudah nggak sabar ya..?”
“Ya Mbak, perasaan waktu kok berjalan pelaan sekali..”

Saya cium belakang telinganya yang mungil dan ranum, kemudian ciuman saya bergeser ke pipinya dan akhirnya ke bibirnya yang mungil dan juga ranum. Kedua tangan Mbak Iin mendekap erat di leher saya. Tangan saya yang kiri saya letakkan di bawah kepala Mbak Iin untuk merangkulnya. Sedangkan tangan kanan saya gunakan untuk membelai dan melingkari sekitar susunya. Dan dengan perlahan dan lembut, telapak tangan saya gunakan untuk meremas-remas lingkaran luar payudaranya, dan ternyata Mbak Iin sudah tidak memakai BH lagi.

Erangan-erangan lembut Mbak Iin mulai keluar dari bibirnya, sedangkan kedua kakinya bergerak-gerak menandakan birahinya mulai timbul. Remasan-remasan tanganku di seputar susunya mendapatkan reaksi balasan yang cukup baik, karena kekenyalan susu Mbak Iin kelihatan semakin bertambah. Tangan kanan saya geserkan ke bawah, sebentar mengusap perutnya, beralih ke pusarnya, dan akhirnya saya gunakan untuk mengusap kewanitaannya. Ternyata Mbak Iin juga sudah tidak memakai CD, sehingga kemaluannya yang bulat dan mononjol, serta kelembutan rambut kemaluannya dapat saya rasakan dari luar dasternya.

Kedua kakinya semakin melebar, memberikan kesempatan seluas-luasnya tangan saya untuk membelai-belai kewanitaannya. Ciuman saya beberapa saat mendarat di bibirnya, kemudian saya alihkan turun ke lehernya, ke belakang telinganya, dan akhirnya turun ke bawah, melewati celah di bukit kembarnya. Saya ciumi lingkaran luar bukit kembarnya, sebelum akhirnya menyiumi puting susunya yang sudah mengacung. Ketika lidah saya menyium sampai ke putingnya, nafas Mbak Iin kelihatan mengangsur, menunjukkan kelegaan.

“Uuuccghh.. Allvii..!”

Tali daster yang menggantung di pundaknya, saya pelorotkan sehingga menyembullah kedua bukit kembarnya yang kenyal, dengan kedua putingnya yang sudah mengacung dan tegang. Saya ciumi sekali lagi kedua bukit kembarnya, dan saya jilati putingnya dengan lidah. Sementara kedua jari dari tangan kanan saya secara bersamaan membelai-belai kedua selangkangannya, yang terkadang diselingi dengan usapan kemaluan luarnya dengan telapak tangan kanan saya. Belaian ini memberikan kehangatan di bibir kewanitaannya, selain untuk meningkatkan rasa penasaran liang senggamanya.

Jari tengah saya gunakan untuk mebelai-belai bibir luar kemaluannya yang sudah sangat basah. Saya usap klitorisnya dengan lembut dan pelan dengan menggunakan ujung jari, membuat Mbak Iin semakin menikmati belaian lembut klitorisnya. Bibir kewanitaannya semakin merekah dan semakin basah.

Lidahku masih menari-nari di kedua putingnya yang semakin keras, jilatan lidah saya memberikan sensasi yang kuat bagi Mbak Iin. Terbukti dia semakin erat meremas rambut saya, deru nafasnya semakin memburu dan lenguhannya semakin kencang.

“Uuuccgghh.. Aaallvii.. uugghh.. eennaaggkk..”

Saya jilati kedua putingnya kanan dan kiri bergantian, sambil meremasi dengan lembut tetapi sedikit menekan kedua susunya dengan kedua tangan saya.

Setelah saya puas menciumi susunya, ciuman saya geser ke arah perutnya, saya jilati pusarnya, kembali Mbak Iin sedikit menggelinjang, mungkin karena kegelian. Ciuman terus saya geser ke bawah, ke arah pahanya, turun ke bawah betisnya, terus naik lagi ke atas pahanya, kemudian ciuman saya arahkan ke rambut kemaluannya yang lebat. Mendapat ciuman di rambut kemaluannya, kembali Mbak Iin menggelinjang-gelinjang. Saya buka bibir kemaluannya yang merekah, saya ciumi dan jilati seputar bibir kewanitaannya, terus lidah saya diusapkan ke klitorisnya, dan bergantian saya gigit, terkadang saya hisap klitorisnya.

Setiap sentuhan lidah saya menjilat pada klitorisnya, tangan Mbak Iin menjambak rambut saya. Kepalanya menggeleng-geleng, dengan dada yang dibusungkan, kedua kakinya mendekap erat leher saya, dan kicaunya semakin tidak karuan, “Uuuccgghh.. Aaallvvii.. uughh.. ggeellii.. uuff.. ggeellii.. seekkaallii..”

Cairan yang keluar dari kemaluannya semakin banyak, bau khas liang senggamanya semakin kuat menyengat. Rintihan, lenguhan yang keluar dari mulut Mbak Iin semakin kacau. Gerakan-gerakan tubuh, kaki dan gelengan-gelengan kepala Mbak Iin semakin kencang. Dadanya tiba-tiba dibusungkan, kedua kakinya tegang dan menjepit kepala saya. Saya mengerti kalau saat ini detik-detik orgasme akan segera melanda Mbak Iin.

Untuk memberikan tambahan sensasi kepada Mbak Iin, maka kedua putingnya saya usap-usap dengan kedua jari tangan, dengan mulut tetap menyedot dan menghisap klitorisnya, maka tiba-tiba,
“Aaauughh.. Aallvvii aakk.. kkuu.. kkeelluuarr.. Aaacchh..!”

Saya tetap menghisap klitorisnya. Dan dengan nafas masih terengah-engah, Mbak Iin bangun dan duduk.

“Ayo Alvi.., gantian kamu tidur aja telentang..!” kata Mbak Iin sambil menidurkan saya telentang.

Gantian Mbak Iin telungkup di samping saya. Tangannya yang lembut sudah mulai mengelus-elus batang kemaluan saya yang sudah sangat tegang. Mulutnya yang mungil mencium bibir, terus turun ke puting. Saya merasa sedikit kegelian ketika dicium puting saya. Mulutnya terus turun mencium pusar, dan akhirnya saya rasakan ada rasa hangat, basah dan sedikit sedotan sudah menjalar di rudal saya. Ternyata Mbak Iin mulai mengocok dan mengulum kejantanan saya. Mbak Iin mengulumnya dengan penuh nafsu. Matanya terpejam tetapi kepalanya turun naik untuk mengocok rudal saya.

Kepala kemaluan saya dijilatinya dengan lidah. Tekstur lidah yang lembut tapi sedikit kasar, membuat seakan ujung jari kaki saya terasa ada getaran listrik yang menjalar di seluruh kepala. Jilatan lidah di kepala rudal memang sangat enak. Aliran listrik terus menerus menjalar di sekujur tubuh saya. Kepala Mbak Iin yang naik turun mengocok kejantanan saya yang saya bantu pegangi dengan kedua tangan.

Kocokannya semakin lama semakin kuat, dan hisapan mulutnya seakan meremas-remas seluruh batang keperkasaan saya. Seluruh pori-pori tubuh saya seakan bergetar dan bergolak. Getaran-getaran yang menjalar dari ujung kaki dan dari ujung rambut kepala, seakan mengalir dan bersatu menuju satu titik, yaitu ke arah rudal keperkasaan saya.

Getaran-getaran tersebut makin hebat, akhirnya kemaluan saya menjadi seolah tanggul yang menahan air gejolak. Lama-lama pertahanan kemaluanku seakan jebol, dan tiba-tiba saya menjerit.

“Mmmbbakk Yaattii.. aaggkkuu kkelluuaarr..!”

Mendengar saya mengerang mau keluar, mulut Mbak Iin tidak mau melepaskan batang kejantanan saya, tetapi malah kulumannya dipererat. Mulut Mbak Iin menyedot-nyedot cairan yang keluar dari rudal saya dengan lahapnya, seakan tidak boleh ada yang tersisa. Batang kemaluan saya dihisap-hisapnya seakan menghisap es lilin. Sensasinya sungguh sangat dahsyat. Ternyata Mbak Iin sangat ahli dalam permainan oral.

Nafas saya sedikit tersengal, badan sedikit lemas, karena seakan-akan semua cairan yang ada di tubuh, mulai dari ujung kaki sampai dengan kepala, habis keluar tersedot oleh Mbak Iin.

Mbak Iin tersenyum puas sambil menggoda, “Gimana rasanya..?”
“Waduh.., Mbak luar biasa..” jawabku sambil masih terengah-engah.
“Nggak kalahkan dengan yang muda..?” kata Mbak Iin dengan berbangga.
“Yaa jelas yang lebih pengalaman donk yang lebih nikmat.”

Kami istirahat sejenak sambil minum. Tetapi ternyata Mbak Iin memang luar biasa. Baru istirahat beberapa menit, tangannya sudah mulai bergerak-gerak di perut, di paha dan di selangkangan saya, membuat rasa geli di sekujur tubuh. Tangannya kembali meremas-remasbatang kemaluan saya. Karena masih darah muda, maka hanya sedikit sentuhan, kemaluan saya langsung berdiri dengan gagahnya mencari sasaran. Melihat batang keperksaan saya dengan cepatnya berdiri lagi, wajah Mbak Iin kelihatan berseri-seri. Sambil tangannya tetap mengocoknya, kami saling berciuman.

Bibir Mbak Iin yang mungil memang sangat merangsang semua laki-laki yang melihatnya. Ciuman yang lembut dengan usapan-usapan tangan saya ke arah putingnya, membuat birahi Mbak Iin juga cepat naik. Putingnya seakan-akan menjadi tombol birahi. Begitu puting Mbak Iin disenggol, lenguhan nafasnya langsung mengencang, kedua kakinya bergerak-gerak, pertanda birahinya menggebu-gebu. Saya usap liang senggamanya dengan tangan, ternyata liang kenikmatan Mbak Iin sudah sangat basah.

“Gila bener cewek ini, cepet sekali birahinya..,” pikir saya dalam hati.

Mbak Iin menarik-narik punggung saya, seakan-akan memberi kode agar senjata rudal saya segera dimasukkan ke sarangnya yang sudah lama tidak dikunjungi burung pusaka.

“Ayo dong Vi..! Cepetan, Mbak sudah nggak tahan nich..!”

Alat vital saya sudah semakin tegang, dan saya sudah tidak sabar untuk merasakan kemaluan Mbak Iin yang mungil. Saya sapukan perlahan-lahan kepala kejantanan saya di bibir kewanitaannya. Kelihatan sekali kalau Mbak Iin menahan nafas, tandanya agak sedikit tegang, seperti gadis yang baru pertama kali main senggama. Setelah menyapukan kepala rudal saya beberapa kali di bibir kenikmatannya dan di klitorisnya. Akhirnya saya masukkan burung saya ke sarangnya dengan sangat perlahan.

Kedua tangan Mbak Iin meremas pundak saya. Kepalanya sedikit miring ke kiri, matanya terpejam dan mulutnya sedikit terbuka sangat seksi sekali, tandanya Mbak Iin sangat menikmati proses pemasukan batang kejantanan saya ke liang senggamanya. Lenguhan lega terdengar ketika kepala kemaluanku membentur di dasar liang kenikmatannya. Saya diamkan beberapa saat rudal saya terbenam di liang senggamanya untuk memberikan kesempatan kemaluan Mbak Iin merasakan rudal kenikmatan dengan baik.

Saya pompakan batang kejantanan saya ke liang senggama Mbak Iin dengan metode 10:1, yaitu sepuluh kali tusukan hanya setengah dari seluruh panjang batang kejantanan saya, dan satu kali tusukan penuh seluruh batang kejantanan saya sampai membentur ujung rahimnya. Metoda ini membuat Mbak Iin merancau tidak karuan.

Setiap kali tusukan saya penuh sampai ujung, saya kocok-kocokkan kejantanan saya beberapa lama, akhirnya saya rasakan kaki Mbak Iin melingkar kuat di pinggang saya. Kedua tangannya mencengkram punggung saya, dan dadanya diangkat membusung, seluruh badannya tegang mengencang, diikuti dengan lenguhan panjang, “Aaacchh.. aauugghh.. Aallvvii.. aakku.. kkeelluuaa.. aa.. rr..!”

“Vi, masuk dulu yuk..! Aku buatkan kopi hangat kesukaanmu.” ajak Mbak Iin.
“Oke dech, aku parkir dulu mobilnya ya..?”

Sampai di dalam rumah Mbak Iin, ternyata Tarno tidak ada. Menurut Bi Inah, pembantu Mbak Iin, katanya Tarno hari ini tidak pulang, karena diminta atasannya dinas ke luar kota.

“Vi, ternyata Tarno malam ini nggak pulang. Kamu tidur aja disini, di kamar Tarno.” pinta Mbak Iin sambil senyum penuh arti.

Aku tahu kemana arah pembicaraan Mbak Iin.

“Nggak mau kalau tidur di kamar Tarno, aku takut sendirian.” godaku.
“Emangnya takut sama siapa..?”
“Ya takut kalau Mbak Iin nanti nggak nyusul ke kamarku.”

“Ssstt..! Jangan keras-keras, nanti ada yang denger.” Mbak Iin cemberut, takut kalau ada yang dengar.
“Ya udah, aku tidur sendiri di kamar Tarno, kalau nanti malam saya dimakan semut, jangan heran lho Mbak..!” saya pura-pura merajuk.

“Nggak usah ribut, mandi sana dulu, nanti malam kalau semua orang udah pada tidur, kamu boleh nyusul aku ke kamar, nggak saya kunci kamarku.” bisik Mbak Iin pelan.
“Siip dach..!” aku ceria dan langsung pergi mandi.

Habis mandi, badan saya terasa segar kembali. Saya langsung pergi ke kamar, pura-pura tidur. Tetapi di dalam kamar saya membayangkan apa yang akan saya lakukan nanti setelah berada di kamar Mbak Iin. Saya akan bercinta dengan orang yang sudah bertahun-tahun saya idamkan.

Jam di kamar saya menunjukkan pukul 12:30 malam. Kudengarkan kondisi di luar kamar sudah kelihatan sepi. Tidak terdengar suara apapun. TV di ruang keluarga juga sudah dimatikan Bi Inah kira-kira jam 11 tadi. Bi Inah adalah orang yang terakhir nonton TV setelah acara Srimulat yang merupakan acara kegemaran Bi Inah. Untuk mempelajari suasana, saya keluar pura-pura pergi ke kamar mandi. setelah benar-benar sepi, saya mengendap-endap masuk ke kamar Mbak Iin.

Lampu di kamar Mbak Iin remang-remang. Mbak Iin tidur telentang dengan mengenakan daster tipis yang semakin memperindah lekuk tubuh Mbak Iin. Tubuh Mbak Iin yang mungil tapi padat berisi, terlihat tampak sempurna dibalut daster tersebut. Dengan tidak sabar saya dekap tubuh Mbak Iin yang sedang telentang bagaikan landasan yang sedang menunggu pesawatnya mendarat.

Mbak Iin saya dekap hanya tersenyum sambil berbisik, “Sudah nggak sabar ya..?”
“Ya Mbak, perasaan waktu kok berjalan pelaan sekali..”

Saya cium belakang telinganya yang mungil dan ranum, kemudian ciuman saya bergeser ke pipinya dan akhirnya ke bibirnya yang mungil dan juga ranum. Kedua tangan Mbak Iin mendekap erat di leher saya. Tangan saya yang kiri saya letakkan di bawah kepala Mbak Iin untuk merangkulnya. Sedangkan tangan kanan saya gunakan untuk membelai dan melingkari sekitar susunya. Dan dengan perlahan dan lembut, telapak tangan saya gunakan untuk meremas-remas lingkaran luar payudaranya, dan ternyata Mbak Iin sudah tidak memakai BH lagi.

Erangan-erangan lembut Mbak Iin mulai keluar dari bibirnya, sedangkan kedua kakinya bergerak-gerak menandakan birahinya mulai timbul. Remasan-remasan tanganku di seputar susunya mendapatkan reaksi balasan yang cukup baik, karena kekenyalan susu Mbak Iin kelihatan semakin bertambah. Tangan kanan saya geserkan ke bawah, sebentar mengusap perutnya, beralih ke pusarnya, dan akhirnya saya gunakan untuk mengusap kewanitaannya. Ternyata Mbak Iin juga sudah tidak memakai CD, sehingga kemaluannya yang bulat dan mononjol, serta kelembutan rambut kemaluannya dapat saya rasakan dari luar dasternya.

Kedua kakinya semakin melebar, memberikan kesempatan seluas-luasnya tangan saya untuk membelai-belai kewanitaannya. Ciuman saya beberapa saat mendarat di bibirnya, kemudian saya alihkan turun ke lehernya, ke belakang telinganya, dan akhirnya turun ke bawah, melewati celah di bukit kembarnya. Saya ciumi lingkaran luar bukit kembarnya, sebelum akhirnya menyiumi puting susunya yang sudah mengacung. Ketika lidah saya menyium sampai ke putingnya, nafas Mbak Iin kelihatan mengangsur, menunjukkan kelegaan.

“Uuuccghh.. Allvii..!”

Tali daster yang menggantung di pundaknya, saya pelorotkan sehingga menyembullah kedua bukit kembarnya yang kenyal, dengan kedua putingnya yang sudah mengacung dan tegang. Saya ciumi sekali lagi kedua bukit kembarnya, dan saya jilati putingnya dengan lidah. Sementara kedua jari dari tangan kanan saya secara bersamaan membelai-belai kedua selangkangannya, yang terkadang diselingi dengan usapan kemaluan luarnya dengan telapak tangan kanan saya. Belaian ini memberikan kehangatan di bibir kewanitaannya, selain untuk meningkatkan rasa penasaran liang senggamanya.

Jari tengah saya gunakan untuk mebelai-belai bibir luar kemaluannya yang sudah sangat basah. Saya usap klitorisnya dengan lembut dan pelan dengan menggunakan ujung jari, membuat Mbak Iin semakin menikmati belaian lembut klitorisnya. Bibir kewanitaannya semakin merekah dan semakin basah.

Lidahku masih menari-nari di kedua putingnya yang semakin keras, jilatan lidah saya memberikan sensasi yang kuat bagi Mbak Iin. Terbukti dia semakin erat meremas rambut saya, deru nafasnya semakin memburu dan lenguhannya semakin kencang.

“Uuuccgghh.. Aaallvii.. uugghh.. eennaaggkk..”

Saya jilati kedua putingnya kanan dan kiri bergantian, sambil meremasi dengan lembut tetapi sedikit menekan kedua susunya dengan kedua tangan saya.

Setelah saya puas menciumi susunya, ciuman saya geser ke arah perutnya, saya jilati pusarnya, kembali Mbak Iin sedikit menggelinjang, mungkin karena kegelian. Ciuman terus saya geser ke bawah, ke arah pahanya, turun ke bawah betisnya, terus naik lagi ke atas pahanya, kemudian ciuman saya arahkan ke rambut kemaluannya yang lebat. Mendapat ciuman di rambut kemaluannya, kembali Mbak Iin menggelinjang-gelinjang. Saya buka bibir kemaluannya yang merekah, saya ciumi dan jilati seputar bibir kewanitaannya, terus lidah saya diusapkan ke klitorisnya, dan bergantian saya gigit, terkadang saya hisap klitorisnya.

Setiap sentuhan lidah saya menjilat pada klitorisnya, tangan Mbak Iin menjambak rambut saya. Kepalanya menggeleng-geleng, dengan dada yang dibusungkan, kedua kakinya mendekap erat leher saya, dan kicaunya semakin tidak karuan, “Uuuccgghh.. Aaallvvii.. uughh.. ggeellii.. uuff.. ggeellii.. seekkaallii..”

Cairan yang keluar dari kemaluannya semakin banyak, bau khas liang senggamanya semakin kuat menyengat. Rintihan, lenguhan yang keluar dari mulut Mbak Iin semakin kacau. Gerakan-gerakan tubuh, kaki dan gelengan-gelengan kepala Mbak Iin semakin kencang. Dadanya tiba-tiba dibusungkan, kedua kakinya tegang dan menjepit kepala saya. Saya mengerti kalau saat ini detik-detik orgasme akan segera melanda Mbak Iin.

Untuk memberikan tambahan sensasi kepada Mbak Iin, maka kedua putingnya saya usap-usap dengan kedua jari tangan, dengan mulut tetap menyedot dan menghisap klitorisnya, maka tiba-tiba,
“Aaauughh.. Aallvvii aakk.. kkuu.. kkeelluuarr.. Aaacchh..!”

Saya tetap menghisap klitorisnya. Dan dengan nafas masih terengah-engah, Mbak Iin bangun dan duduk.

“Ayo Alvi.., gantian kamu tidur aja telentang..!” kata Mbak Iin sambil menidurkan saya telentang.

Gantian Mbak Iin telungkup di samping saya. Tangannya yang lembut sudah mulai mengelus-elus batang kemaluan saya yang sudah sangat tegang. Mulutnya yang mungil mencium bibir, terus turun ke puting. Saya merasa sedikit kegelian ketika dicium puting saya. Mulutnya terus turun mencium pusar, dan akhirnya saya rasakan ada rasa hangat, basah dan sedikit sedotan sudah menjalar di rudal saya. Ternyata Mbak Iin mulai mengocok dan mengulum kejantanan saya. Mbak Iin mengulumnya dengan penuh nafsu. Matanya terpejam tetapi kepalanya turun naik untuk mengocok rudal saya.

Kepala kemaluan saya dijilatinya dengan lidah. Tekstur lidah yang lembut tapi sedikit kasar, membuat seakan ujung jari kaki saya terasa ada getaran listrik yang menjalar di seluruh kepala. Jilatan lidah di kepala rudal memang sangat enak. Aliran listrik terus menerus menjalar di sekujur tubuh saya. Kepala Mbak Iin yang naik turun mengocok kejantanan saya yang saya bantu pegangi dengan kedua tangan.

Kocokannya semakin lama semakin kuat, dan hisapan mulutnya seakan meremas-remas seluruh batang keperkasaan saya. Seluruh pori-pori tubuh saya seakan bergetar dan bergolak. Getaran-getaran yang menjalar dari ujung kaki dan dari ujung rambut kepala, seakan mengalir dan bersatu menuju satu titik, yaitu ke arah rudal keperkasaan saya.

Getaran-getaran tersebut makin hebat, akhirnya kemaluan saya menjadi seolah tanggul yang menahan air gejolak. Lama-lama pertahanan kemaluanku seakan jebol, dan tiba-tiba saya menjerit.

“Mmmbbakk Yaattii.. aaggkkuu kkelluuaarr..!”

Mendengar saya mengerang mau keluar, mulut Mbak Iin tidak mau melepaskan batang kejantanan saya, tetapi malah kulumannya dipererat. Mulut Mbak Iin menyedot-nyedot cairan yang keluar dari rudal saya dengan lahapnya, seakan tidak boleh ada yang tersisa. Batang kemaluan saya dihisap-hisapnya seakan menghisap es lilin. Sensasinya sungguh sangat dahsyat. Ternyata Mbak Iin sangat ahli dalam permainan oral.

Nafas saya sedikit tersengal, badan sedikit lemas, karena seakan-akan semua cairan yang ada di tubuh, mulai dari ujung kaki sampai dengan kepala, habis keluar tersedot oleh Mbak Iin.

Mbak Iin tersenyum puas sambil menggoda, “Gimana rasanya..?”
“Waduh.., Mbak luar biasa..” jawabku sambil masih terengah-engah.
“Nggak kalahkan dengan yang muda..?” kata Mbak Iin dengan berbangga.
“Yaa jelas yang lebih pengalaman donk yang lebih nikmat.”

Kami istirahat sejenak sambil minum. Tetapi ternyata Mbak Iin memang luar biasa. Baru istirahat beberapa menit, tangannya sudah mulai bergerak-gerak di perut, di paha dan di selangkangan saya, membuat rasa geli di sekujur tubuh. Tangannya kembali meremas-remasbatang kemaluan saya. Karena masih darah muda, maka hanya sedikit sentuhan, kemaluan saya langsung berdiri dengan gagahnya mencari sasaran. Melihat batang keperksaan saya dengan cepatnya berdiri lagi, wajah Mbak Iin kelihatan berseri-seri. Sambil tangannya tetap mengocoknya, kami saling berciuman.

Bibir Mbak Iin yang mungil memang sangat merangsang semua laki-laki yang melihatnya. Ciuman yang lembut dengan usapan-usapan tangan saya ke arah putingnya, membuat birahi Mbak Iin juga cepat naik. Putingnya seakan-akan menjadi tombol birahi. Begitu puting Mbak Iin disenggol, lenguhan nafasnya langsung mengencang, kedua kakinya bergerak-gerak, pertanda birahinya menggebu-gebu. Saya usap liang senggamanya dengan tangan, ternyata liang kenikmatan Mbak Iin sudah sangat basah.

“Gila bener cewek ini, cepet sekali birahinya..,” pikir saya dalam hati.

Mbak Iin menarik-narik punggung saya, seakan-akan memberi kode agar senjata rudal saya segera dimasukkan ke sarangnya yang sudah lama tidak dikunjungi burung pusaka.

“Ayo dong Vi..! Cepetan, Mbak sudah nggak tahan nich..!”

Alat vital saya sudah semakin tegang, dan saya sudah tidak sabar untuk merasakan kemaluan Mbak Iin yang mungil. Saya sapukan perlahan-lahan kepala kejantanan saya di bibir kewanitaannya. Kelihatan sekali kalau Mbak Iin menahan nafas, tandanya agak sedikit tegang, seperti gadis yang baru pertama kali main senggama. Setelah menyapukan kepala rudal saya beberapa kali di bibir kenikmatannya dan di klitorisnya. Akhirnya saya masukkan burung saya ke sarangnya dengan sangat perlahan.

Kedua tangan Mbak Iin meremas pundak saya. Kepalanya sedikit miring ke kiri, matanya terpejam dan mulutnya sedikit terbuka sangat seksi sekali, tandanya Mbak Iin sangat menikmati proses pemasukan batang kejantanan saya ke liang senggamanya. Lenguhan lega terdengar ketika kepala kemaluanku membentur di dasar liang kenikmatannya. Saya diamkan beberapa saat rudal saya terbenam di liang senggamanya untuk memberikan kesempatan kemaluan Mbak Iin merasakan rudal kenikmatan dengan baik.

Saya pompakan batang kejantanan saya ke liang senggama Mbak Iin dengan metode 10:1, yaitu sepuluh kali tusukan hanya setengah dari seluruh panjang batang kejantanan saya, dan satu kali tusukan penuh seluruh batang kejantanan saya sampai membentur ujung rahimnya. Metoda ini membuat Mbak Iin merancau tidak karuan.

Setiap kali tusukan saya penuh sampai ujung, saya kocok-kocokkan kejantanan saya beberapa lama, akhirnya saya rasakan kaki Mbak Iin melingkar kuat di pinggang saya. Kedua tangannya mencengkram punggung saya, dan dadanya diangkat membusung, seluruh badannya tegang mengencang, diikuti dengan lenguhan panjang, “Aaacchh.. aauugghh.. Aallvvii.. aakku.. kkeelluuaa.. aa.. rr..!”

Bagaimana menurut anda dengan cerita panas SERBA HOT!!! hari ini ?. Muantap dong pastinya, Untuk cerita selanjutnya yang pastinya akan bikin kamu nambah crotttt lagi. Ditunggu ya bro makasi banget udah setia dengan blog kami. Salam sejahtera dan happy selalu bersama kami .

Rabu, 05 Juli 2017

SERBA HOT - PENGALAMAN BERCINTA YANG KUDAPATKAN DARI BIBIKU SENDIRI MEMBUATKU SEMAKIN DEWASA

SerbaHot
SERBA HOT - Kembali lagi bersama kami para pembaca setia kami, Seperti biasa kami selalu menghadirkan Cerita sex Terupdate untuk anda. Bagaimana dengan aktifitas anda hari ini, Lancar dong pastinya. Nahh.. tidak perlu banyak basa-basi lagi bro. Langsung aja sikat bro cerita panas kami hari ini crrrottttt .

Kisah ini diawali dari jaman aku sma. Dulu waktu aku sma, aku selalu pilih-pilih dalam mencintai wanita. Hal ini yang jadi awal mula cerita seks top terbagus sekaligus cerita sex spesial yang akan aku ceritakan di situs serbahot. Itulah mungkin yang mengakibatkan cerita dewasa sedarah ini terjadi.

Aku tak pernah mendekati seorang cewek pun di SMA. Padahal boleh dibilang aku ini bukan orang yang jelek-jelek amat. Para gadis sering histeris ketika melihat aku beraksi dibidang olahraga, seperti basket, lari dan sebagainya. Dan banyak surat cinta cewek yang tidak kubalas. Sebab aku tidak suka mereka. Untuk masalah pelajaran aku terbilang normal, tidak terlalu pintar, tapi teman-teman memanggilku kutu buku, padahal masih banyak yang lebih pintar dari aku, mungkin karena aku mahir dalam bidang olahraga dan dalam pelajaran aku tidak terlalu bodoh saja akhirnya aku dikatakan demikian.

Ketika kelulusan, aku pun masuk kuliah di salah satu perguruan tinggi di Malang. Di sini aku numpang di rumah bibiku. Namanya Dewi. Aku biasanya memanggilnya mbak Dewi, kebiasaan dari kecil mungkin. Ia tinggal sendirian bersama kedua anaknya, semenjak suaminya meninggal ketika aku masih SMP ia mendirikan usaha sendiri di kota ini. Yaitu berupa rumah makan yang lumayan laris, dengan bekal itu ia bisa menghidupi kedua anaknya yang masih duduk di SD.

Ketika datang pertama kali di Malang, aku sudah dijemput pakai mobilnya. Lumayanlah, perjalanan dengan menggunakan kereta cukup melelahkan. Pertamanya aku tak tahu kalau itu adalah mbak Dewi. Sebab ia kelihatan muda. Aku baru sadar ketika aku menelpon hp-nya dan dia mengangkatnya. Lalu kami bertegur sapa. Hari itu juga jantungku berdebar. Usianya masih 32 tapi dia sangat cantik. Rambutnya masih panjang terurai, wajahnya sangat halus, ia masih seperti gadis. Dan di dalam mobil itu aku benar-benar berdebar-debar.

“Capek Dek Iwan?”, tanyanya.

“Iyalah mbak, di kereta duduk terus dari pagi”, jawabku. “Tapi mbak Dewi masih cantik ya?”

Ia ketawa, “Ada-ada saja kamu”.

Selama tinggal di rumahnya mbak Dewi. Aku sedikit demi sedikit mencoba akrab dan mengenalnya. Banyak sekali hal-hal yang bisa aku ketahui dari mbak Dewi. Dari kesukaannya, dari pengalaman hidupnya. Aku pun jadi dekat dengan anak-anaknya. Aku sering mengajari mereka pelajaran sekolah.

Tak terasa sudah satu semester lebih aku tinggal di rumah ini. Dan mbak Dewi sepertinya adalah satu-satunya wanita yang menggerakkan hatiku. Aku benar-benar jatuh cinta padanya. Tapi aku tak yakin apakah ia cinta juga kepadaku. Apalagi ia adalah bibiku sendiri. Malam itu sepi dan hujan di luar sana. Mbak Dewi sedang nonton televisi. Aku lihat kedua anaknya sudah tidur. Aku keluar dari kamar dan ke ruang depan. Tampak mbak Dewi asyik menonton tv. Saat itu sedang ada sinetron.

“Nggak tidur Wan?”, tanyanya.

“Masih belum ngantuk mbak”, jawabku.

Aku duduk di sebelahnya. Entah kenapa lagi-lagi dadaku berdebar kencang. Aku bersandar di sofa, aku tidak melihat tv tapi melihat mbak Dewi. Ia tak menyadarinya. Lama kami terdiam.

“Kamu banyak diam ya”, katanya.

“Eh..oh, iya”, kataku kaget.

“Mau ngobrolin sesuatu?”, tanyanya.

“Ah, enggak, pingin nemeni mbak Dewi aja”, jawabku.

“Ah kamu, ada-ada aja”

“Serius mbak”

“Makasih”

“Restorannya gimana mbak? Sukses?”

“Lumayanlah, sekarang bisa waralaba. Banyak karyawannya, urusan kerjaan semuanya tak serahin ke general managernya. Mbak sewaktu-waktu saja ke sana”, katanya. “Gimana kuliahmu?”

“Ya, begitulah mbak, lancar saja”, jawabku.

Aku memberanikan diri memegang pundaknya untuk memijat. “Saya pijetin ya mbak, sepertinya mbak capek”.

“Makasih, nggak usah ah”

“Nggak papa koq mbak, cuma dipijit aja, emangnya mau yang lain?”

Ia tersenyum, “Ya udah, pijitin saja”

Aku memijiti pundaknya, punggungnya, dengan pijatan yang halus, sesekali aku meraba ke bahunya. Ia memakai tshirt ketat. Sehingga aku bisa melihat lekukan tubuh dan juga tali bh-nya. Dadanya mbak Dewi besar juga. Tercium bau harum parfumnya.

“Kamu sudah punya pacar Wan?”, tanya mbak Dewi.

“Nggak punya mbak”

“Koq bisa nggak punya, emang nggak ada yang tertarik ama kamu?”

“Saya aja yang nggak tertarik ama mereka”

“Lha koq aneh? Denger dari mama kamu katanya kamu itu sering dikirimi surat cinta”

“Iya, waktu SMA. Kalau sekarang aku menemukan cinta tapi sulit mengatakannya”

“Masa’?”

“Iya mbak, orangnya cantik, tapi sudah janda”, aku mencoba memancing.

“Siapa?”

“Mbak Dewi”.

Ia ketawa, “Ada-ada saja kamu ini”.

“Aku serius mbak, nggak bohong, pernah mbak tahu aku bohong?”,

Ia diam.

“Semenjak aku bertemu mbak Dewi, jantungku berdetak kencang. Aku tak tahu apa itu. Sebab aku tidak pernah jatuh cinta sebelumnya. Semenjak itu pula aku menyimpan perasaanku, dan merasa nyaman ketika berada di samping mbak Dewi. Aku tak tahu apakah itu cinta tapi, kian hari dadaku makin sesak. Sesak hingga aku tak bisa berpikir lagi mbak, rasanya sakit sekali ketika aku harus membohongi diri kalau aku cinta ama mbak”, kataku.

“Wan, aku ini bibimu”, katanya.

“Aku tahu, tapi perasaanku tak pernah berbohong mbak, aku mau jujur kalau aku cinta ama mbak”, kataku sambil memeluknya dari belakang.

Lama kami terdiam. Mungkin hubungan yang kami rasa sekarang mulai canggung. Mbak Dewi mencoba melepaskan pelukanku.

“Maaf wan, mbak perlu berpikir”, kata mbak Dewi beranjak. Aku pun ditinggal sendirian di ruangan itu, tv masih menyala. Cukup lama aku ada di ruangan tengah, hingga tengah malam kira-kira. Aku pun mematikan tv dan menuju kamarku. Sayup-sayup aku terdengar suara isak tangis di kamar mbak Dewi. Aku pun mencoba menguping. cerita novelseks.com

“Apa yang harus aku lakukan?….Apa…”

Aku menunduk, mungkin mbak Dewi kaget setelah pengakuanku tadi. Aku pun masuk kamarku dan tertidur. Malam itu aku bermimpi basah dengan mbak Dewi. Aku bermimpi bercinta dengannya, dan paginya aku dapati celana dalamku basah. Wah, mimpi yang indah.

Paginya, mbak Dewi selesai menyiapkan sarapan. Anak-anaknya sarapan. Aku baru keluar dari kamar mandi. Melihat mereka dari kejauhan. Mbak Dewi tampak mencoba untuk menghindari pandanganku. Kami benar-benar canggung pagi itu. Hari ini nggak ada kuliah. Aku bisa habiskan waktu seharian di rumah. Setelah ganti baju aku keluar kamar. Tampak mbak Dewi melihat-lihat isi kulkas.

“Waduh, wan, bisa minta tolong bantu mbak?”, tanyanya.

“Apa mbak?”

“Mbak mau belanja, bisa bantu mbak belanja? Sepertinya isi kulkas udah mau habis”,katanya.

“OK”

“Untuk yang tadi malam, tolong jangan diungkit-ungkit lagi, aku maafin kamu tapi jangan dibicarakan di depan anak-anak”, katanya. Aku mengangguk.

Kami naik mobil mengantarkan anak-anak mbak Dewi sekolah. Lalu kami pergi belanja. Lumayan banyak belanjaan kami. Dan aku menggandeng tangan mbak Dewi. Kami mirip sepasang suami istri, mbak Dewi rasanya nggak menolak ketika tangannya aku gandeng.Mungkin karena barang bawaannya banyak. Di mobil pun kami diam. Setelah belanja banyak itu kami tak mengucapkan sepatah kata pun. Namun setiap kali aku bilang ke mbak Dewi bahwa perasaanku serius.

Hari-hari berlalu. Aku terus bilang ke mbak Dewi bahwa aku cinta dia. Dan hari ini adalah hari ulang tahunnya. Aku membelikan sebuah gaun. Aku memang menyembunyikannya. Gaun ini sangat mahal, hampir dua bulan uang sakuku habis. Terpaksa nanti aku minta ortu kalau lagi butuh buat kuliah.

Saat itu anak-anak mbak Dewi sedang sekolah. Mbak Dewi merenung di sofa. Aku lalu datang kepadanya. Dan memberikan sebuah kotak hadiah.

“Apa ini?”, tanyanya.

“Kado, mbak Dewikan ulang tahun hari ini”,

Ia tertawa. Tampak senyumnya indah hari itu. Matanya berkaca-kaca ia mencoba menahan air matanya. Ia buka kadonya dan mengambil isinya. Aku memberinya sebuah gaun berwarna hitam yang mewan.

“Indah sekali, berapa harganya?”, tanyanya.

“Ah nggak usah dipikirkan mbak”, kataku sambil tersenyum. “Ini kulakukan sebagai pembuktian cintaku pada mbak”

“Sebentar ya”, katanya. Ia buru-buru masuk kamar sambil membawa gaunnya.

Tak perlu lama, ia sudah keluar dengan memakai baju itu. Ia benar-benar cantik.

“Bagaimana wan?”, tanyanya.

“Cantik mbak, Superb!!”, kataku sambil mengacungkan jempol.

Ia tiba-tiba berlari dan memelukku. Erat sekali, sampai aku bisa merasakan dadanya. “Terima kasih”

“Aku cinta kamu mbak”, kataku.

Mbak Dewi menatapku. “Aku tahu”

Aku memajukan bibirku, dan dalam sekejap bibirku sudah bersentuhan dengan bibirnya. Inilah first kiss kita. Aku menciumi bibirnya, melumatnya, dan menghisap ludahnya. Lidahku bermain di dalam mulutnya, kami berpanggutan lama sekali. Mbak Dewi mengangkat paha kirinya ke pinggangku, aku menahannya dengan tangan kananku. Ia jatuh ke sofa, aku lalu mengikutinya.

“Aku juga cinta kamu wan, dan aku bingung”, katanya.

“Aku juga bingung mbak”

Kami berciuman lagi. Mbak Dewi berusaha melepas bajuku, dan tanpa sadar, aku sudah hanya bercelana dalam saja. Penisku yang menegang menyembul keluar dari CD. Aku membuka resleting bajunya, kuturunkan gaunnya, saat itulah aku mendapati dua buah bukit yang ranum. Dadanya benar-benar besar. Kuciumi putingnya, kulumat, kukunyah, kujilati. Aku lalu menurunkan terus hingga ke bawah. Ha? Nggak ada CD? Jadi tadi mbak Dewi ke kamar ganti baju sambil melepas CD-nya.

“Nggak perlu heran Wan, mbak juga ingin ini koq, mungkin inilah saat yang tepat”, katanya.

Aku lalu benar-benar menciumi kewanitaannya. Kulumat, kujilat, kuhisap. Aku baru pertama kali melakukannya. Rasanya aneh, tapi aku suka. Aku cinta mbak Dewi. Mbak Dewi meremas rambutku, menjambakku. Ia menggelinjang. Kuciumi pahanya, betisnya, lalu ke jempol kakinya. Kuemut jempol kakinya. Ia terangsang sekali. Jempol kaki adalah bagian paling sensitif bagi wanita.

“Tidak wan, jangan….AAAHH”, mbak Dewi memiawik.

“Kenapa mbak?” kataku.

Tangannya mencengkram lenganku. Vaginanya basah sekali. Ia memejamkan mata, tampak ia menikmatinya. “Aku keluar wan”

Ia bangkit lalu menurunkan CD-ku. Aku duduk di sofa sambil memperhatikan apa yang dilakukannya.

“Gantian sekarang”, katanya sambil tersenyum.

Ia memegang penisku, diremas-remas dan dipijat-pijatnya. Oh…aku baru saja merasakan penisku dipijat wanita. Tangan mbak Dewi yang lembut, hangat lalu mengocok penisku. Penisku makin lama makin panjang dan besar. Mbak Dewi menjulurkan lidahnya. Dia jilati bagian pangkalnya, ujungnya, lalu ia masukkan ujung penisku ke dalam mulutnya. Ia hisap, ia basahi dengan ludahnya. Ohh…sensasinya luar biasa.

“Kalau mau keluar, keluar aja nggak apa-apa wan”, kata mbak Dewi.

“Nggak mbak, aku ingin keluar di situ aja?”, kataku sambil memegang liang kewanitaannya.

Ia mengerti, lalu aku didorongnya. Aku berbaring, dan ia ada di atasku. Pahanya membuka, dan ia arahkan penisku masuk ke liang itu. Agak seret, mungkin karena memang ia tak pernah bercinta selain dengan suaminya. Masuk, sedikit demi sedikit dan bless….Masuk semuanya. Ia bertumpu dengan sofa, lalu ia gerakkan atas bawah.

“Ohh….wan…enak wan…”, katanya.

“Ohhh…mbak…Mbak Dewi…ahhh…”, kataku.

Dadanya naik turun. Montok sekali, aku pun meremas-remas dadanya. Lama sekali ruangan ini dipenuhi suara desahan kami dan suara dua daging beradu. Plok…plok..plok..cplok..!! “Waan…mbak keluar lagi…AAAHHHH”

Mbak Dewi ambruk di atasku. Dadanya menyentuh dadanku, aku memeluknya erat. Vaginanya benar-benar menjepitku kencang sekali. Perlu sedikit waktu untuk ia bisa bangkit. Lalu ia berbaring di sofa.

“Masukin wan, puaskan dirimu, semprotkan cairanmu ke dalam rahimku. Mbak rela punya anak darimu wan”, katanya. 

Aku tak menyia-nyiakannya. Aku pun memasukkannya. Kudorong maju mundur, posisi normal ini membuatku makin keenakan. Aku menindih mbak Dewi, kupeluk ia, dan aku terus menggoyang pinggulku. Rasanya udah sampai di ujung. Aku mau meledak. AAHHHH….

“Oh wan…wan…mbak keluar lagi”, mbak Dewi mencengkram punggungku. Dan aku menembakkan spermaku ke rahimnya, banyak sekali, sperma perjaka. Vaginanya mbak Dewi mencengkramku erat sekali, aku keenakkan. Kami kelelahan dan tertidur di atas sofa, Aku memeluk mbak Dewi.

Siang hari aku terbangun oleh suara HP. Mbak Dewi masih di pelukanku. Mbak Dewi dan aku terbangun. Kami tertawa melihat kejadian lucu ini. Waktu jamnya menjemput anak-anak mbak Dewi sepertinya.

Mbak Dewi menyentuh penisku. “Ini luar biasa, mbak Dewi sampe keluar berkali-kali, Wan, kamu mau jadi suami mbak?”

“eh?”, aku kaget.

“Sebenarnya, aku dan ibumu itu bukan saudara kandung. Tapi saudara tiri. Panjang ceritanya. Kalau kamu mau, aku rela jadi istrimu, asal kau juga mencintai anak-anakku, dan menjadikan mereka juga sebagai anakmu”, katanya.

Aku lalu memeluknya, “aku bersedia mbak”.

Setelah itu entah berapa kali aku mengulanginya dengan mbak Dewi, aku mulai mencoba berbagai gaya. Mbak Dewi sedikit rakus setelah ia menemukan partner sex baru. Ia suka sekali mengoral punyaku, mungkin karena punyaku terlalu tangguh untuk liang kewanitaannya. hehehe…tapi itulah cintaku, aku cinta dia dan dia cinta kepadaku. Kami akhirnya hidup bahagia, dan aku punya dua anak darinya. Sampai kini pun ia masih seperti dulu, tidak berubah, tetap cantik.

Bagaimana menurut anda dengan cerita panas SERBA HOT!!! hari ini ?. Muantap dong pastinya, Untuk cerita selanjutnya yang pastinya akan bikin kamu nambah crotttt lagi. Ditunggu ya bro makasi banget udah setia dengan blog kami. Salam sejahtera dan happy selalu bersama kami .