Sabtu, 05 November 2016

SERBA HOT !!!

TIDAK MENYANGKA GUA DI GEMPUR ABIS OLEH PERMAINAN TANTE MAYA YANG NAKAL

Dadupoker
HalloOoo BrooOo, Jumpa lagi bersama kami SERBA HOT, Seperti biasa bro kami selalu menghadirkan cerita dewasa yang panas dan terupdate untuk anda, Tentunya untuk para pembaca setia kami, Malam ni sudah malam minggu ya nggak terasa, Bagi yang malam minggu selamat minggu ya hppy ENJOY !!!, YUkk langsung saja tanpa basa-basi lagi mari langsung saja sikat terus cerita dewasa yang kami berikan .

Setelah tamat dari SMU, Gua mencoba merantau ke Jakarta. Gua berasal dari keluarga yang tergolong miskin. Di kampung orang tuaku bekerja sebagai buruh tani. Gua anak pertama dan memiliki dua orang adik perempuan, yang nota bene masih bersekolah. Gua  ke Jakarta hanya berbekal ijazah SMU.

Dalam perjalanan ke Jakarta, Gua selalu terbayang akan suatu kegagalan. Apa jadinya Gua yang anak desa ini hanya berbekal Ijazah SMU mau mengadu nasib di kota buas seperti Jakarta. Selain berbekal Ijazah yang nyaris tiada artinya itu, Gua memiliki keterampilan hanya sebagai supir angkot. Gua bisa menyetir mobil, karena Gua di kampung, setelah pulang sekolah selalu diajak paman untuk narik angkot.

Gua menjadi keneknya, paman supirnya. Tiga tahun pengalaman menjadi awak angkot, cukup membekal Gua dengan keterampilan setir mobil. Paman yang melatih Gua menjadi supir yang handal, baik dan benar dalam menjalankan kendaraan di jalan raya. Gua selalu memegang teguh pesan paman, bahwa : mengendarai mobil di jalan harus dengan sopan santun dan berusaha sabar dan mengalah.

Pesan ini tetap kupegang teguh. Di Jakarta Gua numpang di rumah sepupu, yang kebetulan juga bekerja sebagai buruh pabrik di kawasan Pulo Gadung. Kami menempati rumah petak sangat kecil dan sangat amat sederhana. Lebih sederhana dari rumah type RSS ( Rumah Susah Selonjor).

Selain niatku untuk bekerja, Gua juga berniat untuk melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi. Dua bulan lamanya Gua menganggur di Jakrta. Lamar sana sini, jawabnya selalu klise, ” tidak ada lowongan “. Pada suatu malam, yakni malam minggu, ketika Gua sedang melamun, terdengar orang mengucap salam dari luar. Ku bukakan pintu, ternya pak RT yang datang.

Pak RT minta agar Gua sudi menjadi supir pribadi dari sebuah keluarga kaya. Keluarga itu adalah pemilik perusahaan dimana pak RT bekerja sebagai salah seorang staff di cabang perusahaan itu. Sepontan Gua menyetujuinya. Esoknya kami berangkat kekawasan elite di Jakarta. Ketika memasuki halaman rumah yang besar seperti istana itu, hatiku berdebar tak karuan.

Setelah kami dipersilahkan duduk oleh seorang pembantu muda di ruang tamu yang megah itu, tak lama kemudian muncul seorang wanita yang tampaknya muda. Kami memberi hormat pada wanita itu. Wanita itu tersenyum ramah sekali dan mempersilahkan kami duduk, karena ketika dia datang, sepontan Gua dan pak RT berdiri memberi salam ” selamat pagi”.

Pak RT dipersilahkan kembali ke kantor oleh wanita itu, dan diruangan yang megah itu hanya ada Gua dan dia si wanita itu. ” Benar kamu mau jadi supir pribadiku ? ” tanyanya ramah seraya melontarkan senyum manisnya. ” Iya Nyonya, saya siap menjadi supir nyonya ” Jawabku. ” jangan panggil Nyonya, panggil saja saya ini Ibu, Ibu Maya ” Sergahnya halus. Gua mengangguk setuju. ” Kamu masih kuliah ?”

” Tidak nyonya eh…Bu ?!” jawabku. ” Saya baru tamat SMU, tapi saya berpengalaman menjadi supir sudah tiga ahun” sambungku. Wanita itu menatapku dalam-dalam. Ditatapnya pula mataku hingga Gua jadi slah tingkah. Diperhatikannya Gua dari atas samapi kebawah. ” kamu masih muda sekali, ganteng, nampaknya sopan, kenapa mau jadi supir ?” tanyanya.

” Saya butuh uang untuk kuliah Bu ” jawabku. ” Baik, saya setuju, kamu jadi supir saya, tapi haru ready setiap saat. gimana, okey ? ” ” Saya siap Bu.” Jawabku. ” Kamu setiap pagi harus sudah ready di rumah ini pukul enam, lalu antar saya ke tempat saya Fitness, setelah itu antar saya ke salon, belanja, atau kemana saya suka. Kemudian setelah sore, kamu boleh pulang, gimana siap ? “

” Saya siap Bu” Jawabku. ” Oh..ya, siapa namamu ? ” Tanyanya sambil mengulurkan tangannya. Sepontan Gua menyambut dan memegang telapak tangannya, kami bersalaman. ” Saya Leman Bu, panggil saja saya Leman ” Jawabku. ” Nama yang bagus ya ? tau artinya Leman ? ” Tanyanya seperti bercanda. ” Tidak Bu ” Jawabku.

” Leman itu artinya Lelaki Idaman ” jawabnya sambil tersenyum dan menatap mataku. Gua tersenyum sambil tersipu. lama dia menatapku. Tak terpikir olehku jika Gua bakal mendapat majikan seramah dan se santai Ibu Maya. Gua mencoba juga untuk bergurau, kuberanita diri untuk bertanya pada beliau.

” Maaf, Bu. jika nama Ibu itu Maya, apa artinya Bu ? ” ” O..ooo, itu, Maya artinya bayangan, bisa juga berarti khayalan, bisa juga sesuatu yang tak tampak, tapi ternyata ada.Seperti halnya cita-citamu yang kamu anggap mustahil ternyata suatu saat bisa kamu raih, nah,,,khayalan kamu itu berupa sesuiatu yang bersifat maya, ngerti khan ? ” Jawabnya serius.

Gua hanya meng-angguk-angguk saja sok tahu, sok mengerti, sok seperti orang pintar. Jika kuperhatikan, body Ibu Maya seksi sekali, tubuhnya tidak trlampau tinggi, tapi padat berisi, langsing, pinggulnya seperti gitar sepanyol. Ynag lebih, gila, pantatnya bahenol dan buah dadanya wah…wah…wah…puyeng Gua melihatnya.

Dirumah yang sebesar itu, hanya tinggal Ibu Maya, Suaminya, dan dua putrinya, yakni Mira sebagai anak kedua, dan Yanti si bungsu yang masih duduk di kelas III SMP, putriny yang pertama sekolah mode di Perancis. Pembantunya hanya satu, yakni Bi Irah, tapi seksinya juga luar biasa, janda pula ! Ibu Maya memberi gaji bulanan sangat besar sekali, dan jika difikir-fikir, mustahil sekali.

Setelah satu tahu Gua bekerja, sudah dua kali dia menaikkan agjiku, Katanya dia puas atas disiplin kerjaku. Gaji pertama saja, lebih dari cukup untuk membayar uang kuliahku. Gua mengambil kuliah di petang hari hingga malam hari disebuah Universitas Swasta. Untuk satu bulan gaji saja, Gua bisa untuk membayar biaya kuliah empat semster, edan tenan….sekaligus enak…tenan….!!! dasar rezeki, tak akan kemana larinya.

Masuk tahun kedua Gua bekerja, keakraban dengan Ibu Maya semakin terasa. Setelah pulang Fitness, dia minta jalan-jalan dulu. Yang konyol, dia selalu duduk di depan, disebelahku, hingga terkadang Gua jadi kagok menyetir, eh…lama lama biasa. Disuatu hari sepulang dari tempat Fitnes, Ibu Maya minta diatar keluar kota. Seperti biasa dia pindah duduk ke depan. Dia tak risih duduk disebelah supir pribadinya.

Ketika tengah berjalan kendaraan kami di jalan tol jagorawi, tiba-tiba Ibu maya menyusuh nemepi sebentar. Gua menepi, dan mesin mobil BMW itu kumatikan. Jantungku berdebar, jangan-jangan ada kesalahan yang Gua perbuat. ” Man,?, kamu sudah punya pacar ? ” Tanyanya. ” Belum Bu ” Jawabku singkat. ” Sama sekali belum pernah pacaran ?” ” Belum BU, eh…kalau pacar cinta monyet sih pernah Bu, dulu di kampung sewaktu SMP”

” Berapa kali kamu pacaran Man ? sering atau cuma iseng ?” tanyanya lagi. Gua terdiam sejenak, kubuang jauh-jauh pandanganku kedepan. Tanganku masih memegang setir mobil. Kutarik nafas dalam-dalam. ” Saya belum pernah pacaran serius Bu, cuma sebatas cintanya anak yang sedang pancaroba” Jawabku menyusul.

” Bagus…bagus…kalau begitu, kamu anak yang baik dan jujur ” ujarnya puas sambil menepuk nepuk bahuku. Gua sempat bingung, kenapa Bu Maya pertanyaannya rada aneh ? terlalu pribadi lagi ? apakah Gua mau dijodohkan dengan salah seorang putrinya ? ach….enggak mungkin rasanya, mustahil, mana mungkin dia mau punya menantu anak kampung seprti Gua ini ?! Setelah itu kami melanjutkan perjalanan kepuncak, bahkan sampai jalan-jalan sekedar putar-putar saja di kota Sukabumi.

Gua heran bin heran, Bu Maya kok jalan-jalan hanya putar-putar kota saja di Sukabumi, dan yang lebih heran lagi, Bu Maya hanya memakai pakaian Fitness berupa celana training dan kaos olah raga. Setelah sempat makan di rumah makan kecil di puncak, hari sudah mulai gelap dan kami kembali meneruskan perjalanan ke Jakarta. Ditengah perjalanan di jalan yang gelap gulita, Bu Maya minta untu berbelok ke suatu tempat. Gua menurut saja apa perintahnya.

Gua tak kenal daerah itu, yang kutahu hanya berupa perkebunan luas dan sepi serta gelap gulita. Ditengah kebun itu bu Maya minta kaku berhenti dan mematikan mesin mobil. Gua masih tak mengerti akan tingkah Bu Maya. Tiba-tiba saja tangan Bu Maya menarik lengaku. ” Coba rebahkan kepalamu di pangkuanku Man ?” Pintanya, Gua menurut saja, karena masih belum mengerti.

Astaga….setelah Gua merebahkan kepalaku di pangkuan Bu Maya dengan keadaan kepala menghadap keatas, kaki menjulur keluar pintu, Bu Maya menarik kaosnya ketas. Wow…samar-samar kulihat buah dadanya yang besar dan montok. Buah dada itu didekatkan ke wajahku.

Lalu dia berkata ” Cium Man Cium…isaplah, mainkan sayang …?” Pintanya. Baru Gua mengerti, Bu Maya mengajak Gua ketempat ini sekedar melampiaskan nafsunya. Sebagai laki-laki normal, karuan saja Gua bereaksi, kejantananku hidup dan bergairah. Siapa nolak diajak kencan dengan wanita cantik dna seksi seperti Bu Maya. Kupegangi tetek Bu Maya yang montok itu, kujilati putingnya dan kuisap-isap.

Tampak nafas Bu Maya ter engah-engah tak karuan, menandakan nafsu biarahinya sedang naik. Gua masih mengisap dan menjilati teteknya. Lalu bu Maya minta agar Gua bangun sebentar. Dia melorotkan celana trainingnya hingga kebawah kaki. Bagian bawah tubuh Bu Maya tampak bugil. Samar-samar oleh sinar bulan di kegelapan itu. ” Jilat Man jilatlah, Gua nafsu sekali, jilat sayang ” Pinta Bu Maya agar Gua menjilati memeknya.

Oh….memek itu besar sekali, menjendol seperti kura-kura. tampaknya dia sedang birahi sekali, seperti puting teteknya yang ereksi. Gua menurut saja, seperti sudah terhipnotis. Memek Bu Maya wangi sekali, mungkin sewaktu di restauran tadi dia membersihkan kelaminnya dan memberi wewangian. Sebab dia sempat ke toilet untuk waktu yang lumayang lama. Mungkin disana dia membersihkan diri.

Dia tadi ke tolilet membawa serta tas pribadinya. Dan disana pula dia mengadakan persiapan untuk menggempur Gua . Kujilati liang kemaluan itu, tapi Bu Maya tak puas. Disuruhnya Gua keluar mobil dan disusul olehnya. Bu Maya membuka bagasi mobil dan mengambil kain semacam karpet kecil lalu dibentangkan diatas rerumputan. Dia merebahkan tubuhnya diatas kain itu dan merentangnya kakinya.

” Ayo Man, lakukan, hanya ada kita berdua disini, jangan sia-siakan kesempatan ini Man, Gua sayang kamu Man ” katanya setengah berbisik, Gua tak menjawab, Gua hanya melakukan perintahnya, dan sedikit bicara banyak kerja. Ku buka semua pakaianku, lalu ku tindih tubuh Bu Maya. Dipeluknya Gua , dirogohnya alat kelaminku dan dimasukkan kedalam memeknya.

Kami bersetubuh ditengah kebun gelap itu dalam suasana malam yang remang-remang oleh sinar gemintang di langit. Gua menggenjot memek Bu Maya sekuat mungkin. ” jangan keluar dulua ya ? saya belum puas ” Pintanya mesra. Gua diam saja, Gua masih melakukan adegan mengocok dengan gerakan penis keluar masuk lubang memek Bu Maya. Nikmat sekali memek ini, pikirku.

Bu Maya pindah posisi , dia diatas, dan bukan main permainannya, goyangnyanya. ” Remas tetekku Man, remaslah….yang kencang ya ?” Pintanya. Gua meremasnya. ” Cium bibirku Man..cium ? Gua mencium bibir indah itu dan kuisap lidahnya dalam-dalam, nikmat sekali, sesekali dia mengerang kenikmatan.

” Sekarang isap tetekku, teruskan… terus….. Oh…. Ohhhh….. Man… Leman.. .Ohhh…Gua keluar Man….Gua kalah” Dia mencubiti pinggulku, sesekali tawanya genit. ” kamu curang….Gua kalah” ujarnya. ” Sekarang gilirang kamu Man….keluarkan sebanyak mungkin ya? ” pintanya. ” Saya sudah keluar dari tadi Bu, tapi saya tetap bertahan, takut Ibu marah nanti ” Jawabku.

” Oh Ya?…gila..kuat amat kamu ?!” balas Bu Maya sambul mencubit pipiku. ” Kenapa Ibu suka main di tempat begini gelap ?” ” Gua suka alam terbuka, di alam terbuka Gua bergairah sekali. Kita akan lebih sering mencari tempat seperti alam terbuka. Minggu depan kita naik kapal pesiarku, kita main diatas kapal pesiar di tengah ombak bergulung. Atau kita main di pinggir sungai yang sepi, ah… terserah kemana kamu mau ya Man ?”

Selesai main, setelah kami membersihkan alat vital hanya dengan kertas tisue dan air yang kami ambil dari jiregen di bagasi mobil, kami istirahat. Bu Maya yang sekarang tidur di pangkuanku. Kami ngobrol panjang lebar, ngalor ngidul. Setelah sekian lama istirahat, kontolku berdiri lagi, dan dirasakan oleh kepala Bu maya yang menyentuh batang kejantananku.

Tak banyak komentar celanaku dibukanya, dan Gua dalam sekejap sudah bugil. Disuruhnya Gua tidur dengan kaki merentang, lalu Bu Maya membuka celana trainingnya yang tanpa celana dalam itu. Bu Maya mengocok-ngocok penisku, diurutnya seperti gerakan tukang pjit mengurut tubuh pasiennya. Gerakan tangan Bu Maya mengurut naik-turun. Karuan saja penisku semakin membesar dan membesar.

Diisapnya penisku yang sudah ereksi besar sekali, dimainkannya lidah Bu Maya di ujung penisku. Setelah itu, Bu Maya menempelkan buah dadanya yang besar itu di penisku. Dijepitkannya penisku kedalam tetek besar itu, lalu di goyang-goyang seperti gerakan mengocok.

” Gimana Man ? enah anggak ? ” ” Enak Bu, awas lho nanti muncrat Bu” jawabku.. ” Enggak apa, ayo keluarkan, nanti kujilati pejuhmu, Gua mau kok ?!” . Bu Maya masih giat bekerja giat, dia berusaha untuk memuaskan Gua . Tak lama kemudian, Bu Maya naik keposisi atas dan seperti menduduki penisku, tapi lobang memeknya dimasuki penisku. Digoyang terus…hingga Gua merasakan nikat yang luar biasa.

Tiba -tiba Bu Maya terdiam, berhenti bekerja, lalu berjata :” Rasakan ya Man ? pasti kamu bakal ketagihan ” Gua membisu saja. dan ternya Ohh….memek Bu Maya bisa melakukan gerakan empot-empot, menyedot-nyedot dan meng-urut-urut batang kontolku dari bagian kepala hingga ke bagian batang bawah,

Oh….nikmat sekali, ini yang namanya empot ayam, luar biasa kepiawaian Bu Maya dalam bidang oleh seksual. ” Enak syang ?” tanyanya. Belum sempat Gua menjawab, yah….Gua keluar, air maniku berhamburan tumpah ditenga liang kemaluan Bu Maya. ” Itu yang namanya empot-empot Man, itulah gunanya senam sex, berarti Gua sukses l;atihan senam sex selama ini

” Katanya bangga. ” Sekarang kamu puasin Gua ya ? ” Kata Bu Maya seraya mengambil posisi . Ku tancapkan lagi kontolku yang masih ereksi kedalam memek bu Maya, Ku genjot terus. ” Yang dalam man…yang dalam ya..teruskan sayang…? oh….enak sekali penismu…..oh….terus sayang ?!” Pinta Bu Maya.

Gua masih memuaskan Bu Maya, Gua tak mau kalah, kujilati pula lubang memeknya, duburnya dan seluruh tubuhnya. Ternyata Bu Maya orgasme setelah Gua menjlati seluruh tubuhnya. ” kamu pintar sekali Man ? belajar dimana ? ” ” Tidak bu, refleks saja” Jawabku. Sebelum kami meninggalkan tempat itu, Bu Maya masih sempat minta satu adegan lagi.

Tapi kali ini hanya sedikit melorotkan celana trainingnya saja. demikian pula Gua , hanya membuka bagian penis saja. Bu Maya minta Gua melakukanya di dalam mobil, tapi ruangannya sempit sekali. Dengan susah payang kami melakukannya dan akhirnya toh juga mengambil posisinya berdiri dengan tubuh Bu Maya disandarkan di mobil sambil meng-angkat sedikit kaki kanannya.

Sejak saat malam pertama kami itu, Gua dan Bu Maya sering bepergian keluar kota, ke pulau seribu, ke pinggir pantai, ke semak-semak di sebuah desa terpencil, yah pokoknya dia cari tempat-tempat yang aneh-aneh. Tak kusadari kalau Gua sebenarnya menjadi gigolonya Bu Maya. Dan beliaupun semakin sayang padaku, uang mengalir terus ke kocekku, tanpa pernah Gua meminta bayaran.

Dia menyanggupi untuk membiayai kuliah hingga tamat, asal Gua tetap selalu besama Bu Maya yang cantik itu. Selesai .

Bagaiman nihh menurut anda broOoooo Wihhh,,,,, asoyyy bener ya ?, Kapan ya baru dapet kayak gitu, Hahahaha.... santai brooOooo untuk gitu si gampang aja bro asal mau berusaha, Baiklah kalau begitu selamat beraktifitas kembali lagi brooo di tunggu ya bro kelanjutan cerita panas kami SERBA HOT, Terimakasih .

0 komentar:

Posting Komentar